Ambisi tujuh Keluarga Bangsawan besar dan ternama, membuat kedamaian di Kekaisaran Liu, kini menjadi sebuah kenangan.
Rakyat pun menderita akibat ambisi ketujuh bangsawan yang bekerjasama dengan para pendekar dari dunia persilatan Aliran Hitam dan Aliran Netral.
Seorang Pemuda belasan tahun menjadi korban dari dua kelompok tersebut, membuatnya tidak bisa mengingat namanya karena dilemparkan hidup-hidup kedalam jurang yang sangat dalam.
Beruntungnya ia tercebur ke sungai di dasar jurang tersebut. Dan bertemu dengan Dua Jagoan nomor satu dari aliran hitam dan aliran putih dunia persilatan Liu yang keduanya telah lama menghilang.
Ia pun membuat kedua orang jagoan itu, terkejut saat mengetahui tubuhnya adalah Jenis Tubuh Yin Yang Sejati yang muncul seribu tahun sekali.
Mampukah pemuda tersebut mengembalikan kedamaian di kekaisaran Liu setelah ia mewarisi kekuatan kedua jagoan Nomor satu dari dua aliran yang berbeda itu? Siapakah Dia Sesungguhnya hingga dianiaya dan dilemparkan ke dalam Jurang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
022: Rencana Aliansi Hitam
Di bagian belakang sebuah bangunan megah yang berada di pusat Ibukota Kekaisaran Liu, terlihat pria setengah baya sedang duduk ditemani seorang pria.
Menikmati hangatnya teh di pagi hari yang cerah, seraya berbincang tentang rencana mereka yang telah mulai dilaksanakan.
“Apakah anggota yang lain sudah menyebar sesuai dengan rencana? Setidaknya lima puluh persen peserta turnamen itu, harus gagal mendatangi Ibukota.”
“Sudah Ketua, Aliansi Kita sudah menyebar di seluruh jalan yang akan dilalui oleh mereka yang diundang dalam Turnamen Beladiri itu.”
Pria berjubah biru muda itu, menjawab pertanyaan Sosok berjubah Abu-abu dengan memanggilnya Ketua.
Pria setengah baya berjubah Abu-abu itu, kembali melanjutkan kata-katanya setelah meneguk teh di cawan kecilnya.
“Apakah sudah ada kabar dari Pedang Siluman? Mengapa Ia belum datang juga?”
“Mengenai itu, Saya belum mendapat informasi yang pasti Ketua. Kabar terakhir dia sudah semakin dekat dengan Ibukota.”
Wajah Pria Setengah Baya berjubah Abu-abu itu, menunjukan wajah kesal mendapat informasi yang masih belum menentu kebenarannya itu.
Namun Ia menahan kata makian yang biasa Ia ucapkan pada muridnya. Mengingat sosok yang Ia ajak berbicara adalah orang penting dalam aliansi mereka.
Lelaki Berjubah Abu-abu yang merupakan Ketua Aliansi Aliran Hitam itu, menyeringai saat merasakan Aura kuat sedang mendekat ke arahnya.
Ia pun melemparkan sebuah cawan kecil setelah mengisi dengan air teh dari teko porselinnya.
Whuuutts
Tap
Cawan kecil berisi air teh itu, melesat cepat ke wajah seorang lelaki yang berdiri di atas tembok pagar dengan bibir tersenyum ke arah mereka berdua.
Dengan mudahnya, lelaki yang membawa sebuah pedang di punggungnya itu, menangkap cawan kecil itu lalu menenggak habis teh yang berada di dalamnya.
Walau dilempar secepat itu, namun air teh di dalam cawan tidak tumpah sedikitpun.
Hal ini menunjukan, besarnya tenaga dalam dan mahirnya sosok yang melempar cawan, dalam mengontrol kekuatannya itu.
“Ular Tua … Kau masih saja tidak sopan saat menyambut seorang tamu. Hehehehe…”
Pria itu melemparkan kembali cawan yang telah kosong ke arah sosok yang tadi melemparnya.
Cawan itu melesat tak kalah cepat dengan sebelumnya. Sosok yang dipanggil Ular Tua itu, menangkap cawan tersebut lalu meletakannya di tempat semula.
“Siluman Peot … Untuk apa bersikap sopan padamu? Kau masih saja datang bertamu dari belakang rumah. Hehehehe …”
Lelaki yang tadi terlihat masih berdiri di atas tembok pagar, melesat sangat cepat dan sesaat kemudian telah berada di depan kedua orang itu.
“Silakan duduk sahabatku Pedang Siluman. Lama tak jumpa dengan mu, Kau terlihat semakin muda saja hehehehe.. “
“Ular Tua … Mulutmu masih saja bermanis ria. Ada Apa kau mengundangku kemari!”
“Siluman Peot … Kau masih saja tidak sabaran, tunggulah arak kita datang. Kita minum-minum dulu.”
Lelaki berjubah itu melirik ke arah Pria Berjubah Biru muda, lirikan matanya itu membuat Pria itu segera berdiri dan menuju ke arah dapur rumah itu.
“Apa nama jurusmu itu? Sekali lirik orang bisa kau buat berdiri bahkan berjalan juga.”
Lelaki berjubah Abu-abu yang merupakan Ketua Aliansi Aliran Hitam, tersenyum kesal mendengar ejekan sahabatnya itu.
