NovelToon NovelToon
Alas Mayit

Alas Mayit

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Rumahhantu / Hantu / Iblis
Popularitas:45
Nilai: 5
Nama Author: Mr. Awph

​"Satu detik di sini adalah satu tahun di dunia nyata. Beranikah kamu pulang saat semua orang sudah melupakan namamu?"
​Bram tidak pernah menyangka bahwa tugas penyelamatan di koordinat terlarang akan menjadi penjara abadi baginya. Di Alas Mayit, kompas tidak lagi menunjuk utara, melainkan menunjuk pada dosa-dosa yang disembunyikan setiap manusia.
​Setiap langkah adalah pertaruhan nyawa, dan setiap napas adalah sesajen bagi penghuni hutan yang lapar. Bram harus memilih: membusuk menjadi bagian dari tanah terkutuk ini, atau menukar ingatan masa kecilnya demi satu jalan keluar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Awph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Rahasia Di Balik Tangisan Sisik

Saat anak panah cahaya itu hampir melesat, Arini membisikkan sebuah rahasia tentang keberadaan ibu Baskara yang membuat Baskara menurunkan senjatanya dengan wajah yang sangat pucat. Getaran suara Arini terdengar sangat nyata seolah rohnya sedang berteriak dari dasar jurang kegelapan yang paling dalam secara terus-menerus.

Baskara merasakan tangannya lemas hingga busur cahaya itu meredup dan hampir menghilang dari genggaman telapak tangannya yang penuh dengan bekas luka gigitan lintah. Mata Arini yang sebelah kiri terus mengucurkan cairan berwarna emas kental yang baunya sangat harum menyerupai bunga sedap malam yang mekar secara berulang-ulang.

"Apa yang kamu katakan tadi? Katakan sekali lagi dengan jelas sebelum aku kehilangan akal sehatku di tempat ini!" teriak Baskara dengan napas yang memburu.

Sisi wajah Arini yang bersisik hijau tua mendesis keras dan mencoba menutup mulut sisi wajahnya yang asli dengan kuku-kuku jarinya yang sangat panjang. Ia mengeluarkan suara tawa yang sangat parau hingga membuat suasana di puncak gunung tulang itu menjadi sangat mencekam secara terus-menerus.

"Ibumu tidak pernah mati, Baskara, ia sedang menunggu jantungmu untuk menggantikan jantungnya yang sudah membusuk di dalam istana lelembut!" ucap sisi wajah Arini yang jahat.

Baskara terhuyung mundur hingga kakinya menginjak tumpukan tulang rusuk manusia yang seketika hancur menjadi serpihan kecil yang sangat tajam secara berulang-ulang. Rasa mual menjalar ke seluruh perutnya saat ia membayangkan ibunya yang lembut kini telah berubah menjadi mahluk yang haus akan darah keturunannya sendiri.

"Kalian semua berbohong! Ibumu adalah orang yang sangat mencintaiku lebih dari nyawanya sendiri!" raung Baskara sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat pening.

Kera raksasa yang tadi lumpuh mulai menggerakkan jari-jarinya yang besar dan mencoba memberikan isyarat agar Baskara tidak mempercayai bisikan dari mahluk bersisik tersebut. Mahluk penjaga ingatan itu menunjuk ke arah panah cahaya yang kini mulai mengeluarkan percikan api biru yang sangat panas secara terus-menerus.

"Gunakan panah itu untuk membelah tubuhnya, Baskara, hanya dengan begitu jiwa aslinya bisa terbebas dari penjara daging ini!" seru kera raksasa melalui pikirannya.

Arini tertawa melengking hingga tubuhnya melayang di udara dan ribuan sisik hijau di kulitnya mulai berdiri kaku seperti duri landak yang sangat beracun. Ia melesat ke arah Baskara dengan kecepatan yang sangat luar biasa hingga menciptakan dentuman udara yang sangat nyaring secara berulang-ulang.

Baskara tidak punya pilihan lain selain mengangkat kembali busur cahayanya dan membidik tepat ke arah jantung mahluk yang menyerupai rekan kerjanya tersebut. Ia merasakan air mata mengalir membasahi pipinya saat jemarinya mulai menarik tali busur yang terbuat dari jalinan energi matahari secara terus-menerus.

"Maafkan aku, Arini, aku akan menanggung dosa ini selamanya asalkan jiwamu bisa tenang kembali!" bisik Baskara sambil melepaskan anak panahnya.

