Namaku adalah Nayla putri dan Aku hanyalah gadis desa dengan penghidupan di bawah rata rata. Selama ini aku hidup dengan hanya mengenal sosok seorang Ibu saja tanpa mengenal sosok yang bernama Ayah. Bagiku Ibu adalah satu satunya orang yang paling berharga dalam hidupku, tanpa nya mungkin aku tidak akan bisa hidup selama ini. Semua ucapannya adalah titah untukku, dan demi membahagiakan nya aku mematuhi semua ucapan nya bahkan dengan mengindahkan perasaan ku sendiri, dan readers tercinta dari sinilah ceritaku bermula.
Selamat membaca, semoga berkenan. Berikan dukungan seikhlasnya, semoga yang maha Kuasa memberikan balasan yang setimpal. Aamiin ya robbal alamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur bersama
Lepaskan aku " 22 "
🔔🔔🔔
Nayla menghabiskan waktu seharian penuh bersama sang Ibu, memasak beberapa masakan. Ia sangat bahagia, sejenak Nayla mampu melupakan masalahnya yang menimpa hidupnya.
Hingga waktu sholat Isya tiba, Nayla melaksanakan ibadah bersama sang Ibu. Sedangkan Asrul tidak tau kemana rimbanya, Ia pergi sesaat setelah mendapatkan panggilan dari seseorang.
" Nak, nanti kamu tungguin suamimu sampai kembali. Siapkan makan malam untuknya, setelah itu baru kalian istrahat dikamarmu " Titah Bu Lastri
" Ibu, Nayla malam ini tidur bersama Ibu ya....! " kan Nayla sudah lama tidak tidur bersama Ibu.
" Nak, sekarang kamu sudah punya suami, kamu tidak mungkin tidur bersama Ibu dan meninggalkannya tidur sendiri di tempat yang baru. Itu tidak sopan Nak " Bujuk Bu Lastri
" Tapi Bu.....! "
" Nayla, Ibu boleh bertanya sesuatu padamu Nak ?"
" Tentu saja boleh Bu, tanyakanlah Bu. Kenapa harus minta izin ...! "
Bu Lastri bertanya sambil mengengam tangan Nayla, begitu juga Nayla. Ia menggenggam jemari tangan wanita yang sangat di cintainya itu, melebihi dari dirinya sendiri.
" Apa kamu dan Asrul baik baik saja. Maksud Ibu, hubungan kalian apa baik baik saja atau sedang ada masalah " Tanya Bu Laras memastikan
Nayla terkejut mendengar pertanyaan yang terlontar di bibir Bu Lastri, Ibu kandungnya.
" Tidak Bu, tentu saja tidak. Aku dan Mas Asrul baik baik saja, Ibu tidak perlu khawatir atauA berpikir macam macam " Jawab Nayla cepat, Ia tidak ingin membuat Ibunya sakit hanya gara gara masalahnya.
" Nak, maafkan Ibu ya ! "
" Maafkan Ibu, karena Ibu sudah menjodohkanmu dengan pria yang bukan pilihanmu. Tapi percayalah pada Ibu, Asrul adalah jodoh terbaik untukmu ".
" Kalau ada masalah dalam rumah tangga, itu hal yang wajar. Bicarakanlah bersama, jangan biarkan berlarut larut. Semoga kalian selalu bahagia dan secepatnya mendapatkan keturunan " Nasihat Bu Lastri panjang lebar.
Nayla merasa sedih mendengar semua nasihat sang Ibu. Yang tidak tau masalah yang sedang di hadapi sang putri
" Ya Allah, andai saja apa yang Ibu katakan adalah kenyataannya. Nayla akan sangat bahagia dan menjalankan semuanya dengan baik. Andai Ibu tahu hubungan apa yang sedang kami jalani, bagaimana mungkin akan hadir keturunan di antara kami. Kalau sampai saat ini aku masih sama seperti aku yang dulu masih bersama Ibu. Mas Asrul tidak pernah mau menyentuhku Ibu...." Batin Nayla lirih
Terdengar suara mobil dari luar rumah, dan bisa di pastikan itu suara mobil Asrul. Karena disekitar rumah Nayla tidak ada yang punya mobil.
" Itu suamimu sudah kembali, cepatlah siapkan segala keperluannya "
Nayla segera keluar, karena tidak ingin Ibunya berpikir macam macam.
