Season 1.
Gama Maziantara Gundala.
hidupnya hancur setelah pulang dari kota jogja dengan membawa nama Armala Anggun dihatinya. ia menjadi seorang pemabuk yang suka memeluk sembarang wanita yang ditemuinya. tak jarang hal itu membuatnya berkasus. tingkahnya juga menjadi sangat kasar.
merelakan perasaannya ternyata tidak semudah bayangannya. penolakan pertama yang ia rasakan membuat hatinya tak bisa lagi sembuh seperti semula. dalam kesakitannya, ia tetap berusaha mencari seorang penyembuh untuk hatinya. sampai ia bertemu dengan Ayyara Manda, seorang wanita yang sudah bersuami.
apa memang Gama ditakdirkan untuk berurusan dengan wanita bersuami? apa itu berarti dia akan sakit untuk yang kedua kalinya?
NB.
Mak e sarankan untuk membaca 'Menguji Takdir Pernikahan' terlebih dulu, karna masa lalu Gama ada disana, biar lebih nyambung.
Follow:
ig ➡️ makee949
fb ➡️ Si (Mak Ee)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Ee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maukah Kau Menikah Denganku??
Gama nampak gelisah, ia sedang duduk di cafe x tempat yang ia janjikan kepada Ayyara kemarin. sudah lewat jam makan siang, tapi gadis itu belum menampakkan batang hidungnya. apa dia tak akan datang? batin Gama.
berkali-kali ia menyeruput kopi nya dari atas meja. berkali-kali pula ia melihat jam di pergelangan tangannya. bahkan ia sudah menghabiskan 3 gelas kopi sangking gusarnya.
"fan, apa kau punya nomor ponselnya?" tanya Gama kepada Arfan melalui sambungan telfon.
"siapa tuan?" tanya Arfan.
"Ayyara."
"tidak tuan, apa perlu aku carikan?" tanya Arfan lagi. tumben tuannya itu memanggil Ayyara dengan nama, biasanya ia hanya memanggilnya dengan sebutan gadis travel.
"tidak perlu. ya sudah.." jawab Gama dan langsung menutup ponselnya. ia sedikit melemparkan ponsel itu ke atas meja.
"bodoh. kenapa kemarin aku tidak meminta nomornya? dasar bodoh.!" maki Gama pada dirinya sendiri.
ia kemudian meraih ponselnya kembali dari atas meja, kemudian memutar-mutarkannya di tangannya. baru kali ini dia merasa segusar ini. sudah ratusan kontrak yang ia tanda tangani, bahkan ada yang syaratnya sangat sulit, tapi ia berhasil menyelesaikannya. tapi kenapa dengan hal sepele seperti ini Gama gusar bukan main. ia takut Ayyara akan menolak tawarannya.
Gama berencana membuat Ayyara benar-benar menjadi istrinya. apakah Gadis itu mau?
Gama nampak sumringah saat melihat keluar dari jendela kaca, gadis yang dia tunggu-tunggu sedang berjalan mendekati cafe. ia langsung tersenyum lebar.
...****************...
semalaman Ayyara berfikir. haruskan ia menemui Gama besok siang? tapi ia penasaran dengan tawaran yang akan diajukan oleh Gama. pria itu bilang kalau ini sangat menarik.
dan dengan pertimbangan yang sangat panjang, akhirnya Ayyara memutuskan untuk menemui Gama di tempat yang sudah diberitahu.
dengan langkah yang sedikit ragu, Ayyara turun dari bis dan berjalan menuju cafe x.
"apa dia sudah disana? aku terlambat 30 menit, apa sebaiknya aku kembali saja?" batin Ayyara.
Ayyara menghentikan langkahnya di tempat yang tak jauh dari cafe. ia bisa melihat sosok Gama yang sedang duduk di dekat jendela sambil sesekali melihat pergelangan tangannya.
"apa yang ingin dia tawarkan padaku? apa dia akan berinfestasi di perusahaanku? kalau iya itu adalah kabar yang sangat baik. tapi kenapa juga dia mau berinfestasi? kami bahkan tak dekat." gumam Ayyara pada dirinya sendiri.
dengan menarik nafas dalam Ayyara kembali memberanikan diri untuk melangkah mendekati cafe, ia sempat melihat Gama yang tersenyum lebar saat melihat kedatangannya.
Ayyara melangkah memasuki cafe. seorang pelayan menyambutnya dan menanyakan perihal meja, Ayyara mwmberitahu kalau ia akan bertemu dengan seseorang, setelah menyebutkan nama Gama, pelayan pria itu pun langsung mengantarkan Ayyara ke meja Gama.
"kau sudah datang? aku kira kau tak akan datang.." Gama menyapa dengan aneh.
"apa aku harus pulang lagi?" tantang Ayyara.
"bukan begitu. ternyata kau cepat sekali marah."
"penawaran apa yang ingin kau bicarakan?"
"emm... begini..." Gama benar-benar gugup. kemudian terdiam untuk waktu yang lama.
"jadi bicara tidak?" Ayyara mulai tak sabar menunggu Gama yang malah terdiam.
"maukah kau menikah denganku?"
jreng,, jreng,, bukan begitu caranya melamar wanita, dasar Gama.!
"apa maksudmu?" Ayyara yang terkejut nampak berusaha mengendalikan jantungnya yang terasa mau melompat keluar.
"aku ingin kau menikah denganku." Gama mengulangi ucapannya.
"apa kau sudah gila? apa kepalamu baru saja terbentur sesuatu? aku rasa ada yang tidak beres di sana." kata Ayyara menunjuk ke arah kepala Gama.
"dengarkan dulu penjelasanku. ini sama sekali tidak akan merugikanmu."
"biarpun begitu kau tidak bisa serta merta mengajakku menikah. apa kau fikir pernikahan adalah permainan? kalau kau mau menikah, cari saja wanita lain kenapa harus aku?" selidik Ayyara. Gama pasti sudah gila, tiba-tiba mengajaknya menikah. mereka bahkan tak terlalu dekat, jadi bagaimana dia bisa menikah dengan orang yang ia tak tau wataknya seperti apa?
"pernikahan ini juga akan menguntungkanmu. keluarga mantan suamimu sudah terlanjur mengetahui kalau kau adalah calon istriku. jadi kalau tiba-tiba kita tak jadi menikah, bagaimana mereka akan berfikir tentangmu?
"apa menikah semudah itu bagimu?" Ayyara mulai geram. ia merasa sangat tersinggung. dia adalah seorang wanita yang sudah merasakan bagaimana berumah tangga, walaupun ia sudah mengusahakan yang terbaik, nyatanya dia gagal pada akhirnya. dia berjuang dengan seluruh upaya untuk menarik hati Dafa, suaminya waktu itu. kata orang cinta akan tumbuh seiring seringnya bertemu, tapi itu tidak berlaku didalam pernikahannya. Dafa bahkan tak pernah meliriknya bahkan saat tubuhnya tak mengenakan apapun.
tak semudah itu cinta hadir.
