NovelToon NovelToon
Pesona Suami Tetangga

Pesona Suami Tetangga

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Kehadiran Damar, pria beranak satu yang jadi tetangga baru di rumah seberang membuat hidup Mirna mulai dipenuhi emosi.


Bagaimana Mirna tidak kesal, dengan statusnya yang belum resmi sebagai duda, Damar berani menunjukkan ketertarikannya pada Mirna. Pria itu bahkan berhasil membuat kedua orang tua Mirna memberikan restu padahal merek paling anti dengan poligami.

Tidak yakin dengan cerita sedih yang disampaikan Damar untuk meluluhkan hati banyk orang, Mirna memutuskan mencari tahu kisah yang sebenarnya termasuk masalah rumahtangga pria itu sebelum menerima perasaan cinta Damar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sedikit Ingatan

Sudah 2 hari berlalu, Damar masih sabar menunggu Mirna mengaku dan menceritakan soal pertemuannya dengan Firman bukan janji makan siang bersama Dewi.

Meskipun Mirna sudah berbohong, Damar yakin kalau istrinya tidak berniay selingkuh dengan Forman, pria yang pernah dekat dan mencintainya.

Damar sadar kalau Mirna sedang dilanda kebingungan dan galau karena ingatannya tidak sinkron dengan pernyataan orang-orang di sekelilingnya.

Dengan sifat Mirna yang Damar kenal, istrinya itu pasti berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin untuk membuatnya kembali pada kehidupan sebelum kecelakaan.

Pagi ini seperti biasa Mirna ikut ke kantor Damar usai mengantar Chika dan menunggu di ruangannya.

Selama 2 hari terakhir ini pula Damar melihat istrinya banyak melamun, terpekur di depan layar laptop tanpa mengerjakan sesuatu.

Sekitar jam 9 lebih sedikit Damar kembali ke ruangannya usai rapat rutin dengan para kepala bagian. Mirna sedang duduk di sofa tanpa laptop hanya ada handphone di tangannya.

“Lagi bosan ?” tanya Damar sambil berjalan ke meja kerjanya.

“Nggak.” Damar mengangguk-angguk sambil tersenyum.

“Aku bereskan beberapa pekerjaan dulu setelah itu kita keluar sekalian cari makan siang.”

Mirna beranjak dari sofa dan duduk di hadapan meja besar Damar yang sedang membuka laptopnya.

“Ada apa ?” tanya Damar dengan alis menaut.

“Apa aku mengganggu kalau ingin tanya-tanya ?”

“Posisi dudukmu di situ sudah menggangguku,” ujar Damar sambil mengerling dan tertawa pelan.

”Kenapa ?” Dengan dahi berkerut Mirna balik bertanya.

“Debar jantungku langsung nggak karuan karena hanya dengan menatap matamu, hatiku rasanya meleleh.”

“Lebay banget sih !” cebik Mirna. “ALAY !”

Damar tertawa saat melihat Mirna beranjak sambil misuh-misuh dan kembali duduk di sofa.

“Duduk yang manis di situ dulu, Sayang. Aku akan cepat-cepat membereskan pekerjaanku.”

Mirna tidak menyahut, bibirnya sedikit mengerucut dan tatapan matanya fokus ke handphone.

Ternyata hampir 2 jam pekerjaan Damar baru beres sampai Mirna tertidur di sofa dalam posisi duduk.

“Sayang.”

Hati-hati Damar menyentuh pipi Mirna yang menggeliat dan mengerjapkan matanya.

“Mau makan di luar atau pesan antar ?”

“Terserah mas Damar.”

“Kalau begitu kita keluar aja habis itu pulang. Badanku capek banget, pingin istirahat dan tidur lebih awal.”

”Beneran bisa istirahat ?”

Damar tertawa, menggandeng jemari Mirna sambil keluar ruangan.

“Kelonin ya ? Handphone bakal aku matikan biar nggak ada yang ganggu.”

“Lupa ada Chika ?”

“Kalau begitu kita check in aja di hotel biar bebas dari segala gangguan sekalian….”

