NovelToon NovelToon
Empat Istri Lima Sekarat

Empat Istri Lima Sekarat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Askararia

Di sebuah kota di negara maju, hiduplah seorang play boy stadium akhir yang menikahi empat wanita dalam kurun waktu satu tahun. Dalam hidupnya hanya ada slogan hidup empat sehat lima sempurna dan wanita.

Kebiasaan buruk ini justru mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya dan keluar besarnya, hingga suatu saat ia berencana untuk menikahi seorang gadis barbar dari kota tetangga, kebiasaan buruknya itu pun mendapatkan banyak cekaman dari gadis tersebut.

Akankah gadis itu berhasil dinikahi oleh play boy tingkat dewa ini? Ayo.... baca kelanjutan ceritanya.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Askararia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Kedua ban depan mobil putih itu terus melaju diatas jalan raya diikuti kedua ban belakangnya seperti sebuah barisan semut yang berjalan beriringan. Sepanjang perjalanan Harry terus menggenggam erat tangan Nadia hingga gadis itu kesusahan untuk beraktifitas.

"Cepat lepaskan tanganku, aku mau mengikat rambutku!"

"Tapi rambut mu sudah terikat, mau diikat bagaimana lagi?" Tanya Harry.

"Pokoknya lepaskan saja tanganku, fokus saja menyetir. Ahhhh kau ini membuatku pusing, kalau ada apa-apa didepan sana, bagaimana?"

"Iya, iya, sudah dilepas.... marah marah terusssss!"

"Ya kamu bikin marah, tanganku jadi keringatan kan!" Kesal Nadia mengusap tangannya menggunakan beberapa helai tisu di kursi belakang.

"Ngomong-ngomong, kita mau kemana?" Tanya Nadia, sejak tadi pacar barunya itu tak memberitahu kemana mereka akan pergi dan kapan mereka akan sampai sedangkan Nadia sudah mulai merasa lapar.

"Kita mau ketemu sama pemilik apartment yang akan kita tempati nanti!" Jawab Harry.

Gadis berambut panjang ini menoleh pada lelaki yang sedang fokus menyetir itu, ia menepuk jidatnya dengan kasar lalu kembali membersihkan tangannya.

"Kenapa buru-buru, Harry? Kapan kau melakukan semua ini? Berbicara dengan pemilik apartment dan membeli mobil ini, kapan kau.... "

Cuppppp

Harry mengecup lembut bibir gadis itu kembali fokus memutar setir, satu tangannya mengacak pucuk rambut gadis yang tengah mematung itu. Kulitnya wajahnya yang semula putih kini berangsur memerah, ia menggigit jarinya sambil mengubah posisi duduknya membelakangi Harry.

"Yaaa, jangan melewati batas. Tadi aku menciummu karena aku khilaf!"

"Hahahaha, khilaf apanya? Katakan saja kalau kau terpesona dengan keseksianku!" Balas Harry tertawa kecil.

"Astaga, ada apa denganku, beberapa hari lalu... bahkan beberapa jam lalu aku belum mencintainya. Apa aku sudah gila? Gawat, sepertinya aku sudah gila.... " ucap Nadia pelan sambil mengacak-acak bagian depan rambutnya.

Beberapa jam kemudian Harry dan Nadia sampai di sebuah gedung bertingkat, bangunan mewah pencakar langit itu langsung memikat kedua bola mata indah milik Nadia. Harry dengan hati-hati menuntun Nadia melangkah masuk kedalam lobi, di kursi sofa mewah dan panjang itu telah duduk dua orang lelaki yang sudah dikepala tiga menyambut kedatangan mereka.

"Selamat siang, anda pasti Tuan Harry dan anda...."

"Nadia!"

"Owhhh iya, Nyonya Nadia!" Ucap lelaki berambut hitam keabu-abuan itu sambari berjabat tangan begitu Harry dan Nadia menghampiri mereka.

