NovelToon NovelToon
LUCKY BABY- WANITA KARIR BERTRANSMIGRASI MENJADI BAYI

LUCKY BABY- WANITA KARIR BERTRANSMIGRASI MENJADI BAYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Anak Genius / Budidaya dan Peningkatan / Transmigrasi
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: julieta

Clarissa, yang terikat oleh sistem terpaksa harus menjalani dua kehidupan lagi agar dia bisa mati dengan tenang.
Setelah dalam kehidupan sebelumnya, suskses sebagai wanita karir yang dicintai oleh keluarga dan semua orang, kini dia terlempar ke jama di era 80 an yang terlahir sebagai bayi dari keluarga buruh tani miskin yang tinggal di desa Sukorejo.
Misi kali ini adalah mengentaskan keluarganya dari kemiskinan dan menjadi wanita suskse seperti sebelumnya.
Mampukah Clarissa yang kini bernama Lestari,seorang bayi dengan otak dan pemikiran wanita dewasa,yang sudah pernah jatuh bangun dalam menjalankan usahanya mampu menyelesaikan misinya?
Kehidupan di era 80 an tidaklah mudah, keterbatasan alat dan juga masih tingginya praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) membuat hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Lestari yang dalam kehidupan sebelumnya banyak ditunjang oleh kemajuan teknolgi dan percepatan informasi.
Penasaran...
ikuti terus kisa Lestari dalam cerita ini!
HAPPY READING...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERTEMU KELUARGA

Anton memasuki rumah dan melihat istrinya masih berkutat didapur sejak selesai sarapan tadi pada akhirnya tak bisa terus menekan rasa penasaran dalam hatinya yang sedari tadi meronta untuk dipuaskan.

“Bu, apa ada tamu penting yang akan datang hingga ibu masak begitu banyak varian seperti ini?”, tanyanya dengan ekpresi sangat penasaran.

Namun, begitu Anton melihat varian masakan yang dimasak istrinya, kening didahinya berkerut sangat dalam.

Sulastri yang sudah memperkirakan hal ini akan terjadi pun menatap suaminya sambil tersenyum, “Apa yang ada dalam kepala bapak, itulah jawabannya”, ucapnya sambil kembali sibuk dengan ayam goreng didepannya.

Semua masakan yang istrinya masak merupakan masakan kesukaan putri bungsunya, Srikandi, membuat Anton mengambil nafas dalam beberapa kali.

“Sudahlah bu, jangan terus berharap Srikandi pulang. Itu akan membuat ibu semakin bertambah sedih”, ucap Anton sambil memeluk istrinya dari belakang dan mengecup pucuk kepalanya dengan lembut.

Sebenarnya, kedua orang tua Srikandi sudah lama memaafkan semua kesalahan sang anak, setelah Srikandi dan keluarganya tak pernah datang lagi berkunjung ketika lebaran seperti tahun- tahun sebelumnya, hanya saja sebagai orang tua, ego mereka terlalu tinggi sehingga mereka hanya bisa menanti anak mereka dan keluarganya datang berkunjung ke kota T.

Dan Sulastri, setiap kali merasa rindu dengan putri bungsunya, dia akan memasak semua makanan kesukaan Srikandi seperti hari ini jadi tak salah jika Anton salah menafsirkan perilakunya saat ini sebagai bentuk rasa rindu seorang ibu kepada anaknya.

“Pak, bapak mungkin tak percaya jika aku tadi dipasar bertemu dengan Srikandi dan suaminya serta anaknya. KIta kembali mendapatkan cucu pak, bayi perempuan sekitar usia lima bulanan, selain cantik dia juga merupakan bintang keberuntungan keluarga kita”, ucap Sulastri dengan mata berbinar.

“Maksud ibu...”, tanya Anton penuh selidik.

Sulastri pun menjelaskan mengenai bagaimana dia bisa mendengar suara hati cucunya itu serta bagaimana kelucuan dan kepintaran yang cucu perempuannya.

Anton tampak menatap mata istrinya, mencoba mencari kebohongan disana, tapi nihil dan diapun sudah tak sabar untuk bertemu dengan cucu perempuan yang baru putri bungsunya lahirkan, apakah sesuai dengan ucapan sang istri atau tidak.

Sulastri yang tengah gembira pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan menata masakan yang telah dimasaknya diatas meja.

“Jika aku tak salah menebak, mungkin sebentar lagi mereka akan datang”, ucap Sulastri sambil mulai menata meja makan agar terlihat apik dan cantik karena dia sangat tahu jika Srikandi sangat suka dengan kebersihan dan keindahan, terutama dalam penyajian makanan yang hendak dimakannya.

