NovelToon NovelToon
Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cintamanis / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:22.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?

Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Berbagi Tugas

"Assalamualaikum." Ucap Arsha dan Ashoka bersamaan ketika hendak masuk ke ruang rawat Bu Lastri.

"Waalaikumsalam." Jawab orang - orang yang ada di sana. Nampak wajah bahagia mereka melihat kedatangan Arsha.

Arsha segera menyalami Runi dan memeluknya erat. Ia pun mendaratkan kecupan di dahi dan kedua pipi Ibunnya.

Setelahnya, ia beralih menyalami Pak Karto dan Bu Lastri yang sedang terbaring di ranjang dengan infus dan selang oksigen menempel di tubuhnya.

"Uti kenapa? Kok malah pindah tidur. Cucunya pulang, bukannya di buatin nasi urap kok malah di ajak staycation di sini." Goda Arsha untuk menghibur Utinya. Tentu saja kata - kata Arsha berhasil menghibur Utinya juga semua orang yang ada di ruangan.

"Uti kenapa, Bun? Sakit apa?" Tanya Arsha.

"Ada pembengkakan di Jantungnya, Mas." Jawab Runi.

"Astaghfirullah." Lirih Arsha sambil memandangi wajah Bu Lastri yang nampak pucat.

"Yowes maklum to, Nang. Jenenge wae wes sepuh. Uti karo Akung iki wis meh sangang puluh tahun, Nang. (Yasudah maklum to, Nang. Namanya saja sudah tua. Uti sama Akung ini sudah hampir sembilan puluh tahun, Nang.)" Kata Pak Karto sambil tersenyum.

"Iyo, Nang. Alhamdulillah wes di wehi umur sing katah karo Gusti Allah ngge ngibadah. Uti mung pingin ndelok tuyut - tuyut Uti seko kowe karo Aksa. (Iya, Nang. Alhamdulillah sudah di kasih umur yang panjang sama Allah untuk beribadah. Uti cuma pingin lihat cicit - cicit Uti dari kamu dan Aksa.)" Ujar Bu Lastri.

"Makanya Uti harus sehat, soalnya masih agak lama, Ti. Orang calonnya aja belum kelihatan." Celetuk Ashoka yang membuat Bu Lastri tersenyum.

"Akung yo ngasi heran karo kowe, Nang. Wedokan model opo to sing tok golek ki? Romomu ndisik yo ra ngasi karatan leh jomblo. (Akung ni sampai heran sama kamu, Nang. Perempuan seperti apa to yang kamu cari ni? Romomu dulu ya gak sampai karatan jomblonya.)" Ujar Pak Karto yang memecah tawa mereka.

"Ho'oh. Sing siji, cewek e pating teletek. Sijine kok yo blas ra tau weruh. (Iya. Yang satu, pacarnya dimana - mana. Satunya kok sama sekali gak pernah tau.)" Timpal Bu Lastri.

"Belum ada yang sreg di hati, Kung. Doakan ya, mudah - mudahan aku bisa memenuhi keinginan Uti dan Akung." Jawab Arsha sambil tersenyum.

"Lagian, aku gak suka main - main kayak Aksa, Ti. Pinginnya yang serius aja. Kalo oke, langsung OTW ke KUA." Imbuh Arsha sambil terkekeh.

"Aksa beneran gak ikut pulang, Mas?" Tanya Runi.

"Aksa masih ada proyek yang harus di selesaikan, Bun. Nanti dia menyusul kalau proyeknya sudah selesai." Jawab Arsha.

"Duh ya Allah, anak itu. Emang dia gak takut Romo marah?" Gerutu Runi yang khawatir.

"Nanti biar Arsha yang bicara sama Romo, Bun. Lagi pula, Romo pasti ngerti karna ini proyek kerja sama Perusahaan sama Perusahaan milik Daddy Clift." Ujar Arsha yang menenangkan Ibunnya.

"Romo gak kesini, Bun?" Tanya Arsha kemudian.

"In Syaa Allah nanti sore, Mas. Sekalian nungguin Uti nanti malam." Jawab Runi.