Setelah keempatnya duduk bersama, Harry mengeluarkan berkas-berkas ditangannya dari dalam tas ransel miliknya dan meletakkannya diatas meja, hak yang sama dilakukan oleh kedua lelaki didepannya kini, sambil tersenyum mereka meletakkan masing-masing satu pulpen diatas kertas yang mungkin akan ditandatangani oleh Harry maupun Nadia.

"Apa ini?" Tanya Nadia mengerutkan keningnya.

Lelaki berambut hitam yang duduk di kursi depan Nadia tersenyum, sambil meletakkan tangannya diatas meja ia mulai menjelaskan kedatangannya mereka ketempat tersebut.

"Nyonya Nadia, ijinkan saya memberitahu anda kalau berkas-berkas ini perlu anda dan Pak Harry tandatangani supaya memudahkan kami mengurus pembelian apartment yang kalian inginkan. Kemudian, berkas berikut ini merupakan berkas yang perlu anda dan Pak Hary isi dengan data-data sesuai dengan kartu Identitas supaya kami dapat dengan mudah mengatur pendaftaran pernikahan kalian!"

 "Apa? Pernikahan?" Pekik Nadia yang tiba-tiba berdiri dari kursinya membuat ketiga lelaki itu terkejut.

  Pemilik gedung dan pengacaranya menatap Harry dan Nadia bergantian dengan menaikkan kedua alis mereka.

  "Owhhh, maaf Pak, saya belum memberitahu calon istri saya tentang pendaftaran pernikahan kami, jadi dia agak syok!" Ucap Harry dibalas anggukan kecil oleh keduanya.

  "Pe... pe... pendaftaran.... pernikahan? Aa... apa... maksudmu... Harry?" Tanya Nadia kembali, jika tadi wajahnya memerah menahan malu karena terbawa perasaan, kini wajahnya memerah karena terkejut.

 "Astaga, sayang.... duduk dulu... tenangkan dirimu!" Ujar Harry menarik Nadia kembali duduk.

  "Sayang, kita bisa mendapatkan potongan harga dua puluh hingga tiga puluh persen kalau kita sudah menikah. Itu menguntungkan kita, apalagi aku berencana membeli apartment itu atas namamu!" Bisik Harry pelan.

  "Benarkah? Atas namaku?" Tanya Nadia.

  Harry segera mengangguk sambil tersenyum, Nadia ikut tersenyum, membayangkan bagaimana kehidupannya setelah ia memiliki tempat tinggal sendiri diusianya yang masih menginjak dua puluh empat tahun itu.

  "Baiklah, sayang.... ayo kita daftarkan pernikahan kita!" Ucap Nadia, barulah ketiga lelaki itu tertawa bersama.

Semula mereka kembali berbincang seputar apartment yang akan mereka beli nanti, kedua lelaki dihadapan Nadia dengan sabar menjelaskan kekurangan dan kelebihan apartment itu secara jujur, serta menjawab beberapa pertanyaan Nadia dan Harry tentang hal-hal lainnya hingga mereka sepakat dan menandatangani semua berkas-berkas diatas meja, dimana berkas-berkas itu telah dilengkapi dengan beberapa materai yang menandakan keterlibatan kedua belah pihak.

Waktu berjalan dan kini kedua lelaki itu membawa Nadia dan Harry kedalam gedung untuk melihat unit apartment yang sudah mereka beli, begitu membuka pintu apartment yang menggunakan sandi pin itu, mata Nadia berbinar melihat seisi ruangan tersebut, apartment dengan harga puluhan juta itu memiliki dua kamar utama dengan ukuran yang sama dilengkapi dengan kamar mandi dalam ruangan, dua ruangan kosong lebih kecil yang mungkin bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang atau kamar tamu, kemudian satu kamar mandi yang berdampingan dengan toilet disamping dapur basah itu, balkon yang lumayan luas dilengkapi dengan dua kursi dan satu meja kecil disudut kanan jemuran lipat di sudut lainnya. Apartment itu juga memiliki ruang tamu dan sofa empuk di dalamnya, dimana didepan kursi sofa itu terdapat sebuah televisi dan kipas angin kecil yang bisa digunakan kala AC bermasalah.