Baru saja mulut Sulastri menutup, pintu rumah ada yang mengetuk, membuat wanita berusia lima puluh tahunan itupun segera berjalan cepat untuk membukakan pintu.

Tok tok tok...

“Assalamualaikum...”, ucap Srikandi dan Supardi kompak.

“Waalaikumsalam...”, jawab Sulastri sambil membukakan pintu, diikuti oleh Anton yang berdiri dibelakang istrinya guna memastikan jika yang datang benar-benar Srikandi dan keluarganya.

Melihat putri bungsunya lebih gemuk dan wajahnya terlihat lebih segar dari terakhir kali mereka bertemu sekitar enam tahun silam, dalam hati Anton merasa sangat lega.

“Wah, lumah kakek dan nenek besal sekali dan sejuk”, ucap Tari dalam hati.

Anton yang mendengar suara bayi tapi tak melihat bayi yang ada dalam gendongan Srikandi membuka mulut merasa heran hingga tubuhnya membeku sejenak.

"Apa ucapan ibu benar, yang baru saja kudengar adalah suara hati cucu perempuanku", batinnya penasaran.

Lamunan Anton buyar ketika suara sang istri kembali menggema di udara, membuat rasa canggung yang semula menyergap hilang begitu bayi mungil yang cantik itu menatap kerahanya sambil tersenyum cerah.

“Ayo masuk, kalian pasti capek kan setelah melakukan perjalanan jauh”, ucap Sulastri sambil langsung mengarahkan kedua tangannya kearah Tari yang disambut baik oleh bayi perempuan itu hingga bayi cantik itupun sudah berpindah gendongan kedalam pelukan neneknya.

“Tari, ini kakek Anton. Ayo sapa...”, ucap Sulastri memperkenalkan suaminya.

“Kakek...”, sapa Tari ramah.

Anton tersenyum lebar dan diapun segera mengambil Tari dari tangan istrinya dan mengangkatnya tinggi-tinggi, membuat bayi cantik itu tertawa kesenangan.

“Aku tak menyangka jika kakek sangat menyayangiku, padahal kita balu saja beltemu. Memang ikatan dalah itu tak pelnah luntul. Meski jauh dan tak pelnah ketemu, tapi kasih sayang itu tetap ada”, celotehnya dalam hati.

Kali ini, mendengar suara yang bisa dipastikan sebagai suara hati cucu perempuannya, Anton tak lagi terkejut dan malah terlihat sangat senang.

Melihat ekpresi Srikandi dan Supardi yang tetap tenang, Anton rasa mungkin hanya dia dan istrinya yang bisa mendengar suara hati Tari. Menyadari hal itu, senyum mengembang diwajahnya pun semakin lebar karena menganggap jika dirinya dan sang istri sangat istimewa hingga bisa mendengar suara hati bayi cantik itu.

Melihat sudah memasuki jam makan siang, setelah berbasa-basi sebentar, Sulastri segera mengajak anak dan menantu serta cucunya untuk makan siang bersama.

“Kalian duduk dulu, ibu mau mengambilkan kursi makan untuk Tari”, ucap Sulastri.

Melihat semua hidangan yang tersaji diatas meja merupakan makanan kesukaannya, air mata Srikandi menggenang dipelupuk mata dan hatinya merasa sangat bersalah.

“Maaf...”, ucap Srikandi lirih.

Sulatsri yang baru saja datang dari taman belakang untuk mengambil kursi makan Tari yang tadi sudah dia bersihkan dan sengaja diangin-anginkan agar kering, melihat suasana canggung dimeja makan pun menepuk lembut pundak putrinya.

“Semua sudah berlalu, kita juga sudah memaafkanmu, jadi jangan bersedih lagi. Ayo makan, nanti kita lanjut lagi mengobrol setelah makan”, ucap Sulastri yang direspon anggukan dari Srikandi.

Sulastri segera mengambil Tari dari gendongan suaminya dan mendudukkannya di kursi makan untuk bayi, milik Srikandi dulu yang masih disimpannya dengan rapi.

Meski tak baru, tapi masih cukup bagus dan bisa digunakan, membuat Tari yang baru pertamakali merasakan duduk dikursi makan bayi merasa sangat senang.

“Tari suka? jika Tari suka, kursi makan ini bisa Tari bawa pulang”, ucap Sulastri penuh perhatian.

“Suka..suka...”, jawab Tari senang.

Dirumah, Tari sudah bisa makan sendiri sejak dia bisa memegang sendok dan garpu dengan benar, membuat Srikandi pun megambilkan nasi dan sayur serta lauk yang disukai anaknya.

