Last Punishment : DEATH

"Kenapa kau lakukan semua ini Gaurav?"

"Aku melakukan apa yang kalian tidak bisa lakukan, "

"Jika kau ingin menjadi pembunuh kenapa harus menjadi polisi?"

"Jika kau ingin menegakkan hukum kenapa kau takut pada petinggi itu kak?" tanya kembali Gaurav. Hal itu membuat Abimanyu terdiam begitu juga dengan Prathap.

"Gaurav kau tidak tau apa itu hukum, "

"Hukum yang mana yang kau maksud kak?"

"Tukang korupsi di penjara 7 tahun sementara korbannya kelaparan sepanjang waktu. Pelaku pemerkosaan hanya di beri hukuman 6 tahun penjara, sementara korbannya terkurung dalam trauma gelap. Para pembajak tanah hanya di penjara 8 setengah tahun, dan apa kau tau setelah itu apa yang mereka lakukan? Mereka menargetkan korban yang melaporkan mereka ke penjara untuk dibunuh tepat di depan anak, istri, keluarga mereka, "

"Sekali saja kak.. Sekali saja kau dengarkan jeritan hati para masyarakat yang tertindas. Mereka bukan menginginkan uang mu, mereka hanya menginginkan keadilan, ketenangan, dan juga kedamaian.. Itu saja..."

"Gaurav... Aku tau dan aku mengerti apa yang kau maksud di sini. Tapi kau juga salah... Tidak begini caranya, pasti akan ada masanya-"

"KAPAN?"

"Kapan itu akan datang, nanti kita bahas. Sekarang ikut aku ke kantor polisi, " ucap Abimanyu yang menyimpan pistolnya dan mengeluarkan borgolnya. Gaurav langsung menendang tangan Abimanyu yang membuat borgol itu terlempar.

"Gaurav aku tidak ingin berkelahi dengan mu karena kau sudah ku anggap seperti adikku sendiri, "

"Itulah kelemahan mu kak. Karena hubungan & sifat manis, kau menjadi tunduk seperti anjing penjilat, " sahut Gaurav. Abimanyu tersinggung dan langsung menyerang Gaurav dengan sekali tendangan. Kekuatan Abimanyu ternyata cukup kuat dari pada Gaurav.

"Aku diam bukan karena aku lemah Gaurav. Aku tidak ingin membuang-buang energiku hanya untuk berkelahi dengan orang yang tidak sebanding dengan ku, " ucap Abimanyu yang lalu mengangkat kerah baju Gaurav lalu menghajarnya.

"Apa kau bilang tadi? Sekali saja dengarkan jeritan masyarakat yang mengemis keadilan?"

"Setiap hari Gaurav... Setiap hari kami mendengar jeritan mereka. Setiap hari hati kami tergores saat mendengar para orang tua, rakyat kecil, dan tangis seorang gadis, "

"Aku tunduk pada mereka bukan karena aku tidak berani melawan. Selama 10 tahun ini aku terus memikirkan caranya agar bisa memberikan keadilan pada mereka. Memberikan mereka kedamaian... "

"Lalu kenapa kau hanya diam dan memburu ku kak?"

"Karena hukum tetaplah hukum, " sahut Abimanyu sambil menatap Gaurav dengan begitu dalam. Tak berselang lama, Prasad dan tim kepolisian lainnya sudah tiba.

"Kau cukup pintar Gaurav. Tapi hari ini-"

"Kaulah yang kalah kak." Abimanyu langsung menarik kerah baju Gaurav kembali untuk berdiri. Tak berselang lama Prasad dan tim kepolisian masuk dan langsung mengepung Gaurav.

"Pak Prasad. Dialah dalang-" belum selesai Abimanyu berbicara, polisi langsung memborgol tangan Abimanyu.

"Hei apa yang kau lakukan? Kenapa kau memborgol ku?"

"Kau tertangkap Abi, " jawab Prasad.

"Kaulah selama ini pelakunya, "

"A-apa? Pak... Apa maksud semua ini?" Prasad mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan video yang di kirim oleh Prathap. Dalam video itu terlihat Abimanyu yang terus menghajar Gaurav tanpa ampun.

"Pak. Abimanyu berusaha melenyapkan ku, dan Gaurav datang untuk membantu ku, " ucap Prathap dalam video tersebut. Mendengar dirinya di fitnah, Abimanyu langsung melirik ke arah Prathap.

