bella di paksa ibu tirinya menikahi paktua kaya demi uang yang di janjikan pak tua itu. namun siapa sangka, saat di sebuah hotel, dia memberontak berusaha kabur dari paktua itu hingga bella bersembunyi di sebuah ruangan yang sedikit gelap bella kira di dalam ruangan itu tidak ada siapa siapa. ternyata seorang lelaki sedang sempoyongan karena pengaruh obat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasbyhasbi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
seberapa penting Bella untuk Richard
"Kau baru datang ichad....dari mana saja?"
"Aku ada pekerjaan dulu mom..." Jawab Richard datar. Ia baru sampai ke rumah sakit."Sudah mau pulang?" tambahnya yang melihat mom juga bik Nimah berkemas.
"Iya, tolong kamu papah Bella, dia mau pulang ke rumah kita..." pinta nyonya pada anaknya.
Ragu ragu, Richard mulai mendekatkan tubuhnya pada Bella, hendak merangkul pundak perempuan itu untuk membantu memapahnya.
"Aku sudah tidak apa apa kok." tolak Bella yang menepis tangan Richard. Bukan karena benci, tapi rasa canggung yang ia rasakan jika terlalu dekat dengan Richard.
"Sudah jangan menolak, kamu masih lemah Bell..." ucap nyonya Kayle.
"Biar saya yang membopong Bella..." Stefan hendak menggendong perempuan itu namun segera di cegah oleh Richard.
Richard dengan sigap menggendong Bella brutal, entah karena tak ingin mendengar lagi penolakan dari calon istrinya itu, atau takut Stefan mendahului menggendong Bella.
Bella yang dirinya sudah berada di pangkuan Richard hanya diam menunduk, menghirup aroma parfum maskulin dari dada calon suaminya itu. Sesekali ia mendongak untuk menatap wajah Richard, memperhatikan ketampanan lelaki yang hampir menjadi suaminya.
"Kau lihat apa?" sontak ucapan Richard membuat Bella menjadi malu, karena lelaki itu berhasil memergoki dirinya yang sedang menatap lekat wajahnya
"Tidak!" ucapnya malu, jantungnya kini semakin berdetak tak karuan, Bella tak bisa mengontrol dirinya.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Mansion keluarga Richardo...
Kini Richard sudah membawa Bella ke kamar yang berada di lantai dua, kamar yang bersebelahan dengan kamarnya.
"Kau tidurlah disini." lelaki itu menurunkan Bella dari pangkuannya dan tanpa pamit meninggalkan Bella dengan tergesa gesa.
"Kau mau kemana buru buru gitu ..." Tanya sang ibu yang melihat anaknya keluar dari kamar yang di tempati Bella dengan terburu buru.
"Aku mau tidur mom...." jawabnya cepat, segera masuk dan menutup pintu kamarnya.
"Aneh..." heran nyonya yang melihat kelakuan anaknya, dan kembali melajukan langkahnya menemui Bella.
"Bella.." panggil nyonya Kayle.
"iya nyonya..." sahut Bella
"Kenapa masih memanggilku nyonya."
"ah maaf, m-mom.."
"Nah gitu dong, kamu cepatlah tidur. Jangan terlalu banyak fikiran." ucap nyonya menenangkan Bella yang masih terlihat syok dengan kejadian tadi siang. "Mom gak akan membiarkanmu mengalami kejadian seperti tadi lagi." tambahnya.
"Makasih ya mom..." Bella merasa lebih tenang karena calon mertuanya itu begitu baik padanya.
"Sudahlah, kau tidur. Besok kita harus ke kantor agama buat pernikahan kalian yang tertunda. Oh iya, Garrel tidur bersama mom di bawah." ucap nyonya lalu pergi dari kamar itu.
******
Kamar Richard...
"Shit... Lagi lagi gue gak bisa nahan.." umpatnya, frustasi dengan keadaan tubuhnya yang selalu bereaksi jika berdekatan dengan Bella.
Ia lalu pergi ke kamar mandi, ingin melepaskan has*at yang memuncak dengan cara yang ia tonton dari ponselnya. Lelaki itu mulai memperagakan tangannya dengan gerakan gerakan Yang ada di video itu. Dari mulai gerakan perlahan hingga gerakan cepat yang memacu pelepasan has*tnya. Dan aaaah... Walau rasanya tidak terlalu enak, tapi setidaknya mampu membuat miliknya itu tertidur kembali.
"Richard.. Lo dimana?" Teriak seseorang mengagetkan dirinya, ia dengan cepat mematikan video itu dan menghapusnya dari ponselnya itu. Dan segera membersihkan tubuhnya di bawah shower.
"Lo ngapain ke kamar gue..." sahut Richard yang menduga orang yang memanggilnya itu adalah Ray, sang asisten.
"Ya emangnya gak boleh...?" ucap Ray.
"Lo gak boleh masuk kamar gue tanpa ada perintah dari gue." kesal Richard, ia keluar dari kamar mandi sembari mengibas ngibas rambut basahnya itu. "kenapa ada dia.." tambahnya menunjuk pada Stefan yang sudah duduk santai di sofa kamarnya.
"Gue yang ajak... Katanya, dia ada yang mau di omongin sama Lo." Ujar Ray, sembari mengambil kaleng soda di dalam kulkas.
"Anda mau berbicara apa?" sorot tajamnya pada Stefan.
"Santai, gak perlu bicara formal...."
Kini mereka bertiga sudah duduk di kursi yang ada di balkon sambil menikmati indahnya pemandangan kota jika malam hari.
"Kau punya tujuan apa sebenarnya menikahi Bella?" sorot mata tajam Stefan seakan ingin membunuh lelaki yang berada di sampingnya itu.
"Kau seorang yang terkenal dan kaya raya. Masih banyak perempuan yang Sudi menikah denganmu. Kenapa harus memaksa Bella untuk menjadi istrimu." tambahnya.
"kau tak perlu tahu tujuan saya, apa haknya anda mencampuri urusan saya!" ucap Richard santai namun begitu membunuh
"Jelas gue harus tau, dia itu adek gue. Gue gak mau Bella dimanfaatin sama pria kayak Lo!" sungut Stefan menyoloti.
"Bawa dia keluar dari kamar!" titah Richard pada Ray.
"Ayo bro, Lo udah gak di terima dari kamar ini." Ray segera menggiring Stefan dari kamar bosnya itu.
"Lo itu asistennya,Lo pasti tau niat dia buat nikahin Bella." Stefan kini memojokkan Ray.
"Gue juga gak terlalu tau tujuan dia. Tapi yang pastinya, bos gue harus tetap menikah sama nona Bella. Karena nona Bella adalah inti dari kehidupan bos gue." jelasnya panjang lebar yang sama sekali Stefan tak mengerti dengan maksud dari ucapan Ray. memangnya seberapa penting Bella untuk Richard, apa yang di maksud inti? bukankah mereka sama sekali tidak saling cinta?. Stefan akhirnya pergi dan menuju kamar tamu yang sudah di siapkan nyonya Kayle untuknya beristirahat.