NovelToon NovelToon
Jejak Metamorfosa

Jejak Metamorfosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Menyembunyikan Identitas / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:176
Nilai: 5
Nama Author: Garni Bee

Di balik nama Alysa Kirana Putri, tersembunyi tiga kepribadian yang mencerminkan luka dan pencariannya akan kebebasan. Siapakah "Putri," anak ceria yang selalu tersenyum, namun menyembunyikan ribuan cerita tak terucapkan? Apa yang disembunyikan "Kirana," sosok pemberontak yang melawan bukan untuk menang, tetapi untuk bertahan dari tekanan? Dan bagaimana "Alysa," jiwa yang diam, berjalan dalam bayang-bayang dan bisu menghadapi dunia yang tak pernah memberinya ruang?

Ketika tuntutan orang tua, perundungan, dan trauma menguasai hidupnya, Alysa menghadapi teka-teki terbesar: apakah ia mampu keluar dari kepompong harapan dan luka menjadi kupu-kupu yang bebas? Atau akankah ia tetap terjebak dalam tekanan yang terus menjeratnya? Semua jawabannya tersembunyi dalam jejak langkah hidupnya, di antara tiga kepribadian yang saling bertaut namun tak pernah menyatu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Garni Bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kirana yang hilang

...Aku hanyalah serpihan cahaya yang perlahan meredup, tenggelam dalam bayangan yang tak kukenali....

...🦋...

Kehidupan ku berubah drastis sejak keluargaku mengalami kebangkrutan. Sebagai anak tunggal, aku tidak punya siapa-siapa untuk berbagi beban. Setelah meninggalkan gemerlapnya Jakarta, kini kami tinggal di sebuah rumah kecil di Yogyakarta. 

Saat pendaftaran SMP tiba, aku mencoba mendaftar sendiri di sekolah negeri terdekat, tetapi sistem zonasi membuatku ditolak. 

"Kenapa semua jadi begini?" batinku berkecamuk saat aku pulang dengan langkah gontai. 

Di pendaftaran kedua, Papah menemaniku. Tapi hasilnya sama. 

"Pak, tolong pertimbangkan anak saya. Nilainya bagus, dan sekolah ini masih punya bangku kosong," Papah memohon. 

Namun, guru di bagian pendaftaran hanya menatapnya datar.

"Maaf, Pak. Anak Bapak lulusan dari Jakarta, bukan dari zona kami. Sekolah lain juga belum tentu mau menerima." 

"Tolong pak, minta bantuan nya untuk bicara sama kepala sekolah supaya anak saya bisa bersekolah disini."

Aku mulai merasa seperti orang yang tak diinginkan. 

"Baiklah saya akan coba bicara dengan kepala sekolah. Tapi saya tidak bisa janji kalau anak bapak pasti bisa bersekolah disini."

 

Setelah beberapa hari menunggu dengan gelisah, akhirnya aku dan papah dipanggil ke ruang kepala sekolah. Seorang pria paruh baya dengan kacamata tipis menyambut kami dengan senyum ramah. 

"Kami sudah mempertimbangkan kembali pendaftaran anak Bapak," ucapnya.

"Awalnya memang sulit karena sistem zonasi, tetapi setelah kami melihat nilai rapor anak bapak, kami merasa sayang jika melewatkan siswa berprestasi seperti dia." 

Papah langsung mengangguk penuh harap. "Terima kasih banyak, Pak. Kami benar-benar menghargai kesempatan ini." 

Kepala sekolah tersenyum.

"Kami justru bangga bisa menerima Putri di sini. Tapi karena prosesnya sedikit terlambat, dia baru bisa mulai sekolah pada hari kedua. Kami harap Putri bisa segera menyesuaikan diri." 

Aku menatap kepala sekolah dengan mata berbinar. Setelah semua kesulitan, akhirnya aku bisa bersekolah di sini. 

"Terima kasih, Pak. Saya akan berusaha sebaik mungkin," jawabku dengan suara penuh tekad.

...

Hari pertama sekolah

Saat aku memasuki kelas, suasana terasa asing. Teman-teman sudah saling mengenal, sementara aku?

