Persahabatan dua generasi.
Antara seorang pemuda dengan seorang kakek tua pensiunan pegawai negeri.
Lucunya, sang kakek tidak mengetahui bahwa sahabatnya sebenarnya seorang CEO dari perusahaan terkenal.
Persahabatan yang telah terjalin beberapa tahu itu sangat terjalin erat hingga akhirnya, di penghujung akhir hayatnya, sang kakek meminta sahabatnya untuk menikahi cucu satu satunya.
Akankah sang CEO akan menuruti permintaan sahabatnya untuk menikahi cucunya yang ternyata adalah sekretaris yang bekerja dengannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dena..
Walaupun kaget, Asha membiarkan suaminya memeluk dirinya dengan erat, bahkan dia membenamkan wajahnya ke dalam dada sang suami.
"Aku mencintaimu.." Ucap Devan lagi berbisik di telinga Asha.
Asha hanya bisa mengangguk di dalam pelukan Devan.
Cukup lama mereka berpelukan, Devan seakan enggan melepaskan Asha, begitu juga Asha yang merasa nyaman di pelukan suaminya, hingga akhirnya Asha tersadar kalau Nando pasti sedang menunggunya di luar.
Asha melepaskan pelukannya.
"Nando pasti menungguku.."
Kedua tangan Devan masih berada di pinggang Asha yang ramping.
"Nanti malam aku akan meneleponmu.." Ucap Devan berbisik di telinganya.
Asha mengangguk.
***
"Apa yang terjadi di dalam tadi..?" Tanya Nando usil.
Asha langsung melihat Nando yang berjalan di sampingnya.
"Tidak ada.." Jawab Asha panik.
Nando tersenyum lebar.
"Baiklah kalau tidak mau memberitahuku, tapi kamu harus menceritakan bagaimana kamu bisa menikah dengan Pak Devan di mobil nanti.."
"Baiklah..kamu memang harus mengetahuinya.." Jawab Asha sambil terus berjalan mendekati mobil Nando yang terparkir di basemen kantor.
Setelah mereka menaiki mobil, Nando segera melajukan kendaraannya dengan cepat.
"Baiklah.. sekarang ceritakan.."
Asha menceritakan semuanya secara berurutan dan detail, bermula dari persahabatan kakeknya dan Devan, hutang keluarganya, ibunya yang membawa kabur semua uang, rentenir yang akan menikahinya juga pernikahan mereka yang terpaksa dilakukan karena permintaan terakhir kakeknya.
Nando tercengang mendengar semua cerita Asha. Dia tidak menyangka hidup Asha yang ternyata sangat menderita berbeda dengan penampilannya yang selalu ceria.
Kini dia mengerti apa yang sebenarnya terjadi, kenapa sampai pernikahan mereka menjadi pernikahan rahasia, ada perasaan iba bercampur bahagia juga takjub mengingat Pak Devan yang seperti pahlawan yang telah menyelamatkan Asha dari rentenir yang akan menikahinya paksa.
"Aku tahu tentang sahabat pak Devan, tapi aku tidak menyangka kalau ternyata sahabatnya itu adalah kakekmu.."
"Aku juga tidak tahu, kami sama sama mengetahuinya ketika bertemu dirumah sakit.."
"Setelah itu kami menikah dan tak lama kakek meninggal dunia.."
Nando mengangguk. Ikut merasakan kesedihan yang dirasakan Asha.
"Tidak ada kebetulan yang sempurna, kalau bukan karena memang kalian sudah ditakdirkan berjodoh.."
Asha terdiam.
"Tapi aku sudah merebut jodoh orang lain.."
"Tidak..aku sangat tahu pak Devan tidak mempunyai perasaan apapun kepada Nona Angela, dia hanya menuruti keinginan orang tuanya, ketika tadi dia memintaku untuk menjaga kamu, aku tahu kalau dia mencintaimu.."
Asha terdiam, dia tahu karena Devan sudah beberapa kali Devan mengatakannya.
"Asha..kamu harus tahu, Pak Devan sedang memperjuangkan pernikahan kalian, dia memintaku untuk segera melegalkan pernikahan kalian..besok aku akan mengurusnya ke kantor agama.."
Asha kaget.
"Kenapa dia melakukan itu, jika dia mendaftarkan pernikahan kami, bagaimana dengan pernikahannya dengan tunangannya.."
"Apa kamu tidak tahu kalau pernikahan mereka diundur.."
Asha menggelengkan kepalanya.
"Kenapa diundur..?" Tanya Asha heran.
"Karena memang dia tidak akan menikahinya.."
"Apa..?"
"Asha..pak Devan tidak akan mungkin mengkhianatimu..dia mencintaimu dan tidak mungkin menyakitimu dengan menikahi wanita lain.."
"Tapi.."
"Sudah.. kamu jangan banyak berpikir, walaupun memang tidak akan mudah, tapi aku yakin kalau akhirnya kalian akan hidup bahagia.."
Asha terdiam.