" Assalamualaikum....! " Sapa Nayla sambil mencium punggung tangan suaminya.
" Mas, sudah makan belum? Aku siapkan ya...! " Ucap Nayla lembut
" Iya....! " Terserah padamu, tapi aku mau ganti baju dulu, dimana kamarnya?" Tanya Asrul
Nayla menunjuk sebuah kamar dengan jari telunjuk, Asrul kemudian mengikuti arah telunjuk Nayla.
Asrul makan dengan sangat lahap, tidak terasa dia sampai menambah porsi beberapa kali.
" Hm..., rasanya sangat enak. Rasanya bahkan melebihi rasa makanan yang sering aku pesan di Resto langganan kami " Batin Asrul.
Nayla sangat bahagia, ini adalah kali pertama Asrul mencicipi masakan yang Ia masak. Nayla sangat bersyukur, karena akhirnya Ia mempunyai kesempatan untuk membuatkan hidangan untuk suaminya.
" Mas, Aku kekamar duluan, mau membersihkan kamar lebih dulu " pamit Nayla dan di jawab anggukan oleh Asrul.
Seulas senyum terbit dari bibir wanita ynag sejak tadi mengintip di balik pintu.
" Alhamdulillah Ya Allah, ternyata mereka baik baik saja. Ya Allah, tumbuhkan rasa cinta di antara keduanya. Agar mereka bisa saling melengkapi satu sama lain, dan merasa kehilangan jika salah satu dari mereka terpisah jauh, Aamiinn.....
Asrul menyusul Nayla ke kamar setelah menyelesaikan rutinitas makannya. Ia terkejut melihat Nayla tidur di lantai beralaskan tikar seadanya.
" Kamu ! kanapa kamu tidur di bawah, kenapa tidak tidur di atas " Tanya Asrul seperti orang bodoh.
" Tidak perlu banyak tanya, Mas tidurlah di atas. Bukankah kita memang seperti ini, tidak tidur bersama. Berhubung kamu adalah tamu di rumahku, jadi harus di perlakukan baik " Jawab Nayla dari dalam selimut
" Kamu benar juga, sebenarnya aku juga tidak ingin tidur denganmu. Tapi bagaimana kalau Ibu masuk datang kemari dan melihat kita tidur terpisah, aku yakin kamu akan bingung mencari jawabannya " Ucap Asrul kemudian
Dalam hati Nayla membenarkan ucapkan suaminya, tapi karena Asrul memang tidak menginginkannya. Jadi Ia enggan untuk tidur berdua.
" Tidak perlu bawa bawa nama Ibu dalam hal ini, Ibu bukan orang yang suka ke....
Tok~ tok ~
" Nak....! " Terdengar ketukan pintu dan suara Bu Lastri di depan pintu, membuat Nayla gelagapan
Ia segera membersihkan tikar, memasukkannya ke bawah kasur agar sang Ibu tidak melihatnya.
" Iya Bu......! "
Takut Ibunya menunggu terlalu lama, Nayla segera membukakan pintu untuk sang Ibu.
" Iya Bu, ada apa ?" Tanya Nayla
" Ah tidak apa apa Nak, maaf mengganggu. Ibu hanya ingin memberikan selimut ini untuk kalian. Ibu lupa selimut yang ada di sini tidak pernah di cuci, Ibu takut kalau Asrul akan gatal gatal kalau memakai selimut di sini " Ucap Bu Laras merasa bersalah
" Ah tidak apa apa Bu, terimakasih ya Bu...!
Nayla menerima selimut dari tangan Bu Laras sambil tersenyum
" Ya sudah Nak, ini sudah malam. Cepatlah istrahat, Ibu kekamar dulu" Ucap Bu Lastri sambil berlalu pergi
Karena takut sang Ibu akan tiba tiba datang, akhirnya mereka memutuskan untuk tidur bersama, di ranjang yang sama. Dengan bantal guling sebagai pembatas di antara mereka, Nayla tidur sambil membelakangi Asrul. Karena memang kelelahan Nayla pun tertidur tanpa memikirkan Asrul yang ada di sampingnya.
🌟🌟🌟🌟
Terimakasih sudah dukung karya Nayla, Terimakasih untuk segalanya. Berkah selalu dalam segala hal 😍😍
terus kerja apa ini?