NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Kontrak Dengan Pewaris Tunggal

Terpaksa Menikah Kontrak Dengan Pewaris Tunggal

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: eilha rahmah

Sebuah cerita tentang perjuangan hidup Erina, yang terpaksa menandatangani kontrak pernikahan 1 tahun dengan seorang Presdir kaya raya. Demi membebaskan sang ayah dari penjara. Bagaikan mimpi paling buruk dalam hidup Erina. Dia memasuki dunia pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap akan dicintai.

Akankah dia bisa menguasai hatinya untuk tidak terjatuh dalam jurang cinta? ataukah dia akan terperosok lebih dalam setelah mengetahui bahwa suaminya ternyata ada orang paling baik yang pernah ada di hidupnya?

Jika batas waktu pernikahan telah datang, mampukan Erina melepaskan suaminya dan kembali pada kehidupan lamanya? Atau malah cinta yang lama dia pendam malah berbuah manis dengan terbukanya hati sang suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eilha rahmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakek Pulang

Setibanya di rumah sakit, Erina dan Bibi Sofia di buat terkejut oleh pernyataan dokter yang menangani Kakek selama rawat inap di rumah sakit. Dia mengatakan jika kondisi Kakek sudah benar-benar stabil meskipun belum bisa berjalan dengan normal dan tetap harus memakai bantuan kursi roda. Namun meskipun begitu mereka tetap merasa senang luar biasa. Kakek sudah bisa melewati masa-masa kritisnya. Dan hari ini jika Kakek mau, dokter sudah mengijinkannya untuk rawat jalan di rumah.

Bibi Sofia yang mendengar kabar bahagia itu langsung mengabari Arga saat itu juga. Kebahagiaan jelas terpancar dari wajah wanita 40 tahunan itu.

"Arga, cepat datang kemari, Kakek hari ini sudah di perbolehkan pulang." Ucap Bibi Sofia saat memberi kabar Arga melalui telfon.

Usai memberi kabar bahagia itu, Bibi Sofia bergegas keruangan administrasi untuk menyelesaikan semua biaya rumah sakit. Meskipun rumah sakit itu masih dibawah naungan Zenica Corpora, namun tetap saja tidak ada perlakuan istimewa bagi sang pemilik. Mereka lebih memilih untuk menggratiskan biaya pengobatan bagi orang yang dirasa kurang mampu.

Di dalam kamar pasien, Erina sudah berada di samping ranjang Kakek sambil membacakan koran olahraga kesukaannya. Meski usianya sudah senja, namun Kakek tetap penggemar setia olahraga. Terutama sepak bola.

Gaya bicara Erina yang dibuat persis seperti seorang komentator bola membuat Kakek tertawa terpingkal-pingkal, begitu pula dengan dua orang suster yang bertugas jaga di kamar pasien. Tak jarang mereka saling pandang melihat tingkah lucu Erina. Baru kali ini mereka melihat istri seorang Presdir bertingkah konyol seperti ini. Yang mereka tahu, istri seorang konglomerat biasanya bersikap anggun dan elegan.

Hal itu sama sekali tidak berlaku bagi Erina. Memangnya apa yang dia harapkan dari pernikahan sementara ini. Bersikap anggun dan elegan itu sama sekali bukan dirinya. Dia lebih suka bersikap apa adanya dan pasrah dengan semua aturan yang di buat oleh suaminya untuk dirinya.

Arga yang baru saja sampai, memilih untuk diam sejenak di ambang pintu, memperhatikan tingkah konyol Erina yang menghibur Kakek sampai tertawa terbahak-bahak. Sempat dua orang suster itu melihat kedatangannya, namun dia memberi isyarat dengan tangannya untuk diam, karena tidak ingin mengganggu pemandangan yang cukup membuatnya sedikit takjub.

Lihat, meski sudah ku ancam dan kukerjai habis-habisan dia masih bisa bersikap konyol seperti itu di depan Kakek. Apa dia sedang berakting? Gumam-gumam dalam hati Arga.

Dia kemudian beranjak menuju sofa yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Tatapannya masih tertuju pada dua orang yang sedang asyik berceloteh tentang sepak bola.

Arga tersenyum kecut saat memperhatikan ekspresi kakek yang tidak henti-hentinya tertawa. Baru kali ini dia melihat kakek terpingkal sampai seperti itu. Apa jantungnya baik-baik saja? Perasaan baru beberapa minggu yang lalu pria tua itu merengek minta di carikan mantu. Sepertinya sekarang dia sudah puas mendapatkan mantu aneh seperti Erina.

"Arga, kamu sudah datang?" Bibi Sofia yang baru masuk ruangan menyapa Arga yang sedang asyik memperhatikan tingkah konyol dua insan yang ada di hadapannya. Teguran Bibi Sofia membuat keadaan seketika hening. Erina dan Kakek spontan menoleh.

Sejak kapan dia duduk di sana?

"Aku baru sampai Bi." Jawab Arga singkat sembari menyeret kakinya menuju ranjang pasien.

"Suamiku, sejak kapan kau datang? Kemarilah, Kakek hari ini sudah boleh pulang." Ucap Erina sambil menarik lengan baju Arga, tak lupa senyuman paling manis ia suguhkan untuk suaminya yang baru datang.

Aku pasti sudah gila, aku bahkan sudah fasih berakting jadi istri yang baik untuk laki-laki sialan ini.

Arga yang melihat Erina hanya bisa menahan tawanya, rasanya geli sekali berakting mesra di hadapan banyak orang.

"Maaf, aku tidak langsung menyapa, aku tidak mau mengganggu obrolan kalian."

Hah? Apa aku tidak salah dengar? Laki-laki sombong ini minta maaf?