Semua orang pun makan siang dalam diam karena memang ini aturan yang berlaku didalam keluarga Srikandi sejak dulu.

Melihat bagaimana anggunnya Tari makan, Sulastri dan Anton sedikit terkejut karena tak menyangka jika bayi berusia hampir lima bulan itu bisa makan sendiri dengan rapi dan bersih, sangat berbeda dengan bayi pada umumnya yang masih baru bisa merangkak dan bermain.

Untuk bayi yang berusia satu tahunpun jika pun bisa makan sendiri akan sangat kacau dan kotor.Bahkan karena sering membuat kotor, banyak orang tua memilih untuk menyuapi anak mereka alih-alih melatihnya untuk makan.

Melihat tatapan mata kedua orang tuanya yang cukup intens terhadap Lestari, hati Srikandi sedikit merasa was-was sehingga diapun beberapa kali melirik sang suami, mencoba berkomunikasi dalam diam.

“Ibu telalu banyak belpikil. Meski telkejut, nenek dan kakek tak telalu menganggapku aneh, justlu meleka bangga memiliki cucu seceldas diliku”, batin Tari bangga.

Melihat bayinya mulai narsis, Srikandi hanya bisa berdecak pelan karena dia sudah terbiasa dengan sikap Tari yang sangat narsis itu. Tapi tidak untuk Anton dan Sulastri yang menganggap jika cucu perempuan mereka itu sangatlah mengemaskan hingga membuat keduanya ingin lebih lama bersama bayi cantik itu.

Setelah makan, karena adanya Lestari, Srikandi dan kedua orang tuanya kini telah mengurai kesalahpahaman yang membuat keduanya sempat bersitegang cukup lama.

Semua bermula karena kesalahan perhitungan weton yang menyebabkan keduanya memiliki weton dengan jumlah angka duapuluh lima yang bagi sebagian orang, terutama ayah Srikandi, Anton yang masih memegang teguh budaya tersebut jelas menolak karena dianggap membawa sial.

Jumlah angka dua lima dianggap jelek dan membawa sial karena rumah tangga yang akan keduanya jalani sering mengalami masalah, pertengkaran, dan perselingkuhan. Masalah ini dapat muncul karena perbedaan karakter, masalah ekonomi, atau berbagai musibah sehingga sangat ditentang tanpa tahu jika weton yang Supardi berikan salah karena dia sama dengan Lestari, lahir sore hari, setelah ba’da ashar yang wetonnya sudah ikut pasaran esok hari.

Dan kini, permasalahan ini sudah terselesaikan dan keduanya pun juga telah menyadari kesalahan mereka masing-masing, saling mengungkapkan kesalahan mereka, meminta maaf dan berakhir dengan saling berpelukan erat.

“Indahnya kebelsamaan kelualga sepelti ini. Tapi sayangnya kebahagiaan ini halus telnoda oleh tingkah laku tak belmolal kakak ipal ibu”.

Semua orang yang tengah menangis bahagia tiba-tiba terdiam begitu mendengar suara hati Tari dan hal itu juga mempengaruhi emosi pria berusia tiga puluh tiga tahun yang baru memasuki halaman rumah karena merasa jika yang diomongkan oleh suara bayi itu adalah istrinya.

1
Andira Rahmawati
kurangggg thorrr up lagi dongggg..😍😍💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut thor
diara
lanjut baca
Lala Kusumah
rasain Lo Lela 😡😡😡😡
Lyvia
semangat thor, suwun upnya
FAISHAL GAMING
luarbiasa
Mimi Johan
Lanjut Thor n semangat
Pakde
lanjut thor
Ida Kurniasari
up lagi thorrr
Mimi Johan
Semangat Thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Aydin Syam
yah Thor masa habis Thor..bnyakin upnya Thor masa kaya hubungan sih di gantung melulu kan ngak enak thor
Lala Kusumah
lagi seru serunya eh habis, lanjuuuuuuuuut Thor 🙏🙏🙏
Wahyuningsih
yah abiz thor, d gantung kita gaes kayak jemuran 😅😅😅 pling pinter ni author bikin orang penasaran 😁😁 d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma upnya thor sellu jga keshtn n tetp semangaaaaaaat
Aydin Syam
bagus
Aydin Syam
thorr..thhorr kapan upnya lagi Thor aku sudah tidak sabar menunggunya
Aydin Syam
wah Thor saya jadi deg degkan bacanya..
di tunggu upnya thor
mamamu
ihhh seru banget thor , kurang kalo 2 part mah hehehe semangat teus ya thorr
Ida Kurniasari
tambah lagi dong Thor upnya
Lyvia
laginthor 😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!