menceritakan sepasang sahabat yang saling jatuh cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Fatmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 14
Gisel dan bang Vano jalan-jalan cukup lama,waktu sudah menunjukan sore hari dan bang Vano segera megantar Gisel menuju kontrakan nya,karena Vano juga akan segera kembali ke kota nya,dan untung saja Vano membawa supir untuk bepergian jauh.
"Lain kali kalau ada jadwal kesini jangan lupa mampir bang."ucap Gisel kepada Revano.
"Pasti dan kamu di sini baik-baik ya Sel."ucap Revano mengelus kepala Gisel yang di jawab Gisel dengan anggukan kepala.
Gisel pun keluar dari mobil dengan membawa beberap paper bag berisi pakaian yang di belikan bang Vano,tak lupa juga beberapa cemilan untuk Gisel.
"Bye bang."ucap Gisel melambai tangan kepada bang Vano yang menurunkan kaca mobil nya.
Revano membalas lambaian tangan Gisel dan kembali menaikan kaca mobil nya,dan melajukan mobil nya pergi dari kontrakan Gisel.
Gisel pun berbalik dan segera berjalan masuk kedalam rumah kontrakan nya.
"Hayoo seneng banget wajah lo abis ngedate sama abang lo itu. "ucap Keyla yang tiba-tiba muncul.
"Bikin kaget aja lo Key." ucap Gisel masuk setelah membuka kunci rumah nya,dan di ikuti oleh Keyla.
"ngedate apaan,udah gue bilang bang Vano itu udah kayak abang gue sendiri,sahabat gue Key."ucap Gisel yang memang selama ini baik dia atau bang Vano hanya berhubungan layak nya sahabat atau adik kakak.
"Tapi tetap aja,lo sama abang lo itu lawan jenis,dan kalian bukan kerabat atau saudara kandung,jadi ga menuntut kemungkinan lo dan dia saling jatuh cinta."ucap Keyla membuat Gisel meringis.
"Udah ah inti nya kami sahabatan,nih makan kalau lo mau."ucap Gisel meninggalkan jajanan nya di atas meja,dan dia masuk kedalam kamar untuk meletakan pakaian yang tadi dibelikan oleh bang Vano.
"Yee si Gisel kagak percaya aja,jarang banget cewek dan cowok sahabatan emang bener sahabat,pasti ujung nya saling baper mereka. "ucap Keyla sendiri dan membuka jajanan yang di letakan oleh Gisel.
****
Malam hari nya Revano sampai di rumah nya dan dia segera memasuki kamar nya untuk istirahat.
Saat Vano akan menukar pakaian nya,ponsel nya berbunyi dan ternyata pesan dari Gisel yang bertanya apakah dia telah sampai di rumah.
Vano tersenyum tipis dan membalas pesan Gisel dan mengatakan jika dia telah sampai,setelah nya Vano meletakan ponsel nya dan segera berganti pakaian.
Tak lama Vano selesai berganti pakaian dan dia merebahkan tubuh nya di atas kasur king size nya.
Saat sedang melamun bayangan wajah Gisel terbayang oleh nya,dan seketika Vano tersadar.
"Kenapa gue mikirin Gisel,tapi dengan dia yang sekarang memang tampak mempesona."gumam Vano tersenyum tipis dan segera mematikan lampu kamar nya untuk segera tidur,karena besok dia ada meeting pagi juga.
Di sisi Gisel sendiri dia juga sudah siap untuk tidur karena besok harus kembali bekerja.
"Good night bang Revano. "gumam Gisel tersenyum tipis dan segera memejamkan mata nya untuk segera tidur.
****
Waktu terus berlalu dan Gisel menjalani hari-hari nya dengan semangat yang tak pernah pudar,walaupun dia tak lagi di anggap anak oleh papa dan mama nya tapi setidak nya Gisel tetap bisa menjalani hidup nya dan berusaha meraih kebahagian nya.
Hari ini hari dimana Gisel akan membantu bang Revano yang memang sedang membuka cabang baru dari perusahaan nya dan itu di kota tempat Gisel tinggal.
Gisel sangat bangga dengan bang Vano yang di usia nya masih muda sudah mampu mengepakan sayap nya dalam dunia bisnis.