"Kau pulang cepat hari ini?" Tanya kakek.

Arga hanya mengangguk perlahan, tangannya cekatan membopong kakek dari ranjang ke kursi roda. Mereka bersiap-siap untuk pulang.

Erina mendorong kursi roda dengan hati-hati. Arga dan Bibi Sofia mengikuti dari belakang. Bahkan dalam perjalanan pulang dari rumah sakit Kakek tetap tidak mau di pisahkan dengan Erina.

Arga yang melihat pemandangan itu merasa sedikit kesal.

Lihat! Erina itu istriku, harusnya dia jalan bergandengan denganku. Kenapa Kakek malah nempel terus-terusan padanya.

...****************...

Setibanya di rumah, mereka kembali ke kamar masing-masing. Karena Kakek harus istirahat sebelum nanti waktunya makan malam.

Arga sudah melangkah menuju kamar, Erina setengah berlari mengikuti langkah lebarnya dari belakang. Saat-saat yang mendebarkan bagi Erina ketika dia harus berada di kamar berdua saja dengan Arga. Bukannya tanpa alasan, dia tahu kalau Arga pasti cari-cari kesempatan untuk mengerjainya lagi.

"Duduk!" Arga menepuk sofa, menyuruh Erina untuk duduk di sampinya. Tangannya cekatan melepaskan kancing kemejanya dan mengendurkan dasi yang mengikat lehernya.

Tuh kan, pasti mulai lagi.

Tanpa banyak bicara Erina langsung menuruti kemauan Arga. Dia duduk dengan menjaga jarak aman dari jangkauan laki-laki itu.

Apa lagi kali ini, apa kau mau menyuruhku memijat kakimu sampai malam?

"Kenapa kau bisa sangat akrab dengan Kakek?"

Hah? Pertanyaan macam apa itu? Jangan bilang kalau kau marah aku dekat dengan kakekmu.

"Saya hanya berusaha merawat kakek sebaik mungkin," jawab Erina "rasanya senang sekali melihat Kakek pulih secepat ini"

Seketika wajah Arga merona melihat Erina tersenyum seperti itu. Buru-buru dia memalingkan wajahnya sebelum Erina menyadari hal itu.

Sialan, kenapa hari ini dia kelihatan manis sekali.

"Bukankah anda seharusnya senang saya merawat kakek dengan baik, jadi anda harus bersikap baik juga pada saya" Erina buru-buru menutup mulutnya, baru sadar dia sedang berbicara pada siapa.

Ya Ampun, mulutku kenapa kau lancang sekali. Kau kira sedang bicara dengan siapa hah? Adikmu!

Arga sudah memelototi Erina, matanya seperti mengatakan berani-beraninya kau berkata seperti itu padaku! Dia sudah mengulurkan tangannya hendak meraih sesuatu.

Erina sudah bersiap menerima hukuman, dia memejamkan matanya. Biarlah mau dia melemparkan gelas atau sepatu itu kemukanya juga tidak apa-apa. Cukup tersenyum saja dan jangan membantah apapun yang dia katakan.

Cup

Eh, apa ini? Kenapa dia mencium keningku

Mata Erina seketika terbuka sampai membelalak, tak disangkanya Arga akan menciumnya tanpa ada drama apapun terlebih dahulu.

"Terimakasih ya."

Arga menurunkan bibirnya, menabrakkan bibirnya ke bibir Erina, melumatnya dengan lembut. Kedua tangannya menekan bahu Erina agar tidak berontak.

Erina tak kuasa menolak, jangankan menolak untuk bergerak saja rasanya sangat susah. Tubuh besar Arga sudah menghimpit tubuhnya yang mungil.

Apa aku harus kehilangan semuanya hari ini

.

.

(BERSAMBUNG)

1
Aini~
di BAB ini Arga keterlaluan banget loh, kasihan banget Erina... nyeseknya sampai sini loh thor... 😢😢
Aini~
heh, kasian loh... dia udah effort banget.
egoisnya kebangetan si arga nih...
Aini~
wadduh, kok jadi posesif kebangetan gini???
Aini~
ngomong aja kalau cemburu, jangan malah bilang jelek. semua orang jadi salah paham kan!!!
Aini~
biarin aja sih Bi, biar kepala Arga di geplak sama tongkat si kakek
Reni Anjarwani
lama2 males sama arga
Aini~
makanya, jangan cuma bisa bilang jelek. istri kalau lebih di perhatikan lagi bakalan lebih cantik dari perempuan2 di luar sana...
Reni Anjarwani
kalau suatu saat ditinggal erins bakal menyesal arga , pas ditinggal paa arga udah cinta , tenang erina cuma 1 th kontrak pernikahanmu
Aini~
Jadi Erina cuma dipakai buat alat balas dendam, benar2 keterlaluan si Arga😡
Aini~
Kenapa dia masih mengingat mantan yang jelas2 sudah ninggalin dia,
Aini~
tenang Erina, si Arga udah kelihatan bucin tuh, gak usah takut kecintaan sendiri 🤭🤭
Ablay Chablak
cm 1bab aja thor...
Aini~
wkwkwkw... kalau tahu bakalan diapain ya Erina 🤭🤭🤭
Aini~
wkwkwkwk... saking posisifnya, kalau seperti itu kenapa dia tidak memanggil dokter wanita tadi??
Aini~
Arga kan bukan manusia normal 😅😅
Aini~
wkwkwkwkw... hayo di tagih cucu, awas ada drama2 masik RS lagi 🤣🤣
Aini~
matanya sudah keracunan cinta kali 🤭🤭
Aini~
molai kang modus beraksi 🤭🤭
Aini~
wkwkwk.. kelakuan presdir bisa di luar nurul begitu yak 🤣
Aini~
🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!