"Wahhhh, mendadak aku merasa kalau aku jadi sedikit lebih kaya!" Ucap Nadia mengundang gelak tawa pada ketiga lelaki itu.

"Ada apa? Kenapa tertawa?"

"Owhhh bukan.... bukan...., bukan apa-apa!" Jawab Harry cepat.

"Bagaimana, Nyonya Nadia? Apakah anda merasa puas?"

"Yahhhh puas, puas... puassss!" Jawab Nadia girang.

"Sayang..... terimakasih.... " ucapnya lagi pada Harry sambil merangkul lengan lelaki itu.

"Cium dulu dong!"

"Muach!"

"Aaaaaa, aku tidak percaya ini.... kau menciummu lagi? Aaaaaaaaa!"

Harry berteriak histeris karena terlalu senang sebab Nadia mencium dirinya di hadapan kedua lelaki yang mengurus pembelian apartment mereka, bahkan karena terlalu senang, tanpa sadar Harry berlari meninggalkan ketiga orang itu disana sementara ia berlari mondar-mandir mengitari sepanjang lorong itu.

"Hahaha, sepertinya Pak Harry begitu mencintai anda!"

"Ya, sepertinya!" Ucap Nadia mengerutkan keningnya.

***

Terdengar suara dari benda yang terhubung ke badan Ardi, anak remaja itu terbangun, membuka matanya perlahan dan mendapati Arda dan Andre berdiri di kedua sisinya dengan ruang sakit berwarna putih itu.

"Oh.. hai Ardi!" Sapa Andre.

"Apa ini? Apa aku sudah mati?" Ardi bertanya dengan nada pelan namun masih dapat didengar oleh teman dan saudara kembarnya itu.

"Tante, Om, Ardi sudah bangun!" Seru Andre, mendengar itu Rina dan Mario segera beranjak turun dari kasur Arda yang sebelumnya mereka pinjam untuk tidur sejenak.

Rina segera menghampiri Ardi, wanita ini menangis terharu karena pada akhirnya Ardi terbangun setelah dua hari terbaring koma, sementara Mario dengan panik berlari mencari dokter.

"Anak saya.... anak saya sudah bangun.... tolong diperiksa dokter.... " ujar Mario pada beberapa dokter dan perawat dilobi rumah sakit.

Para tenaga medis yang bertugas disana mengikuti langkah Mario dengan langkah cepat, mereka turut senang melihat Ardi yang sudah bangun dan berbincang singkat dengan ibu, teman dan saudaranya itu.

"Ardi, apa kau baik-baik saya? Apa ada yang sakit?" Tanya dokter yang memeriksa kedua bola mata Ardi juga memeriksa detak jantung remaja laki-laki tersebut.

"Iya, tidak ada yang sakit!" Jawab Ardi tersenyum.

Setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut barulah Ardi duduk dibantu perawat yang datang bersama dokter itu, yang mana salah satu perawat yang ikut itu merupakan gadis yang menemani Arda berbincang beberapa waktu lalu. Andre mencolek tangan Ardi, ia berbisik di telinga dan memberitahu kalau perawat itu sedang memiliki hubungan dengan Arda.

"Oh iya?"

"Iya, lihat ini.... " jawab Andre memberikan bukti berupa potret kebersamaan Arda dan perawat tersebut pagi tadi.

"Wahhh, berarti musibah ini membawa jodoh untuk Arda!" Bisik Ardi lalu terkekeh bersama Andre.

Perawat itu tersenyum sambil menundukkan kepalanya, ia menyapa Arda dengan lambaikan tangan dibawah pinggangnya sebelum ia beranjak pergi dari ruangan tersebut.

"Cieeeee, kiw kiw, cukurukuk!" Ucap Ardi menggoda saudara kembarnya tersebut.

1
emili19
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
Askararia: Wahhh, makasih banyak yah Kak, senang membaca komentar positifnya, saya akan terus berusaha membuat ceritanya semenarik mungkin 🥰
total 1 replies
Anrai Dela Cruz
Duh, hati rasanya meleleh.
Askararia: Terimakasih atas komentarnya ya kak, kalau kayak gini makin semangat deh nulisnya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!