Kisah perjalanan pernikahan Kaluna dan Nathan yang harus kandas karena sebuah kesalahpahaman yang di sebabkan oleh adik Nathan yang tidak menyukai Kaluna menjadi bagian keluarga mereka.
Tiga tahun kemudian saat Kaluna mendapat pekerjaan saat itu ia harus berurusan kembali dengan keluarga mantan suaminya.
Bagaimana lanjutan kisah Kaluna dan Nathan apakah mereka akan rujuk kembali ataukah mereka menemukan tambatan hati yang lain. Jangan lupa ikuti kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itz_zara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Delapan Belas
Matahari siang ini bersinar cukup terik membuat kepala siapapun yang ada di luar makin panas. Siang ini entah angin apa yang membuat mama Saras dan juga Alea beserta anak kembarnya datang ke rumah Nathan. Bu Tati yang membuka pintu depan sedikit terkejut dengan kehadiran nyonya besarnya.
"Siang nyonya, mari masuk," kata bu Tati dengan sopan mempersilahkan mama Saras dan Alea masuk.
"Athan kemana bi?" Tanya mama Saras pada bu Tati.
"Ehm masih disekolah nyonya, sedang dijemput," jawab bu Tati dengan sopan.
"Kalo pembantu baru nya di mana bi?" Tanya Alea pada bu Tati menanyakan Kaluna.
"Sedang menjemput aden Athan non," kata bu Tati.
"Lha kok dia yang jemput?" Tanya Alea tak terima kalau Athan di jemput Kaluna.
"Iya non, karena susternya Athan sedang izin pulang kampung jadinya tuan Nathan suruh mba Kaluna yang menjaga den Athan," bu Tati menjelaskan.
"Mah, kenapa bang Nathan gak ngomong sama kita?" Marah Alea.
"Nanti mamah tanyakan ke abangmu," kata mama Saras.
"Ya udah mah, pokoknya kita bilang sama abang jangan biarin Athan sama wanita gak tau diri itu," kata Alea menggebu-gebu.
"Iya kamu tenang, mamah juga gak terima kalau cucu mamah di rawat sama wanita gak tau diri itu," kata mama Saras tanpa mengingat bahwa Kaluna ibu kandung Athan.
Bu Tati hanya mendengarkan bingung ketika nyonya dan nona mudanya menyebut Kaluna sebagai wanita tak tau diri.
"Kenapa nyonya sama nona muda kaya gak suka sama mba Kaluna ya," pikir bu Tati dalam hati.
"Bi tolong buatin minuman yang segar ya," pinta tolong Alea pada bu Tati.
"Baik nona tunggu sebentar ya," kata bu Tati langsung menuju ke dapur.
Mama Saras dan Alea langsung menuju ke ruang tengah sambil menunggu Kaluna dan juga Athan yang sedang pulang. Mereka akan mengintrogasi Kaluna supaya tidak dekat-dekat dengan Athan.
Mama Saras dan Alea duduk di ruang tengah dengan wajah yang serius, mereka berbicara dengan pelan tentang rencana mereka untuk mengintrogasi Kaluna.
"Mamah tidak ingin Athan terpengaruh oleh Kaluna," kata Mama Saras dengan nada yang tegas.
Alea mengangguk setuju dan menambahkan.
"Iya, mah. Kita harus melindungi Athan dari pengaruh buruk Kaluna."
Mereka berdua terus berbicara dan merencanakan strategi mereka untuk mengintrogasi Kaluna, tanpa menyadari bahwa Kaluna sudah mendengar percakapan mereka dari jauh.
Kaluna berdiri di dekat pintu, mendengarkan percakapan Mama Saras dan Alea dengan wajah yang tidak terkejut. Ia sudah menduga bahwa mereka masih tidak menyukainya dan ingin menjauhkan Athan darinya. Kaluna merasa sedikit kesal dan merasa bahwa mereka tidak adil kepadanya. Ia mengambil napas dalam-dalam dan memutuskan untuk menghadapi mereka dengan tenang dan percaya diri. Dengan langkah yang mantap, Kaluna memasuki ruang tengah dan menyapa Mama Saras dan Alea dengan senyum yang ramah.
"Selamat siang nyonya dan nona muda," sapa Kaluna ramah pada mereka berdua.
