Lamanya waktu bersama tidak menjamin sebuah ikatan langgeng dan bahagia. Bahkan meski hampir 20 tahun Elara Nasution menghabiskan hidupnya bersama sang suami Ares Dawson Atmaja. Semua terasa tidak berarti untuk pria itu. Ditambah dengan belum adanya buah hati di antara mereka membuat hubungan suami istri itu menjadi semakin renggang.
Kehadiran orang ketiga yang dibawa secara sadar oleh Ares menjadi awal dari keruntuhan rumah tangga yang telah susah payah Elara bangun. Elara pun menyerah, melepaskan cintanya yang telah mati dan tergantikan oleh sosok baru yang mengasihinya lebih dari siapa pun. Penyesalan selalu datang terlambat, dan itu semua dirasakan Ares saat Elara bukan lagi miliknya.
Apa yang akan dilakukan Ares untuk mendapatkan kembali cinta Elara?
Apakah Elara akan menerima Ares atau menjalin kasih dengan pria idaman lain ?
follow my ig @ismi_kawai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Kawai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Elara POV
6 hari kemudian
Aku memandang lembaran hasil lab diriku dan Ares.
"Sudah tidak ada gunanya lagi, ada dan tidaknya ini tidak merubah apapun karena dia tidak pernah mau mendengarku," monologku.
Aku menatap nanar kamar ini, menerawang ke setiap sudut ruangan. Kamar yang sudah 7 tahun ku tempati, dan kini aku harus meninggalkannya. Mungkin wanita itu akan mengisinya menggantikan aku. Aku menghela nafas, mencoba ikhlas dan memantapkan semuanya. Aku akan menjalani semuanya, aku yakin aku bisa. Semoga Ibu melihat perjuanganku selama ini, hingga tidak membuatku semakin merasa bersalah karena tidak dapat menepati janjiku.
Selamat tinggal Ares, selamat tinggal Atmaja...
Aku meletakkan lembar itu ke dalam laci nakas ranjang, menjadikan itu kenang-kenangan yang tertinggal. Aku meraih koperku dan berjalan dengan kepala terangkat.
Saat menuruni tangga, tampak Ares melihatku tanpa berkedip. Aku tersenyum manis untuknya dan wanita itu, aku do'akan kau bahagia Ares.
Romi, pria itu berdiri di samping Ares. Ingin rasanya aku menginterogasinya namun, untuk apa? Aku menatap pria itu dengan penuh intimidasi hingga membuatnya menunduk.
Terlihat sebuah map di atas meja, aku tau apa itu. Itu adalah jalanku untuk meninggalkan rumah ini, ku buka dan ku telisik. Namaku dan Ares di sana... tentu saja dia sudah lebih dulu menanda tanganinya. Aku mengambil balpoint hendak membubuhkan bukti terputusnya ikatan kami berdua tapi Ares menundanya sesaat.
"Aku akan memberikan konpensasi atas perceraian ini, 2 anak perusahaan Gloomy akan kuberikan-"
"Tidak perlu Tuan Ares, aku memiliki lebih dari yang kau tau..." aku mengukir cantik tanda tanganku. "Semua sudah selesai," pungkasku.
Kau pikir kau siapa? Menyuapku dengan perusahaan kecilmu agar aku tidak sakit hati? Sungguh picik!
Ares mengatupkan bibirnya, dia mungkin terkejut dengan diriku yang biasa-biasa saja. Tentu saja, aku tidak akan memperlihatkan bagaimana hancurnya hatiku.
Sophie tersenyum melihat hal itu, dengan bangga dia mengusikku untuk terakhir kalinya.
"Terima kasih, karena setelah ini aku dan Ares akan mengadakan pernikahan resmi," ucapnya membuat Ares terhenyak.
"Sophie! Ku bilang jangan bahas ini dulu,"
aku terkekeh. Oh... pasangan yang serasi.
"Kebetulan, aku juga ingin memberitahu kalian semua," ujarku.
Tidak lama datang seorang pria tampan dengan mata birunya menghipnotis siapa saja yang melihat. Sophie bahkan ternganga dengan mulut lebar. Pria itu menghampiriku, meraih tanganku lalu mengecupnya dengan lembut.
"Kami juga akan menikah, ku harap kalian datang," aku tersenyum manis.
Charles merangkul pinggangku mesra. Ares yang masih termenung karena terkejut akhirnya sadar, aku lihat rahangnya yang mengeras.
"Apa-apaan ini Ara?!" geram pria itu.
Aku terkekeh dan mengecup pipi Charles. "Aku bilang, aku akan menikah. Minggu besok, jangan lupa kalian harus datang," sikapku membuat wajah Ares memerah karena menahan amarah.
"Kau tidak bisa menikah!"
"Kenapa tidak bisa?"
"Kau sudah berjanji pada Ibu hanya akan menjadi Nyonya Atmaja!"
"Nyatanya, kau yang menceraikanku," aku berjalan menggandeng tangan Charles membawanya pergi.
"Bagaimana bisa semudah itu kau berpaling? Atau jangan-jangan kalian sudah lama bermain belakang, kau buat aku menceraikanmu agar kau bisa pergi dengannya?" ucapannya membuatku berbalik dan melayangkan tamparan keras padanya.