Mirna mengernyit, menunggu Damar yang ternyata sengaja menggantung kalimatnya.

“Sekalian apa ?” tanya Mirna dengan wajah polosnya.

“Sekalian berbagi peluh, udah lama kan ?” bisik Damar lalu meniup wajah Mirna membuat istrinya itu langsung tersipu dan merona.

Begitu mereka sampai di lantai dasar, ternyata Anita baru saja mengantar tamunya entah siapa. Mirna melirik Damar yang terlihat biasa-biasa saja sedangkan Anita malah berjalan ke arah mereka.

“Wuuiihh mesranya, mau keluar makan Mir ?” ledek Anita sambil senyum-senyum.

“Iya, mas Damar ngajak makan keluar.”

Mirna menoleh dan terkejut karena Damar sudah tidak ada di sampingnya. Suami tampannya sedang berbincang dengan dua orang pria dekat pintu masuk.

“Aku duluan, Mbak,” pamit Mirna buru-buru menyusul mobilnya karena mobil Damar baru saja berhenti di depan lobbi.

“Selamat makan siang.”

Mirna hanya melambaikan tangan sambil tersenyum.

Dilihatnya sopir yang membawa mobil menyerahkan kunci pada Damar. Rupanya siang ini Damar ingin berduaan saja dengan Mirna.

“Aku boleh tanya ?” Mirna membuka percakapan setelah mobil Damar berada di jalan raya.

“Bayar dengan ciuman,” ledek Damar.

“Kalau gitu nggak jadi !”

“Kamu gemesin banget sih !” Damar tergelak sambil mencubit sebelah pipi Mirna.

“Mau tanya apa ?”

“Memangnya mas Damar pernah pacaran sama mbak Nita sebelum dia jadian sama kak Rangga ?”

Damar menarik satu sudut bibirnya. “Siapa yang bilang padamu ? Firman atau Anita ?”

“Firman bilang mas Damar terpaksa mengalah sama kak Rangga dan menikahi aku supaya tetap bisa dekat sama mbak Nita. Apa betul begitu ?”

“Aku akan menjelaskan semuanya padamu setelah kita makan. Jangan sampai cerita tentang mereka merusak mood baikku siang ini. Gimana ?”

Mirna menimbang-nimbang lebih dulu sebelum menganggukkan kepalanya.

“Good girl !”

Damar kembali mencubit pipi Mirna lalu mengusap kepalanya.

”Aku janji akan menceritakan semuanya padamu supaya tidak ada kesalahpahaman di antara kita sekalipun aku yakin kamu tidak bisa langsung mempercayainya seratus persen bahkan ragu.”

Hanya dalam hari Mirna mengiyakan ucapan Damar.

“Hhhmmm. Terima kasih karena mas Damar dan Chika tidak meninggalkan aku.”

Ternyata Damar membawa istrinya ke restoran yang sering mereka datangi dan merupakan salah satu tempat makan favorit keduanya.

Pandangan Mirna beredar, suasana restoran terasa familiar dalam ingatannya.

“Apa kita sering kemari ?” tanya Mirna.

“Ya, kamu suka hampir semua makanan di sini terutama iga bakar madunya. Kamu ingat ?”

“Sedikit.”

“Nggak apa-apa, sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali. Mau aku pesankan atau pilih sendiri ?”

“Bisa tolong pesankan menu favoritku di sini ?”

“Tentu saja bisa, Sayang.”

Tanpa bertanya lagi, Damar memesankan makanan untuk Mirna dan dirinya sendiri.

“Aku sudah minta Chika untuk menginap di rumah mama malam ini.”

“Menginap ?” Mata Mirna membola. “Kenapa ? Jangan bilang kamu benar-benar tidak ingin diganggu oleh Chika.”

Damar terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

“Aku hanya lagu kepingin menghabiskan waktu berduaan sama kamu lagipula Chika sangat senang karena diperbolehkan menginap di rumah opa dan omanya.”

“Tolong ingatkan kak Rangga supaya jangan terlalu memanjakan Chika !”

