Chef Tampan Pilihanku

Chareen membuka matanya, hal pertama kali yang ia lihat adalah langit-langit rumah sakit. Tangan kanannya terasa ada yang memegang nya hingga akhirnya Chareen menoleh ke samping.

Di sana terlihat sosok kedua orang tuanya, William dan Alegra yang sibuk berbincang. Tangan Chareen di pegang erat oleh Alegra, hal itu membuat Chareen mengeryit heran.

"Mom...." Panggil Chareen membuat mereka langsung menatapnya.

"Sayang? Apa kau baik-baik saja? bagian mana yang terasa sakit?" Cemas Yuna dengan mengusap kening Chareen.

"Haus...." Lirih Chareen.

Yuna segera meminumkan air yang sudah tersedia di nakas, Dong Song yang berada di samping Yuna nampak begitu cemas. Chareen yakin bahwa Dady nya itu belum sempat berganti pakaian karena masih menggunakan jas kebesaran nya.

"Apa masih terasa sakit?" Tanya Dong Song dengan lembut pada Chareen.

Chareen hanya mengangguk kecil dengan tangan kiri yang memegang perutnya, mereka berdua menghela nafas panjang.

"Apa kau lupa bahwa kau memiliki riwayat penyakit lambung?" Tanya Yuna yang membuat Chareen diam.

"Mom dan Dad akan ke ruang dokter dulu..." Pamit Yuna yang di balas anggukan oleh Chareen.

William sendiri hanya diam dan menatap Chareen sebentar, dia mengelus rambut Chareen dan pergi juga hingga menyisakan Alegra dan Chareen saja di sana.

Mereka terus diam dalam waktu yang lumayan lama, hingga akhirnya Chareen tersadar dari tangannya yang masih di pegang oleh Alegra. Chareen langsung melepaskan nya dan mulai memejamkan matanya kembali.

"Maaf...." Ucap Alegra membuat Chareen kembali membuka matanya.

"Maaf, aku tidak tahu jika...."

"Bukan, ini bukan salahmu..." Senyum Chareen membuat Alegra menghela nafas berat.

"Tap..."

"Aku sudah bilang ini bukan salahmu Ale, jangan ganggu aku. Aku ingin istirahat...."

"Baiklah.... Aku akan menemanimu disini" Ucap Alegra dan memilih untuk duduk di kursi samping.

Entah apa yang di lakukan Alegra hingga membuat tangan nya mengelus rambut Chareen yang mulai memejamkan matanya kembali.

"Kenapa aku merasa sedih saat melihatnya terluka seperti ini?" -Alegra.

Chareen sebenarnya tidak tidur, dia hanya malas berbicara dengan Alegra. Hingga akhirnya Chareen merasakan seseorang yang merebahkan kepalanya di samping tubuhnya.

Setelah beberapa saat lamanya terdengar suara dengkuran seseorang, Chareen membuka matanya dan melihat sosok Alegra yang tertidur dengan tangan yang memeluk perut nya.

"Apa aku begitu jahat karena merebut nya dari wanita lain? hahah tidak Chareen, apa yang kau lakukan itu sudah benar!! Kau menyelamatkan laki-laki yang kau cintai dari seorang ****** itu" Ucap Chareen dalam hati.

Ceklekkk

Chareen memberikan isyarat pada mereka untuk diam, mereka pun hanya mengangguk. Chareen tersenyum karena kedua orang tuanya sangat mengerti, begitu pun dengan William yang datang bersama Claire.

"Kak Chareen, apa kau baik-baik saja? aku sangat khawatir sekali, bukankah pagi tadi aku melihat mu baik-baik saja?" Cemas Claire yang berdiri di samping Chareen.

"Aku baik baik saja.." Senyum Chareen.

"Tap..."

"Aku baik-baik saja Claire, kak Will bagaimana dengan jadwal ku besok?"

"Kau ini, apa kau tidak lihat jika kau masih terluka? dokter menyarankan mu untuk istirahat selama 3 hari. Jadi jadwal pemotretan nya sudah di ganti setelah kau sembuh" Jelas William.

"Hhh Syukurlah..." Lega Chareen.

"Oh ya, tuan Bernard ada di depan. Dia datang untuk menjenguk mu" Ucap William yang dibalas anggukan oleh nya.