Dan itu tampa embel-embel nama Daddy nya,jadi bang Vano memang berdiri dan berusaha sendiri dengan kemampuan yang dia punya.
Ini adalah bulan kedelapan terakhir kali mereka bertemu dan biasa nya hanya melalui via online saja mereka berbicara, dan ternyata dengan bang Vano membangun cabang baru di kota ini adalah kejutan besar menurut Gisel.
"Buset udah kayak orang lagi jatuh cinta aja lo Sel." ucap Keyla yang memang saat ini sedang sarapan bersama Gisel di kontrakan Gisel.
"Nah kan mulai lagi lo."ucap Gisel yang merasa biasa saja,tapi Keyla malah mengatakan jika dia tengah jatuh cinta.
"ckck,taruhan deh cepat atau lambat antara lo dan bang Revano itu bakalan saling jatuh cinta,percaya deh sama gue."ucap Keyla dengan wajah bangga nya.
"Terserah lo,udah gue jalan dulu dan juga jangan lupa kunci rumah gue Key."ucap Gisel segera pergi dengan mobil nya menuju lokasi yang di kirim oleh bang Vano.
Tak lama Gisel sampai dan di depan gedung itu sudah ada bang Vano yang menunggu nya.
"abang."ucap Gisel melambai tangan saat sudah keluar dari mobil.
Vano sendiri tersenyum tipis dan membalas lambaian tangan Gisel.
Bagi Vano sendiri sudah lama mereka tak bertemu dan entah kenapa saat ini Gisel tampak semakin mempesona saja,dengan rambut nya yang sudah mulai panjang tapi dengan warna yang sama cherry pink.
"bang."panggil Gisel saat sudah berada di hadapan bang Revano.
Pagi ini Gisel memakai dress sepaha yang dibelikan bang Vano beberpa bulan yang lalu,dan dia padukan dengan cardigan rajut serta tas sling bang kecil juga sepatu putih nya.
Rambut Gisel sendiri dia kepang bagian kiri dan kanan lalu di satukan ke bagian belakang.
"Udah sarapan hmm.?"tanya Bang Vano menggajak Gisel masuk.
"Udah bang,bareng Keyla di kontrakan."jawab Gisel menyusul langkah bang Vano yang memasuki gedung.
"Besar banget kantor nya bang."ucap Gisel yang kagum saat sampai di dalam.
Bagian dalam kantor itu sudah tertata rapi dan juga furniture nya juga sudah lengkap.
Gisel dan bang Vano menaiki lift menuju lantai tujuh,dimana ruangan bang Vano terletak.
Saat sampai di dalam ruangan bang Vano ternyata suasana ruangan itu juga tenang dan tertata rapi semua nya,sesuai dengan ke pribadian bang Vano.
"Jadi aku bantuin apaan bang,sampai di sini semua sudah selesai."ucap Gisel yang duduk di sofa di dalam ruangan itu.
"Emang yang minta kamu datang buat bantu beres-beres siapa,?kan semua sudah ada yang mengerjakan. "ucap bang Vano geleng kepala.
"Iya sih."ucap Gisel terkekeh.
"Besok malam,ada perayaan peresmian kantor ini dan kamu harus datang."ucap Vano yang di angguki oleh Gisel.
"Tapi pasti nya ada kedua orang tua mu Gisel, apa ga papa.?"tanya Revano yang memang mau Gisel datang tapi tetap saja kedua orang tua Gisel pasti datang karena undangan sesama pembisnis.
"Aku ga papa bang,lagi pula bukan kah hubungan di antara aku dan mereka sudah mereka putuskan, jadi untuk apa selalu sembunyi, dan merasa ketakutan. "jawab Gisel yang memang ingin menghadapi segala nya.
Ravano tersenyum karena Gisel semakin dewasa saja pemikiran nya,dan mampu mengambil jalan yang harus dia lalui tanpa ragu sama sekali.
Gisel sendiri sebenarnya cukup deg-degan,tapi semoga sama semua baik-baik saja saat dia berhadapan langsung dengan kedua orang tua yang telah memutuskan hubungan dengan nya.
Gisel juga tau cepat atau lambat hari seperti ini akan tiba,karena itu dia harus siap menghadapi keadaan seperti ini.
sabar key.....liat kedepan jangan tengok ke belakang ...