Prathap hanya bisa tertunduk ketakutan sambil menahan rasa sakit di kakinya. Rupanya Gaurav menyusun semua ini sejak awal. Prasad dan Gaurav mengajak Prathap untuk ikut ambil bagian dalam rencana mereka. Gaurav menyayat kaki Prathap agar Abimanyu terbangun dari tidurnya. Bahkan saat itu Gaurav juga lah yang meminta Prathap untuk menarik penutup wajahnya.

"PAK INI FITNAH. AKU SUDAH DI JEBAK OLEH MEREKA BERDUA, " tegas Abimanyu membela diri. Prasad sama sekali tidak peduli, dan langsung membawa Abimanyu sebagai tahanan.

Di kantor Abimanyu di ikat dan di pukuli atas kesalahan yang tidak ia lakukan. Semua bukti-bukti yang selama ini mereka selidiki sudah di rekayasa oleh Gaurav dan Prasad agar mengarah ke Abimanyu.

"Stop, " perintah Prasad. Polisi yang bertugas memukul Abimanyu pun berhenti.

"Abimanyu. Aku minta maaf semua bukti mengarah kepadamu, "

"Pa-pak... Aku bersumpah kalau aku tidak melakukan semua ini, "

"Aku percaya padamu Abi. Tapi maaf, untuk sementara kau akan di tahan, "

"Kami akan terus menyelidiki kasus ini. Jika benar kau tak bersalah, kau akan bebas. Tapi... Jika memang kau pelakunya, maka kau akan siap mendapatkan hukuman itu Abi, " ucap Prasad yang kemudian keluar meninggalkan Abimanyu. Dari luar sel tahanan, Abimanyu menatap Gaurav yang sedang di obati. Gaurav juga berbalik menatap Abimanyu. Terlihat dari tatapan Abimanyu, nampak penuh amarah di matanya.

...***...

Keesokan harinya, Chetna baru saja selesai mandi dan turun untuk menyiapkan sarapan. Namun ia melihat Rasika yang duduk di depan rumah menunggu kepulangan Abimanyu.

"Rasika sayang. Kau sedang apa di luar sendirian nak?"

"Semalam Abi mengatakan akan balik lebih pagi setelah bertugas ibu, "

"Ayolah nak. Suami mu pasti pulang, "

"Yang di katakan ibumu itu benar nak, " ucap Thapar yang baru turun dan duduk di depan televisi.

"Ayo. Temani ibu memasak. Kau cukup duduk saja, setidaknya kita mengobrol kecil." Chetna dan Rasika pun masuk ke dalam, lalu menyiapkan sarapan. Rasika tidak mau hanya duduk saja, dia ikut membantu memotong-motong sayuran. Thapar yang sedang duduk membaca koran merasa bosan dan menyalakan televisi untuk melihat beritah terbaru.

"Berita terbaru datang dari kepolisian Mumbai. Seorang inspektur yang di junjung tinggi Abimanyu Kanwar... " mendengar nama Abimanyu, Thapar langsung membesarkan volume televisi. Rasika dan Chetna yang mendengarnya langsung keluar dari dapur untuk melihatnya.

"Abimanyu Kanwar menjadi tersangka pembunuhan berantai yang melibatkan pejabat tinggi negara India. Inspektur Abimanyu Kanwar akan di pindahkan ke penjara kota New Delhi dua minggu kedepan, "

Mendengar berita itu sontak membuat keluarga Abimanyu terkejut, begitu juga dengan Rasika. Tidak mau berdiam diri saja, Rasika langsung pergi bersama supir pribadinya ke kantor polisi untuk menemui Abimanyu.

Di kantor polisi, Rasika langsung menemui petugas kepolisian untuk meminta izin menemui suaminya. Ia pun di beri izin dan langsung menemui Abimanyu di sel tahanan.

"Abi, " sapa Rasika yang langsung memeluk Abimanyu.

"Apa yang terjadi padamu Abi. Kenapa mereka menangkap mu?"

"Aku yakin kalau suamiku tidak melakukan pembunuhan ini, " sambung Rasika.

"Rasika.. Lihat aku, "

"Percayalah padaku. Kebenaran akan segera terungkap, dan dosa akan segera mendapatkan hukumannya, " ucap Abimanyu yang berusaha menenangkan Rasika. Abimanyu juga menceritakan apa yang semalam terjadi. Abimanyu juga menyebut Gaurav sudah menjebaknya.