Anyelir Almera Galenka, tapi sudah sejak setahun yang lalu dia meninggalkan nama belakangnya. Wanita bertubuh tinggi dengan pinggang ramping yang kini tengah hamil 5 bulan itu rela menutupi identitasnya demi menikah dengan pria pujaan hatinya.
Gilang Pradipa seorang pria dari kalangan biasa, kakak tingkatnya waktu kuliah di kampus yang sama.
"Gilang, kapan kamu menikahi sahabatku. Katanya dia juga sedang hamil." Ucapan Kakaknya membuat Gilang melotot.
"Hussttt... Jangan bicara di sini."
"Kenapa kamu takut istrimu tahu? Bukankah itu akan lebih bagus, kalian tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi untuk menutupi hubungan kalian. Aku tidak mau ya, kamu hanya mempermainkan perasaan Zemira Adele. Kamu tahu, dia adalah perempuan terhormat yang punya keluarga terpandang. Jangan sampai orang tahu jika dia hamil di luar nikah."
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mendengar semua pembicaraan itu.
"Baiklah, aku akan ikuti permainan kalian. Kita lihat siapa pemenangnya."
UPDATE SETIAP HARI.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Yang Ditunggu
Jam dinding masih menunjukkan pukul 3 dini hari, tapi sejak pamit tidur dulu tadi malam. Nyatanya, Anye sama sekali tidak bisa memejamkan kedua pelupuk matanya.
Jantung yang terus berdebar kencang, pikiran yang melang-lang buana tidak jelas ke mana arahnya. Antara tidak sabar memberi kejutan pada mantan suaminya dan karena...
Tentu saja karena hari ini juga dia akan berganti suami.
Anye terkekeh pelan menertawai nasib rumah tangganya yang kacau balau. Pernikahan bahkan baru seumur jagung, dan bayi belum lahir tapi sudah harus menyandang status janda. Kemudian dengan cepat sudah berganti nama suami. Sunggu dramatis sekali. Tapi inilah jalan yang dipilihnya.
"Apa aku keterlaluan jika memanfaatkan Mas Ray demi kepentinganku sendiri. Sedangkan aku tahu, dia tulus. Cintanya padaku memang tidak main-main, aku bisa melihat dari sorot matanya. Tidak ada kebohongan. Dan aku... Apakah aku sudah jatuh cinta padanya? Secepat itu? Apa nanti tidak disebut janda gatal? Astaga kenapa dengan otakku."
Karena benar-benar gelisah, tidak bisa tidur. Akhirnya Anye memilih berendam air hangat dengan aroma terapi bunga lavender bunga favoritnya.
Anye menyirami seluruh tubuhnya dengai air, kemudian menatap ke arah perutnya sendiri. Bulat dan besar. Seketika air matanya perlahan menetes. Andai dia tidak termakan cinta buta, dia pasti belum hamil.
"Maafkan Mama yang egois, kamu hadir dan tumbuh di rahim Mama karena obsesi terhadap Papamu. Mama terlalu naif, berfikir jika sudah memberikan cinta dan harta. Maka Papamu akan balas setia. Ternyata hanya setengah tahun saja, Mama sudah menjadi istri terkhianati. Menjadi janda di usia 23 tahun. Astaga nasibku sungguh buruk."
Setelah merasa cukup segar, Anye keluar dari bathup lalu bilas. Dan dia langsung saja berdandan. Anyelir sengaja membeli gaun dari butik terkenal dengan harga fantastis. Dia ingin menunjukkan di mana kelas dan levelnya berada dibandingkan dengan para benalu yang tidak tahu terima kasih. Diberi segumpal hati malah minta seember empedu.
Berjalan perlahan menuruni anak tangga, tanpa Anye duga Arrayan tengah menatapnya dalam di lantai bawah. Dengan balutan kemeja senada dengan gaunnya. Ini kebetulan atau sengaja.
"Mas Ray juga sudah rapi ternyata." Ucap Anye basa basi.
"Aku tidak bisa tidur, Honey. Hari ini akan menjadi sejarah dalam hidup seorang Arrayan Ezra."
"Mas Ray terlihat lebih semangat, karena apa?" Anye pura-pura.
"Karena aku akan menikah denganmu."
"Hanya karena itu? Atau ada hal lain yang masih Mas sembunyikan dariku?" Tanya Anye lagi.
"Iya, ada satu rahasia besar. Yang akan aku bongkar segera. Tapi tidak dihadapan semua orang. Aku hanya akan mengatakan padamu."
"Dan aku tidak sabar menunggu, semoga rahasia itu tidak mengecewakanku. Ya sudah, aku akan panggil Ratna dulu. Mas tolong pangilkan Vano. Kita berangkat sekarang saja. Mumpung masih pagi, kita bisa berkendara santai tidak perlu terburu-buru apalagi harus terjebak macet."