PLAK
"Tuan!" Sophie menyentuh pipi Ares yang aku tampar. "Apa yang kau lakukan?" hardiknya.
Aku menatap cemooh pada mereka berdua. "Aku tidak tau jika kau lebih rendah dari pecundang, selalu mencari kambing hitam dari semua kesalahanmu, Ares!" Aku mengacungkan telunjukku pada wajahnya. "Kau kecewa karena wanita cacat sepertiku masih ada yang mau menikahinya, kau kecewa karena ada yang mencintaiku dengan segala kekurangannya, kau kecewa bukan?"
Ares terperangah dengan perkataanku. Bahkan dia tidak sanggup untuk menjawab semuanya, aku memilih pergi meninggalkan mereka yang masih mematung menyaksikan opera sabun murahan.
Charles memakaikan jasnya menutupi tubuhku yang sebenarnya gemetar menahan sesak. Dia merangkul dan mengusap bahuku menenangkan. Saat kami sampai di dalam mobil aku menangis sejadi-jadinya. Aku meraung dengan pedih, Charles hanya bisa diam, menemaniku yang terpuruk meratapi kisah hidupku.
Bisikannya menghantarkanku pada mimpi indah di balik suramnya kenyataan. "Aku akan selalu bersamamu, Ara..."
🍁🍁🍁
Author POV
BRAK... PRANK!!!
Ares membanting apapun yang ada di hadapannya, dia mengepalkan tangan dengan amarahnya yang terkumpul di ubun-ubun.
"BRENGSEK... AAARRRGGG!!!"
Sophie mengetuk pintu khawatir, sepeninggal Elara dari rumah Ares langsung mengunci diri di ruang kerjanya.
Tok, tok, tok
"Tuan... ada apa? Tuan, jangan buat Sophie khawatir," ucapnya panik.
Hening beberapa saat sebelum akhirnya pintu ruang kerja Ares terbuka. Pria itu tampak kacau dengan beberapa kancing kemeja yang tidak terpasang. Ares menatap sendu pada Sophie.
Aku yakin ini yang terbaik, tetapi kenapa hatiku tidak tenang?
"Tuan?"
Yang terpenting adalah anakku, tanpa Ara aku pasti baik-baik saja.
Ares memeluk Sophie, ia mengecup puncak kepala wanita itu.
"Maaf membuatmu takut, aku hanya belum terbiasa," Ares menyangkal hatinya yang gamang.
Sophie tersenyum riang, sandungan untuk menjadi Nyonya Atmaja telah tersingkirkan. Tinggal menunggu waktu saja untuk menyandang status itu. Dia membalas pelukan Ares, melingkarkan tangannya pada pinggang pria itu.
"Tidak apa-apa Tuan, kapan kita akan mengadakan pernikahan secara resmi?" Sophie tampak tidak sabaran dan itu sedikit mengganggu Ares yang butuh waktu untuk menenangkan diri.
"Nanti kita bahas itu, sebaiknya kamu istirahat sekarang," pintanya.
Sophie tersenyum kecut. "Baiklah Tuan, aku akan istirahat sekarang," ucapnya sambil berjalan menjauhi Ares.
Ares memandangai Sophie hingga wanita itu masuk ke kamarnya. Ares menghela nafas lelah. Rencananya yang akan menjadikan Elara Nyonya Atmaja kembali sepertinya tidak akan mungkin, entahlah. Pria itu memijat pelipisnya merasakan pening. Pria itu kembali memasuki ruang kerjanya yang sudah seperti terkena put*ing beliung, hancur berantakan.
🍁🍁🍁
Elara POV
Kediaman Nasution.
Aku terbangun dari tidurku, kamar yang sudah lama aku tinggalkan kini akan menjadi kamarku ke depannya. Aku beranjak dari pembaringan, sofa kamar menarik atensiku. Aku memekik saat melihat Kakakku duduk di sana, tersenyum menawan di sana.
"Kakak!"
Aku menghambur kearahnya, memeluknya erat. Tanpa sadar aku menangis terharu seperti anak kecil. Pria itu mengusap rambutku lembut.
"Berhentilah, kau jelek saat menangis," ejeknya.
Aku bukannya berhenti malah makin terisak, Kakak kewalahan hingga membuat Ayah dan Ibu datang ke kamarku.
"Apa yang kau lakukan, Januar? Sampai Ara menangis seperti ini?" Ibuku menghampiri dengan raut khawatir.
"Aku tidak melakukan apapun, Bu!" bela Januar serba salah.
Aku tersenyum sambil menangis, aku memeluk Ibu, Ayah, dan Kakak secara bersamaan. Mereka terhenyak lalu membalas pelukanku saat aku berkata.
"Aku rindu kalian, terima kasih selalu ada untukku," setidaknya masih ada mereka. Mereka yang benar-benar tulus menyayangiku.
Tbc.
Please rate, vote dan likenya yach!
Sertakan comment kalian agar aku lebih baik lagi, Enjoy!
Akhirnya... ini yang kalian mau... ayo siapa yang mau bikin tumpeng online???
alur ceritanya jg Ter atur. love u thor 🥰🥰🫰
gita " tapi malu... "