"Yaudah, kalo gitu aku nemenin Romo jagain Uti nanti malam." Kata Arsha.

"Istirahat ngomah wae sik to, Nang. Wong agi tas teko kok e. (Istirahat di rumah dulu aja to, Nang. Orang baru saja datang kok.)" Ujar Bu Lastri.

"Gak apa - apa, Ti. Lagian aku juga gak capek. Kan bukan aku yang mengemudikan Kereta, aku cuma duduk santai aja." Kekeh Arsha yang menular pada Bu Lastri.

...****************...

"Kenapa kok Aksa gak pulang?" Tanya Abi malam itu.

Bapak dan anak itu sedang mengobrol santai di ruang tamu kecil yang berada di kamar rawat Bu Lastri. Mereka sengaja mengobrol di sana agar tak mengganggu Bu Lastri yang sedang beristirahat.

"Aksa masih mau selesain Proyeknya, Mo." Jawab Arsha.

"Ada Dion dan Fikri di sana. Dia kan bisa memantau Proyeknya dari sini." Kata Abi.

Arsha mengamati wajah tenang Romonya. Pria di hadapannya ini, selalu bisa mengemas rapi segala beban dan badai yang berkecamuk dalam pikirannya. Meski begitu, Arsha tetap bisa melihat guratan lelah di wajah tampan Romonya yang kian menua.

"Romo tau sendiri, Aksa itu perfeksionis kalau sudah menyangkut pekerjaan. Dia gak akan pergi sebelum proyeknya benar - benar berjalan sesuai dengan standartnya yang tinggi itu." Jawab Arsha sambil tersenyum.

"Romo tenang aja, In Syaa Allah Aksa pasti pulang empat bulan lagi." Imbuh Arsha kemudian.

Abi hanya bisa menghela nafas panjang. Ya, dia memang tau bagaimana Aksa, sosok perfeksionis dan ambisius. Pada akhirnya, ia hanya bisa mengizinkan dengan tenggat waktu yang sudah di janjikan.

"Romo kenapa ingin sekali Aku dan Aksa cepat - cepat pulang? Padahal waktu itu Romo mengizinkan kami membantu mengelola perusahaan untuk beberapa waktu." Tanya Arsha.

"Seperti yang Romo bilang, Romo keteteran (kewalahan) mengurus usaha yang ada di sini, Mas. Yandamu gak bisa bantu banyak karna usahanya sendiri saja sudah meluas. Akhirnya semua usaha Akung, harus Romo sendiri yang menghandle. Romo sudah gak muda lagi, Mas. Gak seperti dulu yang bisa mengerjakan semuanya dengan mudah." Jawab Abi.

"Yasudah, Romo gak usah khawatir. Romo fokus saja dengan tugas Romo sebagai kepala Desa. Biar Pabrik Pakan yang di Kabupaten dan Pabrik - Pabrik beras Akung, aku yang urus." Kata Arsha yang di jawab anggukan oleh Abi.

Keduanya pun kembali mengobrol kesana dan kemari. Tentu mereka lebih banyak bicara mengenai pekerjaan. Tetapi tak hanya itu, pada akhirnya Abi juga berbagi beban pada putranya, beban yang tentu tak bisa ia bagi dengan Istrinya.

Keesokan paginya, Arsha berpamitan pada Abi untuk pergi melihat Pabrik Pakan milik mereka.

"Mumpung masih di sini, Mo. Aku sekalian mau lihat Pabrik Pakan." Kata Arsha.

"Periksa pembukuannya ya, Nang. Sudah dua bulan ini hasil pabrik merosot. Pabrik selalu gak bisa memenuhi permintaan Perusahaan Pakan. Padahal jumlah yang di minta pun tetap sama. Romo belum sempat memeriksa." Kata Abi.

"Njih, Mo. Nanti biar aku periksa. Romo pulang pagi ini?" Tanya Arsha.

"Iya, nanti bertukar sama Ibun dan Bunda." Jawab Abi.

"Ibun bawa mobil sendiri?" Tanya Arsha.

