Alceena harus menelan kekecewaan saat pernikahannya dibatalkan secara sepihak oleh calon suami, karena ada rumor yang beredar jika dirinya mandul.
Alceena tidak merasa jika dia seperti yang diberitakan pun berniat untuk membuktikan pada seluruh orang bahwa dirinya bisa memiliki keturunan. Dia melakukan program hamil dengan metode inseminasi buatan, memasukkan sel dari bibit kehidupan seorang pria misterius yang bersedia mendonorkan sedikit cairan penting tersebut, tanpa melakukan hubungan badan.
Namun, tanpa Alceena ketahui bahwa pendonor bibit kehidupan tersebut adalah Dariush Doris Dominique, seorang pengusaha muda di Eropa sekaligus musuh dan orang yang selalu dia hindari sejak dahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Tujuan Dokter Hillary menjelaskan pembuahan secara alami dengan berhubungan badan yaitu agar pasiennya bisa memilih. Ingin tetap melakukan menggunakan pembuahan secara buatan atau alami.
Dokter Hillary kembali melanjutkan menjelaskan cara pembuahan lain. Pada inseminasi buatan, dilakukan dengan menyuntikkan atau memasukkan cairan yang diambil dari seorang pria. Penyaluran sel-sel kehidupan tersebut, biasanya dilepaskan pada uterus, bagian reproduksi wanita dekat dengan tuba fallopi yang akan menjadi tempat terjadinya pembuahan. Sehingga para pejuang kehidupan lebih dekat dengan sel telur dibandingkan pembuahan secara alami.
Inseminasi buatan memiliki persyaratan, salah satunya yaitu sel aktif dari pria harus minimal berjumlah lima juta. Jika berada di bawahnya, lebih baik menggunakan program bayi tabung.
Dokter Hillary kembali menjelaskan proses pembuahan bayi tabung. Di mana sel telur wanita akan diambil dan dipertemukan secara langsung dengan sel dari cairan pria di luar saluran reproduksi. Setelah terbentuk zigot, barulah dimasukkan ke dalam rahim.
“Jadi, Anda bisa memilih diantara itu, Nona,” ucap Dokter Hillary setelah menjelaskan panjang lebar.
Untung saja Dokter Hillary menjelaskan dengan intonasi yang tidak terburu-buru, sehingga Alceena bisa mencerna setiap informasi. “Inseminasi buatan saja, toh siklus menstruasiku juga lancar setiap bulannya.”
Alceena tidak ingin coba-coba dengan pembuahan secara alami atau berhubungan badan bersama berbagai pria. Belum tentu juga partnernya memiliki bibit premium dengan sel pejuang kehidupan yang banyak dan kuat. Sehingga sudah dibayangkan bahwa harus dicoba dengan berbagai orang.
Alceena tahu bagaimana resiko yang akan terjadi jika terlalu sering berganti pasangan saat hubungan intim, sehingga lebih baik mencoret cara hamil dengan hal itu. Walaupun dia hanya mengetahui jika bisa menyebabkan HIV, AIDS, penyakit menular pada alat kelamin, dan kanker. Tapi semua resiko itu terlalu mengerikan.
“Baik, apakah Anda sudah ada pria yang akan dijadikan pendonor cairannya?”
Alceena menggeleng. Dia datang ke sana saja dadakan, bagaimana bisa terpikirkan untuk mencari kandidat yang akan diambil bibit kehidupan.
“Tolong kau carikan saja pendonornya. Tapi, aku ingin dari pria yang tinggi melebihi aku, tampan, hidung mancung, wajah tegas. Pokoknya aku ingin setidaknya anakku tidak down grade,” pinta Alceena. Banyak sekali permintaannya itu, sampai membuat Dokter Hillary harus sabar untuk mencarikan kandidat pendonor seperti yang diinginkan. “Dan yang pasti, cairannya sesuai kriteria agar inseminasinya berhasil,” imbuhnya.
“Jika seperti itu, mungkin membutuhkan waktu yang lumayan lama, karena saya harus mencari orang dan meminta persetujuannya juga. Apakah tak masalah?”
“Berapa lama?”
“Saya tidak bisa memastikan, Nona. Atau jika Anda memiliki kandidat, bisa bawa ke rumah sakit saja untuk dilakukan pengecekan.”
Alceena memutar bola matanya untuk berpikir, mencari siapa orang yang cocok. Tapi tidak ada yang terlintas. Mana mungkin dia meminta mantan-mantannya untuk dicek satu persatu, atau karyawannya. Sehingga dia memutuskan untuk memberikan mandat pada pihak rumah sakit saja. “Kau saja yang cari, aku akan menunggu. Jika sudah ada kandidat yang cocok dan sesuai permintaanku, kabari saja.”
“Baik, saya daftarkan terlebih dahulu nama Anda. Jika sewaktu-waktu sudah ada pendonornya, bisa segera dilakukan proses inseminasi.” Dokter Hillary menginput data diri Alceena pada data basenya. “Boleh saya tahu kapan terakhir kali Anda menstruasi dan siklusnya berapa lama?” tanyanya kemudian. Dia ingin mencari tahu masa subur pasiennya.
Alceena tidak menjawab dengan suara. Dia justru mengeluarkan ponsel dan menunjukkan sebuah aplikasi. “Aku selalu mencatat di kalender khusus menstruasiku, dan semua sesuai yang ada di sini. Kau lihat saja.”
...*****...
...Jumpa kita hari ini cukup sampai di sini dulu bestie. Jangan lupa like, komen, vote, dan kirim hadiah sebanyak-banyaknya....
...Siapa yang inget nama rumah sakit yang didatengin Alceena? Yang baca ceritaku sebelumnya pasti tau....