"Baiklah, hati-hati berjalan. Aku ngeri melihat perutmu yang besar."
Sama seperti Anye dan Arrayan, Ratna dan Vano juga memakai pakaian serba mahal dan berkelas. Ini adalah hari pernikahan Gilang, tapi justru menjadi hari yang paling ditunggu oleh mereka berempat.
"Aku tidak sabar menunggu wajah para benalu dan kumpulan madesu. Pasti sangat lucu jika aku merekamnya." Ucap Ratna penuh semangat.
Sementara itu di Villa yang dihias sangat indah karena menyewa jasa EO dengan bayaran tinggi. Jam menunjukkan pukul 8 pagi, penghulu dan para saksi sudah berjajar rapi di samping pelaminan.
Zemi memakai gaun pengantin super sexy dengan potongan dada rendah, dan belahan hingga setengah paha. Tapi perut buncitnya tidak tertutupi.
Suara-suara berbisik terdengar jika mempelai wanita sudah hamil duluan. Tapi hanya sebatas bisikan kosong, nyatanya tidak ada yang berani mengatakan secara langsung kepada Zemi.
Riasan bold menjadi pilihan Zemi, wanita itu jadi terlihat mengerikan. Tapi sangat cantik di mata katarak Gilang dan Mama Ambar. Sungguh mereka seperti kena pelet.
"Sudah bisa dimulai acaranya?" Tanya penghulu setelah melirik jam tangan merek Osio keluaran tahun 2000.
"Sudah, cepat nikahkan kami berdua." Ucap lantang Zemi tidak sabar.
"Baik, siapa yang menjadi walinya. Silahkan duduk di samping saya."
Seorang pria setengah baya dengan jas hitam merek butik terkenal maju dan duduk dengan angkuh.
"Saudara Gilang Pradipa, saya nikahkan dan kawinkan putri kandung saya yang bernama Zemira Adele dengan mas kawin deposito dan saham senilai 100 Milyar dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Zemira Adele dengan mas kawin tersebut tunai."
"Bagaimana para saksi?"
SAH
SAH
Prok prok prok
Anyelir berjalan anggun menuju pelaminan.
"Selamat ya Mas Gilang atas pernikahannya? Kata Mama Ambar kemarin, yang nikah saudaranya di Desa. Ternyata malah Mas Gilang yang menikah, kenapa tidak undang aku?" Ucap Anye tenang sambil duduk di kursi samping mempelai wanita.
"Zemi, aku sangat terkejut ternyata kalian sekarang jadi suami istri. Karena saat aku memergoki kalian..."
"Sedang kuda-kudaan di ranjangku, Mas Gilang ngakunya kamu goda. Jadi sebenarnya ucapan siapa yang benar? Tolong ada yang bersedia menjelaskan padaku." Ucap tegas Anyelir.
"Siapa kamu sebenarnya? Lancang sekali bicara melantur di acara pernikahan putri saya." Ucap Papanya Zemi.
"Mas Gilang, siapa aku bagimu? Lebih baik kamu yang bicara."
"Ada apa ini, siapa wanita hamil ini? Kenapa pakaiannya berkelas. Dan tutur katanya bagaikan orang yang punya pendidikan tinggi. Berattitude."
"Apa ini istri pertama Gilang? Katanya sih sudah cerai lama."
"Masa iya, wanita secantik itu diceraikan demi seorang wanita tua."
"Cinta memang buta, buta mata, buta hati dan buta pikiran."
"Pergi kamu Anye, tidak ada yang mengundangmu di pesta pernikahanku." Teriak Zemi menatap sengit madunya. Eh mantan calon madu tepatnya.
"Mas Gilang, karena kamu sudah berani menikah lagi tanpa persetujuanku. Apalagi berselingkuh hingga Zemi hamil sebelum nikah, seharusnya sebagai istri sah aku tidak terima bukan? Tapi jika statusku masih istri."
"Sayangnya, kita sudah resmi bercerai. Jadi silahkan saja lanjutkan acaranya. Aku hanya datang sebagai tamu, dan tentu saja seorang tamu yang baik aku memberikan hadiah." Tepat saat Anye selesai berbicara, seluruh lampu ruangan mendadak mati. Tapi sesaat kemudian proyektor menyala. Semua mata tertuju pada layar besar yang menampilkan banyak adegan.
Mulai dari perselingkuhan di kantor, mobil, apartemen, hotel dan terakhir di ranjang kamar milik Anye.