“Aku Ingin kau membunuh seorang tokoh aliran putih dan juga seorang bangsawan di kota Baixan. Seratus Ribu Keping Emas harga masing-masing kepala mereka.”
Sosok Ketua Aliansi Aliran hitam itu, membisikan sesuatu kepada sahabatnya.
“Dewi Es ya … Untuk kepala Bangsawan Mu Bai aku terima harga itu, tapi untuk Dewi Es, kurasa pedangku tak akan keluar dari sarungnya dengan harga serendah itu.”
Sosok berjuluk Pedang Siluman itu terkekeh setelah berkata demikian, Ia tak perduli pada wajah marah sahabatnya.
“Dewa Tapak Api … Kau tahu sendiri bukan kemampuan nenek cantik itu? Kurasa lima ratus ribu Keping Emas adalah harga yang sepadan dengan resikonya.”
Wajah Ketua Aliansi Alirah Hitam yang berjuluk Dewa Tapak Api itu, seketika memerah mendengar perkataan itu.
Api mulai terlihat di kedua tapak tangannya, membuat sosok Pedang Siluman tertawa seraya menepuk bahunya.
“Kenapa sifat pemarahmu masih belum berkurang juga, baiklah aku akan membantumu.”
***
Pagi itu, di waktu yang sama dengan kedatangan Pedang Siluman di Markas Rahasia Aliansi Aliran Hitam, Zhu San terlihat mendatangi Kedai di mana Ia menitipkan kudanya.
“Terimakasih Tuan Muda atas tipisnya kemarin.”
Pelayan yang kemarin mengurus kuda Zhu San, mengucapkan terimakasih sekali lagi atas apa yang Zhu San berikan kemarin.
Zhu San tersenyum, lalu menaiki kudanya itu. Namun sebuah suara merdu membuat niatnya untuk memacu kuda, terhenti.
“San Gege … Terimakasih atas kebaikanmu pada kami semalam.”
Terlihat wajah segar dan senyum manis Qin Yu yang membuat hati Zhu San berdebar keras sesaat kemudian.
Qin Rui yang masih terlihat kesal kepada Zhu San, hanya melirik wajah Qin Yu dan menemukan senyuman di bibir gadis itu.
Zhu San hanya menganggukkan kepalanya, lalu memacu kudanya, pergi meninggalkan mereka berdua.
Hati Qin Yu tiba-tiba menjadi perih melihat sikap dingin yang Zhu San tunjukan.
Tanpa Ia sadari, matanya digenangi air yang membuat pandangannya memburam.
“Ah bagaimana ini … mereka berdua terlihat saling menyukai, tapi Ia adalah murid dari lelaki tukang intip, si keparat Lin Kai itu.”
Qin Rui berkata dalam benaknya, menyadari kedua anak muda itu saling menyukai satu sama lainnya.
Qin Rui merasa sedih melihatnya, Ia pun segera memanggil pelayan, lalu mengambil kuda mereka.
Keduanya memacu kuda ke arah yang sama dengan arah yang ditempuh oleh Zhu San.
Hanya kepulan debu yang mereka lihat, sementara sosok Zhu San sudah tidak terlihat lagi.
Qin Yu memacu kudanya dengan hati yang tak menentu. Ia berada di depan kuda sang Nenek, agar tak melihatnya menangis.
Selama ini Qin Yu selalu dibayang-bayangi ketakutan, akan kesulitan mencari sosok pemuda yan memiliki Tubuh Istimewa itu.
Ia tak ingin mengalami nasib serupa dengan Sang Nenek yang harus hidup sendiri selama hidupnya, dikarenakan memiliki tubuh yang sama dengannya.
Setelah beberapa jam berkuda, keduanya berhenti saat melihat sebuah pertempuran yang tak seimbang dalam jumlah itu.
Terlihat Zhu San sedang bertarung bersama dengan dua orang lainnya. Sepuluh orang berkemampuan tinggi, sedang menyerang mereka bertiga.
Sementara lima orang, telah tergeletak bersimbah darah di dekat mereka bertarung dengan sengitnya itu.
“Nenek siapa mereka? Apakah mereka para perampok?”
“Bukan, Kemampuan mereka sangat tinggi untuk kelompok perampok.”
Qin Rui mengamati sosok lelaki tua yang sepertinya Ia kenali. Keduanya pun segera mendekati pertempuran itu.
“Ketua Xie Bing … “
Qin Rui segera mencabut pedangnya, karena merasakan adanya bahaya datang dari belakang mereka.
Trang Trang
Qin Rui Berhasil menepis serangan gelap berupa pisau yang melesat ke arah dirinya dan Qin Yu.
“Siapa Kalian!”
Qin Rui tak bisa lagi menahan amarahnya, sesaat kemudian udara berubah menjadi dingin membuat para penyerang gelap itu menelan ludahnya.
*****
Sekedar pemberitahuan, Legenda Zhu San telah resmi dikontrak kemarin. Namun Hingga akhir bulan ini, masih akan rilis satu hari satu Chapter.
Author akan menyelesaikan PTD terlebih dahulu yang kemungkinan akan tamat di pertengah bulan depan.
Mohon dimaklumi ya 🙏🙏🙏