Damar sempat mengerutkan dahi selama beberapa detik lalu kembali tersenyum. Tanpa sadar apa yang diucapkan Mirna barusan adalah kebiasaan lamanya karena selama ini Rangga memang sangat memanjakan Chika.

“Sudah aku wanti-wanti.”

“Bukannya cepat-cepat menikah terus punya anak sendiri malah Chika yang dimanja tanpa aturan,” gerutu Mirna.

Damar tertawa pelan, hatinya senang bukan main dan semakin yakin kalau ingatan Mirna bisa pulih kembali.

Percakapan mereka terhenti karena dua orang pelayan datang mengantarkan pesanan. Keduanya menikmati makan yang ada dan lagi-lagi tanpa sadar Mirna mulai berceloteh tentang ingatan kecil yang kembali melintas di benaknya.

“Kemana kita sekarang ?” tanya Mirna dengan nada ceria.

“Nanti kamu juga tahu,” canda Damar.

Mirna memutar bola matanya dan mencibir melihat Damar tertawa. Keduanya kembali melanjutkan percakapan, kali ini tentang Chika hingga mobil berbelok melewati gerbang pemeriksaan.

“Kenapa kemari ?” Mirna sampai melongok keluar lewat jendela yang ada di sampingnya.

“Ngapain kita ke hotel segala ?” Nada bicara Mirna mulai terdengar panik, lupa kalau Damar adalah suaminya.

“Karena aku ingin menghabiskan waktu berdua denganmu, istriku.”

Mirna menghela nafas mendengar Damar mengucapkan kata istriku.

“Aku juga pingin seperti Firman bisa sering menghabiskan waktu berdua denganmu.”

“Maksud mas Damar ?”

“Kalau kamu tidak pernah menolak ajakan Firman untuk makan siang atau ke cafe maka aku ingin menghabiskan waktu berdua denganmu di sini.”

Mata Mirna membola karena tidak menyangka kalau Damar sudah tahu soal pertemuannya dengan Firman.

“Jadi mas Damar masih mengawasiku terus ?”

Damar tidak menjawab hanya tersenyum tipis.

“Turunlah dulu. Kita akan bicara dari hati ke hati tanpa ada yang menganggu.”

1
Herman Lim
bgs Rangga yg jls anita juga ikut terlibat di dlm nya
Andri Yukarthi
kog jd berdebar² bacanya /Shhh/
Aningrum
next
Herman Lim
moga Mirna CPT ingat kembali ssemua ingat dan obat yg buat Mirna lupa ingatan segera di temukan
Andri Yukarthi: yg sabar pak Damar...kasian istrimu
Baretta: Terima kasih karena selalu setia memberikan komentar kak Herman 🙏🙏
total 2 replies
Andri Yukarthi
dari awal udh seru...bikin penasaran
Herman Lim
apa Thor jgn buat penasaran terus 😭
Bunda HB
lebih baik mirna gk kluyuran kemana2 sbb amnesia jdi mudah di hasut org2 dengki ,iri. otak nya gk singkron. koyo org b***h....
Herman Lim
gila memutar balik kan fakta sungguh keji kalian berdua
Herman Lim
lanjut Thor semangat utk up ❤️
Herman Lim
ahhh moga Mirna CPT ingat kembali semua yg ilang dari ingatan nya
Herman Lim
apa bnr istri damar adalah Mirna yg mn karna kecelakaan ilang ingatan Mirna nya Thor jgn buat penasaran donk
Baretta
Maaf agak lambat kak Herman 🙏🙏
Herman Lim
lanjut Thor makin penasaran aja
Herman Lim
kayak nya Mirna tuh istri damar cuma karna kecelakaan dia melupakan semua waktu yg telah di lwtkan bersama damar
Aan
lanjutkan Thor 😍 can't wait too long
Aan
lanjutkan Thor 😍
Aan
Berani ya pegang2 adik orang
Aan
mgkin sdh pergi
pergi ke akhirat mgkin
Baretta
Sudah ada di depan mata Kak 😊😊🤭
Aan
Seperti ya
ah... lama2 jadi maminya sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!