Mama Saras dan Alea memandang Kaluna dengan terkejut. Tapi setelah itu mereka memasang muka tidak menyukai Kaluna apalagi melihat Kaluna sedang menggendong Athan yang sedang tertidur.
"Turunkan cucuku," kata mama Saras memandang Kaluna dengan tajam.
Kaluna tak menjawab hanya saja langsung menurunkan Athan di sofa ruang tengah. Alea langsung berdiri dari tidurnya mendekati Kaluna yang telah selesai menurunkan Athan.
"Mau lo apa datang ke sini? Mau gangguin abang gue lagi ya wanita gak tau diri," kata Alea tajam.
"Maaf nona muda saya hanya bekerja disini tidak maksud untuk apa-apa," kata Kaluna menjawab dengan sopan.
"Udah deh lo gak usah sok polos, gue tau lo mau gangguin abang gue lagi kan," kata Alea tak puas dengan jawaban Kaluna.
Kaluna mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk tetap tenang. Ia tidak ingin terpancing oleh kata-kata Alea yang tajam.
"Nona muda, saya tidak bermaksud untuk mengganggu siapa pun. Saya hanya ingin melakukan pekerjaan saya dengan baik," kata Kaluna dengan nada yang sopan dan tenang.
Alea masih terlihat tidak puas dan siap untuk melanjutkan pertengkarannya dengan Kaluna. Namun, Mama Saras yang telah diam sejak tadi akhirnya berbicara dan menghentikan pertengkaran tersebut.
"Cukup, Alea," kata Mama Saras dengan nada yang tegas.
"Kita tidak perlu berbicara dengan nada yang kasar. Nanti biar mamah yang bilang sama abang kamu" Mama Saras kemudian menatap Kaluna dengan ekspresi yang tetap tajam.
"Kaluna, saya ingin berbicara denganmu tentang sesuatu. Tolong duduk dulu." Kaluna mengangguk dan duduk di sofa, siap untuk mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Mama Saras.
Alea masih terlihat tidak puas, tetapi ia tidak berani untuk melawan ibunya.
Mama Saras duduk di sebelah Kaluna dan memandanginya dengan ekspresi yang tetap tajam.
"Kaluna, saya ingin tahu apa yang sebenarnya apa maksud dari kamu bekerja disini," kata Mama Saras dengan nada yang tegas.
Kaluna merasa sedikit terkejut dengan pertanyaan Mama Saras, tetapi ia tidak ingin menunjukkan ketidaknyamanannya. Ia mengambil napas dalam-dalam dan menjawab dengan nada yang sopan dan tenang.
"Maaf nyonya, saya bekerja di sini karena saya membutuhkan pekerjaan untuk membiayai hidup saya dan keluarha saya. Saya tidak memiliki maksud lain selain ingin bekerja dengan baik dan membantu keluarga ini dalam kebutuhannya," kata Kaluna dengan mata yang tetap tenang.
"Baik kalau jawabanmu tetap seperti itu, saya yang akan berbicara pada Nathan," kata mama Saras tegas.
Kaluna hanya menundukan kepalanya tidak berani memandang mama Saras dan Alea.
"Mohon maaf nyonya saya pergi ke belakang dulu," pamit Kaluna pada mereka berdua.
"Ya," jawab singkat mama Saras dan Alea hanya diam saja sambil bermain dengan anak kembarnya.
Kaluna berdiri dan berjalan ke arah belakang rumah, meninggalkan Mama Saras dan Alea yang masih duduk di ruang tengah. Ia merasa lega dapat meninggalkan situasi yang tidak nyaman tersebut, tetapi juga merasa sedikit sedih karena tidak dapat berbicara dengan baik dengan Mama Saras dan Alea. Ketika ia berjalan ke belakang rumah, Kaluna tidak dapat tidak memikirkan tentang bagaimana ia dapat memperbaiki hubungannya dengan keluarga ini, terutama dengan Mama Saras dan Alea.
Kaluna tiba di belakang rumah dan duduk di sebuah bangku yang terletak di dekat jendela. Ia memandang ke luar jendela, menatap kebun yang indah dan tenang. Ia merasa sedikit lebih tenang dan dapat berpikir dengan lebih jernih. Kaluna memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan tentang pendapat Mama Saras dan Alea, dan lebih fokus pada pekerjaannya dan hubungannya dengan Athan. Ia berharap bahwa dengan waktu dan usaha, ia dapat memperbaiki hubungannya dengan keluarga ini.