Anak panah cahaya itu melesat membelah udara malam Alas Mayit dan menghantam dada Arini hingga menimbulkan ledakan cahaya putih yang sangat menyilaukan mata. Mahluk bersisik itu menjerit dengan suara yang mampu meretakkan batu-batu nisan di seluruh penjuru hutan secara berulang-ulang.

Tubuh Arini jatuh berlutut di atas hamparan tulang sementara sisik-sisik hijau di kulitnya mulai rontok dan berubah menjadi kepulan asap hitam yang sangat pekat. Baskara segera berlari mendekati Arini dan menangkap tubuh lemah wanita itu sebelum kepalanya menghantam permukaan tulang yang sangat keras secara terus-menerus.

"Baskara, terima kasih karena telah menyelamatkanku dari penderitaan yang sangat panjang ini," ucap Arini dengan suara yang sangat halus dan sangat lemah.

Arini memberikan sebuah kunci kecil yang terbuat dari kuku manusia yang telah mengeras kepada Baskara dengan tangan yang terus bergetar hebat secara berulang-ulang. Ia menjelaskan bahwa kunci itu adalah alat untuk memasuki ruangan rahasia di bawah istana lelembut tempat ibunya disekap oleh para bangsawan gaib.

"Pergilah sekarang sebelum mahluk pengumpul jiwa menyadari bahwa penjaga gerbang ini telah gugur dalam tugasnya," pesan Arini sebelum akhirnya ia menutup mata.

Baskara merasakan kesedihan yang sangat dalam namun ia tidak punya waktu untuk meratapi kematian rekannya karena tanah di puncak gunung mulai berguncang hebat. Dari balik kabut muncul ratusan bayangan hitam yang ukurannya sangat tinggi dan memiliki tangan yang panjangnya mencapai tanah secara terus-menerus.

Mahluk-mahluk itu adalah para algojo hutan yang bertugas untuk memburu siapa pun yang telah menggunakan senjata cahaya di dalam wilayah kekuasaan mereka. Baskara menyimpan kunci kuku tersebut di dalam sakunya dan segera berdiri sambil menyiapkan kembali panah cahayanya untuk pertempuran yang lebih besar secara berulang-ulang.

"Aku akan menghancurkan setiap mahluk yang menghalangi jalanku untuk bertemu dengan ibuku!" tantang Baskara kepada kegelapan yang mulai mengepungnya.

Tiba-tiba, kera raksasa itu melemparkan Baskara ke arah sebuah lubang yang muncul di tengah kolam ingatan yang airnya sudah mengering sepenuhnya secara terus-menerus. Baskara terjatuh masuk ke dalam lorong yang dipenuhi oleh ribuan cermin kecil yang memantulkan adegan-adegan masa lalunya yang paling menyakitkan secara berulang-ulang.

Ia melihat kembali saat ia pertama kali masuk ke tim penyelamat dan bagaimana ia seringkali mengabaikan keselamatan dirinya demi membantu orang lain yang sedang tertimpa musibah. Namun, bayangan itu berubah menjadi sangat gelap saat memperlihatkan wajah-wajah orang yang tidak sempat ia selamatkan di dalam hutan Alas Mayit ini.

"Kamu adalah seorang pembunuh yang bersembunyi di balik seragam penyelamat!" teriak bayangan-bayangan di dalam cermin tersebut secara terus-menerus.

Baskara menutup telinganya dan terus meluncur turun melalui lorong cermin yang dindingnya mulai mengeluarkan cairan merah amis yang sangat menjijikkan indera penciumannya. Ia akhirnya mendarat di sebuah ruangan yang sangat luas dan sangat sunyi yang dindingnya terbuat dari anyaman rambut manusia yang masih berbau minyak tanah secara berulang-ulang.

Di tengah ruangan itu, terdapat sebuah meja perjamuan yang sangat panjang dan dipenuhi oleh berbagai macam makanan yang semuanya terbuat dari potongan tubuh manusia. Baskara melihat seorang pria mengenakan pakaian bangsawan jawa kuno sedang duduk di ujung meja sambil menikmati segelas darah segar secara terus-menerus.

Pria itu menoleh ke arah Baskara dan memberikan senyuman yang sangat lebar hingga sudut bibirnya menyentuh telinga dan mengeluarkan nanah kuning secara berulang-ulang. Baskara menyadari bahwa ia baru saja sampai di markas besar para bangsawan lelembut yang selama ini mengendalikan seluruh kengerian di hutan ini.

Pria bangsawan itu kemudian menjentikkan jarinya dan seketika itu juga dinding rambut di belakang Baskara terbuka serta memperlihatkan sosok wanita yang sangat mirip dengan ibunya sedang dirantai di atas sebuah tumpukan bara api yang sangat panas.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!