Cerita Nando mengagetkannya, benarkah Devan tidak akan menikahi tunangannya, seharusnya dia senang mengetahui itu, tapi kenapa dirinya merasa sangat bersalah kepada wanita itu, seakan akan dirinya telah merampas sesuatu milik orang lain dengan sembunyi-sembunyi.
***
Devan memasuki ruangan ibunya, melihat sang ibu yang tampak sudah sangat sehat sedang bercengkrama dengan Angel dan Dena.
Melihat kedatangan Devan, Angel berlari menghambur memeluk Devan tanpa malu malu.
Devan melepaskan pelukan Angel.
Dia berjalan menghampiri ibunya.
"Bagaimana keadaan ibu..?"
"Sudah lebih baik..ibu sudah diperbolehkan pulang besok.."
"Syukurlah.."
Dena melihat wajah Devan dengan seksama, kenapa dia melihat ada kesedihan mendalam di raut wajah sang kakak, dia juga melihat sesuatu yang aneh, kakaknya bersikap sangat dingin kepada Angel, namun sepertinya Angel tidak merasakannya.
Mereka mengobrol sebentar.
"Devan, antarkan Angel pulang sekarang, sudah malam.." Pinta Fenny.
"Tapi malam ini aku akan tidur disini menemani ibu.."
"Tidak usah, kamu antarkan saja, biar ibu ditemani Dena saja.."
"Baiklah kalau begitu.." Devan berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan diikuti oleh Angel di belakangnya setelah dia berpamitan kepada Fenny dan Dena.
"Apa ibu melihat ada sesuatu yang aneh dari kak Devan..?" Dena melihat ibunya tajam.
Fenny terdiam tidak bisa berkata apa-apa.
"Aku tahu ada sesuatu yang terjadi, apa ibu tidak mau memberitahuku..?"
Fenny melihat Dena.
"Kamu memang harus tahu, agar kamu bisa membantu ibu menasihati kakakmu.."
"Apa yang terjadi..?" Dena semakin penasaran.
Fenny akhirnya menceritakan semuanya kepada Dena, bahwa kakaknya Devan berniat membatalkan rencana pernikahannya dengan Angel karena tergoda oleh wanita lain.
Tentu saja Dena terkejut.
"Ibu sudah menyuruh orang untuk mencari tahu siapa wanita penggoda itu, wanita yang merusak perjodohan kakakmu dan Angel.."
Dena terdiam, selama yang dia tahu, kakaknya memang sudah dijodohkan sejak dulu dengan Angel, dan selama itu pula ibunya selalu mewanti-wanti Devan agar tidak mendekati atau bahkan menjalin hubungan dengan wanita lain karena perjodohan ini, dan selama yang dia tahu, kakaknya selalu menuruti kehendak ibu mereka, terkadang Dena merasa kasihan karena kakaknya seakan tidak mempunyai hak untuk memilih jodohnya sendiri, namun kali ini berbeda, ternyata sekarang kakaknya mempunyai keberanian untuk membantah keinginan sang ibu, itu berarti dia sedang memperjuangkan seseorang yang istimewa dan berharga baginya dan sudah pasti wanita ini pasti sangat dicintainya.
"Ibu.. tidakkah ibu penasaran dengan wanita itu..?"
"Tentu saja ibu penasaran, karena itu meminta seseorang untuk mencari tahu tentang dia.."
"Bukan itu maksudku.. Bukankah ini kali pertama kakak menentang perjodohan ini, bukankah itu berarti dia sangat mencintai wanita itu..?"
"Apa maksudmu..? Dia pasti hanya wanita penggoda yang mendekati kakakmu karena harta.."
"Aku yakin kak Devan tidak sebodoh itu ibu, aku sangat yakin wanita ini adalah wanita istimewa karena membuat Kak Devan berani berjuang untuk memilikinya, termasuk itu adalah ingin membatalkan perjodohan ini, menentang keinginan ibu dan almarhum ayah.."
Fenny terdiam.
"Apa maksud kamu..?" Tanya Fenny melihat Dena.
"Kak Devan sudah banyak berkorban untuk keluarga kita, disaat anak seusianya menghabiskan waktu dengan bersenang-senang, lain halnya dengan Kakak yang mengorbankan masa mudanya untuk belajar mengurus perusahaan, mengambil tanggung jawab yang besar dengan mengambil alih perusahaan almarhum ayah, hingga akhirnya dia berhasil dan membuat perusahaan menjadi lebih maju dan berkembang seperti sekarang, dia juga merawat ibu dan menjaga aku dengan sangat baik setelah ayah meninggal, jadi tidak bisakah untuk urusan jodoh ibu membiarkan kakak memilihnya sendiri..?"
"Biarkan dia bahagia dengan wanita pilihannya.."
"Apa kamu mendukung kakakmu untuk membatalkan pernikahannya dengan Angel..?" Fenny seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Ibu..aku sudah sangat tahu kalau kakak tidak pernah mencintai Kak Angel.."
"Aku mendukung kakak untuk membatalkan pernikahan ini.."
"Karena aku ingin kakakku bahagia.."
pikir tdi bnran jetua gangster ...