Masuklah sosok laki-laki tampan dengan mata yang sipit, jika di bandingkan dengan Alegra mereka hanya berbeda beberapa tingkatan saja. Alegra tampan dari segi tubuh dan kulit nya yang sawo matang, terlihat hot dan menggairahkan. Sedangkan Bernard, dia berkulit putih pucat khas Korea sama seperti kedua orang tuanya.

"Selamat sore nona Chareen...." Sapa Bernard yang membawa buah-buahan dan meletakkan nya di meja.

"Sore juga tuan Ben" Balas Chareen dengan tersenyum.

Bernard melirik sosok Alegra yang tertidur dengan memeluk pinggang Chareen, dia sempat terkejut karena ada laki-laki yang memeluk nya tapi dia tidak bisa melihat sosok tersebut karena Alegra menghadap ke arah Chareen.

"Ahh... Silahkan duduk tuan" Sela William yang mengetahui gerak-gerik keduanya.

"Tidak perlu, saya masih memiliki urusan. Mungkin jika saya luang saya akan kesini lagi" Senyum nya.

"Oh baiklah" Angguk William.

Bisa Chareen pastikan jika Bernard sangat penasaran dengan sosok Alegra, untung saja dia tidak melihat nya.

"Kak, bagaimana bisa kak Ale tidur?" Kesal Claire, bukan nya menjaga Alegra malah tertidur di sana.

"Diamlah, sebenarnya Alegra juga sedang sakit. Kau tidak lihat luka di kepalanya?" Tanya Chareen dengan menunjuk luka tersebut yang masih di plester.

"Astaga!!.." Pekik Claire dan hendak menyentuh luka tersebut namun segera Chareen tepis.

"Jangan menyentuh nya, nanti dia akan terbangun" Ucap Chareen membuat Claire cemberut.

"Baiklah...." Pasrah nya.

Mereka akhirnya berbincang ringan hingga kedua orang tua Chareen datang, mereka tersenyum saat melihat sosok Claire di sana.

"Bagaimana kabar mu sayang?" Tanya Yuna pada Claire.

"Aku baik tan" Balas nya dengan tersenyum lebar.

"Lulus sekolah kau akan berkuliah di mana?"

"Entahlah, kak Ale bilang aku akan berkuliah di Inggris. Sedangkan kak Garel menyuruhku berkuliah di China, tapi papa dan mama menyuruh ku disini"

"Hahaha, kau tahu? itu karena kedua orang tua mu tidak mau kau jauh dari mereka"

"Ya tan, aku juga tahu...."

Chareen tidak terlalu memperhatikan mereka, dia sibuk melihat wajah Alegra yang nampak damai saat tertidur. Chareen tersenyum lebar karena tanpa di duga Alegra tengah memeluknya, terasa hangat dan nyaman.

Mereka yang mendapatkan kode dari Claire langsung menatap ke arah Chareen yang sibuk menyentuh wajah Alegra dengan ekspresi yang berbinar-binar.

"Om, Tante.... Sebenarnya papa dan mama tidak merestui hubungan kak Ale dengan kekasih nya itu, jika kalian mengetahui penyebabnya mungkin kalian tidak akan percaya...." Bisik Claire membuat mereka mengeryit.

"Apa itu?" Heran mereka termasuk William juga.

"Dulu, saat kak Ale membawa nya ke mansion. Kak Kinara menginap di sana, kebetulan saat itu kak Ale sedang sibuk di hotel. Tanpa di duga, saat semua orang pergi dan yang tersisa hanyalah papa, kak Garel dan dia...." Ucapan Claire terpotong saat Chareen berbicara.

"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Chareen dengan suara pelan.

"Ahh tidak kakak..." Cengir Claire.

"Cepat lanjutkan..." Bisik Yuna membuat Claire terkikik geli.

"Saat itu kak Garel hendak pergi karena ada jadwal pemotretan, namun setelah berada di tempat tujuan kak Garel melupakan sesuatu. Hingga akhirnya dia kembali pulang, namun apa yang dia lihat?"

"Apa?" Penasaran mereka.

"Kak Garel melihat kak Kinara yang sedang menggoda papa, awalnya kak Garel tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Hingga akhirnya dia memergoki nya, saat itu kebetulan juga kak Ale datang... Kak Kinara menangis dan berlari memeluk kak Ale dan mengatakan bahwa dirinya hendak di lecehkan oleh papa" Jelas nya membuat mereka melotot.