Serta video saat Anye memergoki mereka keluar dari poli kandungan. Percakapan-percakapan mesum dari ponsel yang Anye sadap semua ada. Dan tentu saja keterlibatan keluarganya. Mama Ambar pucat pasi, sedang orang tua Zemi menyimpan amarah.
"Hentikan... Ini tidak benar, kamu tidak bisa melakukan hal ini. Ingat Anye, aku bisa saja menendang kamu dari perusahaan itu. Karena saham dan kepemilikannya sudah sah menjadi milikku." Ucap Zemi.
"Benarkah itu, apa kamu sudah melihat hitam di atas putih?" Tantang Anye tertawa ringan tapi orang tahu itu tawa penghinaan.
"Tentu saja, Gilang telah memberikannya sebagai mahar pernikahan." Sombong Zemi.
"Aku salut atas keberanian suamimu. Gilang, kamu belum mengembalikan uang perusahaan yang kamu curi untuk membeli apartemen mewah untuk selingkuhanmu. Dan kini kamu memberikan mahar palsu. Sungguh besar sekali nyalimu. Vano tunjukkan semua salinan berkas resminya, supaya mereka pada melek."
Vano mengambil sebendel kertas salinan semua sertifikat perusahaan, rumah dan beberapa tabungan yang pernah diambil uangnya untuk mereka foya-foya. Dan sejarah singkat bagaimana Gilang bisa menjadi seorang CEO perusahaan.
"Semua sudah jelas, Gilang tidak punya hak atas perusahaan itu. Dan mahar yang diberikan padanya, semua adalah lembaran kertas palsu."
"Oh... Ya aku hampir lupa, karena kamu sudah berselingkuh tapi masih berani membohongiku. Maka diam-diam aku sudah mengurus perceraian. Statusku sekarang adalah mantan istri. Tidak ada harya gono gini, dan karena kalian sudah dengan suka rela keluar dari rumahku. Maka sudah tidak ada jalan untuk masuk kembali." Ucap Anye.
"Apa maksud kamu, lalu kami semua mau tinggal di mana?" Panik Mama Ambar. Hancur sudah semua rencananya menjadi nyonya besar.
"Menantu baru Tante kan putri pengusaha yang jelas asal usulnya. Tinggal saja bersama dengannya nanti." Anye mengubah panggilan terhadap Ambar.
"TIDAK... Rumahku bukan tempat penampungan. Aku tidak setuju." Protes Zemi.
"Gilang, urusan kita sudah selesai. Jangan pernah datang mengganggu hidupku. Rumah yang pernah kalian tempati sudah aku jual. Jangan datang ke perusahaan, karena kamu sudah aku pecat. Dan ganti semua kerugian perusahaan akibat perbuatan korupsimu."
Pernikahan mewah yang seharusnya menebarkan aura kebahagiaan, justru menjadi ricuh dan ajang membuka aib keluarga.
"Tak masalah, Mama, Gilang, Zemi kalian tidak perlu takut karena suamiku sudah membangunkan rumah untukku. Kita bisa tinggal bersama-sama."
"Rayan, istrimu ini sedang hamil. Bagus kalau kamu sudah bisa memberinya rumah impian." Ucap Ambar.
"Hamil anak siapa?" Sarkas Arrayan.
"Ten... Tentu saja anak kamu. Kan kamu suamimu." Jawab Gina.
"Lalu, apa yang kamu lakukan selama ini bersama pria itu?" Sebuah potongan video memperlihatkan Gina sedang adu mekanik bersama Jeremy. Dan saat malam di semak-semak bersama para bapak ronda.
"Menjijikkan... Ternyata anak-anak Ambar tidak ada yang benar kelakuannya."
"TIDAK... Ini tidak benar. Video ini editan. Pasti kerjaan Anye."
"Dasar perempuan licik, wanita murahan. Aku sumpahi anakmu mati..."
PLAK
Diam, seolah bumi berhenti berputar. Seorang pria berbadan tinggi besar menampar wanita yang adalah istrinya.
"Jangan lempar batu sembunyi tangan, kamu dan keluargamu sama. Menjijikkan."
"Asal kalian semua tahu, aku tidak pernah mencintainya apalagi menyentuhnya. Bagaimana bisa dia hamil anakku?"
"Aku tidak terima, perkataanmu seolah pria tidak bertanggung jawab."
"Aku Arrayan Ezra, secara sadar tanpa paksaan menjatuhkan..."
"JANGAN..."
Bruukkk...
BONUS VISUAL
Anyelir Almera Galenka (23 tahun)
Arrayan Ezra (35 tahun)
Gilang Pradipa (25 tahun)
Zemira Adele (30 tahun)
Ginata Evorya (30 tahun)
Ratna Anjani (23 tahun)
Vano Anggara (25 tahun)