"Enggak. Nanti di antar Ashoka, sekalian juga Romo pulang dengan Ashoka. Nah, nanti sore kamu pulang sekalian dengan Ibun dan Bunda setelah Yanda dan Raka datang." Kata Abi.

"Itu Ashoka siapa yang ngajarin bawa mobil sih, Mo? Romo yang ajarin?" Tanya Arsha.

"Ya Yanda sama Raka lah, Mas. Memang siapa lagi? Romo gak sempat mau ngajarin dia." Jawab Abi.

"Terus, kenapa Romo izinin dia sampe Kabupaten? Anak masih baru tujuh belas tahun kok udah di lepas sampe Kabupaten sih, Mo?" Cicit Arsha.

"Ya mau gimana, Mas? Kalo di butuhkan seperti ini kan mau gak mau ya harus di lepas. Lagian kasihan Ibun kalau suruh bawa mobil sendiri." Jawab Abi.

"Kamu saja dulu sering diam - diam bawa mobil ke Kabupaten dengan Aksa. Padahal gak punya SIM." Kata Abi kemudian.

"Ya beda, Mo. Aku takut Ashoka kenapa - napa di jalan." Kata Arsha.

"In Syaa Allah baik - baik aja, Mas. Lagian Ashoka kalau bawa mobil kan gak ugal - ugalan kayak kalian berdua." Sahut Abi.

"Romo ini ya, di belain terus anak perempuannya!" Gerutu Arsha yang membuat Abi terkekeh.

"Yanda sama Raka sudah posesif dengan Ashoka dan Gendis. Kamu sama Aksa pun begitu juga ke mereka. Lalu, siapa pria yang mengerti mereka kalau bukan Romo? Mereka juga perlu mengenal banyak hal, jadi jangan terlalu posesif. Memang kamu mau, adik - adikmu itu cari laki - laki sembarangan di luaran sana dengan alasan pria itu yang mengerti mereka?" Kata Abi yang memberi pengertian pada putranya.

"Kalau apa - apa kalian larang dengan alasan demi kamu, itu juga gak enak, Mas. Kayak hidup di dalam sangkar emas. Akhirnya, begitu mereka lepas ya hilanglah sudah." Imbuh Abi kemudian.

1
Rizky Rahma Aulia Akbar
raina yg dipanggil kenapa aku yg senyum senyum yaaa. gercep banget arsha. sat set dehh
Atik Kiswati
Alhamdulillah wes rk jomblo meneh....
syora
wah arsha👍👍👍👍 cool badassss
bunda aya
ya allah mas arsha gk romantis bnget nyatain cintanya 😍😍
dapurAFIK
mas arsha gercep sat set langsung nembak nya jd istri bikin dek Rai keselek batuk2😄👍
Lee 😉
ikut seneng deh,, sampe pen melayang jdi nya 🤣🤣🤣
Lee 😉
duuhhh,,, salting nya nembus layar 🤣😄
widi
duh meleleh dengernya...soft spoken banget Arsha
syora
alhamdulillah gini,doa disertai usaha
ibaratmya berjodoh tp kita jg butuh perjuangan dan usaha tuk mndapatkannya
langkah yg tepat arsha👍👍👍👍
🎃
akhirnya mas arsha pecah telor jugak setelah sekian tahun yee kan
kawal sampai halal pokonya mah 😍
Dedes
aduuhh pengen jumpalitan. ternyata rasa itu gak bertepuk sebelah tangan 😍
Dedes
ya Allah mas to the point banget
Arin
Woah..... gercep banget nih Arsha. Mumpung pas ketemu lagi, langsung sat set tanpa ba bi bu lagi nembak mau jadi istri???? 👍👍👍👍
Isda Wardati K
lugas banget sich mas arsha ndak ada romantis2 nya.
Humay Uum
duuuh yg dtembak Rania aku yg senyum2 tooh 🤭salting iih inget ker ngora lah pokoya 🤣🤣
Santi
jdi senyum2 sendiri aku,,🤭
indy
arsha langsung beraksi
Titik Sofiah
tambah up lagi donk Thor..... riques ntar Aksa jodoh a dokter ya Thor....🤭🤭🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
bunda kk
arsha langsung sat set aja😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!