Aku duduk di bangku belakang dengan kepala tertunduk, sampai akhirnya melihat seorang gadis yang juga duduk sendirian di sudut kelas. Wilona. 

Dengan ragu, aku mendekatinya. 

"Hai, boleh aku duduk di sini?" tanyaku pelan. 

Wilona menoleh dan tersenyum tipis. "Boleh." 

Meski masih canggung, setidaknya aku tidak sepenuhnya sendirian. 

Beberapa hari berlalu, dan aku mulai merasa nyaman bersama Wilona. Sampai suatu hari, dua gadis di depan kami menoleh dan tersenyum. 

"Hai, kalian anak baru, kan?" 

Wilona menjawab lebih dulu, "Iya, aku Wilona. Ini Kirana." 

"Oh, nama kamu Kirana? Bagus banget! Aku Rindi, dan ini kembaranku, Rindu," kata gadis itu. 

Kami mulai berteman, dan tanpa sadar, aku semakin sering menghabiskan waktu bersama mereka. Tapi semua berubah perlahan. 

Aku mulai menyadari sesuatu yang aneh dari Rindi dan Rindu. Mereka sering memintaku mengajari mereka sebelum ujian, lalu mulai menuntut contekan. 

"Kir, nanti pas ujian kasih contekan ke aku, ya?" pinta Rindi suatu hari. 

Aku menggeleng. "Gak bisa, Rin. Kalau ketahuan, kita bisa kena masalah." 

Rindu mendengus. "Pelit banget, sih! Masa temen sendiri gak mau bantu?" 

"Bantu belajar iya, tapi bukan kasih contekan," jawabku tegas. 

Mereka terdiam, lalu saling bertukar pandang. 

"Dasar sok pintar," gumam Rindi sebelum pergi. 

Sejak saat itu, sikap mereka berubah. Mereka mulai menjauh, menabrakku di lorong, dan menyindirku setiap kali lewat. 

Di sisi lain, Wilona juga mulai berubah. Dulu, dia sering dipuji sebagai murid berprestasi, tapi sejak aku datang, guru-guru mulai memperhatikanku. Aku tidak menyangka itu akan menjadi masalah. 

Wilona mulai perlahan menjauh dariku. Saat kami berempat duduk bersama di kantin, dia lebih sering bicara dengan Rindu dan jarang menatapku. Tapi di luar itu, ada sesuatu yang lebih mengganggu—dia mulai berbicara buruk tentangku di belakangku. 

Aku baru menyadarinya saat seorang teman sekelasku, Lani, tiba-tiba bertanya,

"Beneran kamu tuh suka nyontekin si kembar?"

Aku terkejut.

"Hah? Nyontekin gimana? Justru aku yang mereka paksa buat kasih contekan!"

Lani terlihat ragu,

"Tapi kata Wilona... kamu yang suka ngajak mereka nyontek, dan kamu sering manfaatin nilai kamu buat bikin mereka ikut-ikutan."

Aku merasakan jantungku berdebar kencang.

"Wilona bilang gitu?" tanyaku nyaris berbisik. 

Lani mengangguk.

"Iya, dan dia juga bilang kalau dia sebenarnya gak nyaman sama kamu. Katanya kamu suka nyari perhatian dan pengen jadi yang paling pintar sendiri." 

Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku hanya bisa menatap Lani dengan mata melebar, berusaha mencerna kata-katanya. 

Aku tahu Wilona mulai berubah, tapi aku tidak menyangka kalau dia sampai memfitnahku seperti ini. 

Saat aku mencoba berbicara dengannya keesokan harinya, dia hanya tersenyum seperti biasa, seolah tidak terjadi apa-apa.

  "Kir, kok mukanya tegang gitu? Ada masalah?" tanyanya dengan suara lembut. 

Aku ingin langsung menuduhnya, ingin bertanya kenapa dia melakukan itu. Tapi entah kenapa, aku tidak bisa. 

Aku hanya bisa menatapnya dengan perasaan campur aduk. 

"Gak ada apa-apa," jawabku akhirnya. 

...

Beberapa hari kemudian, hal yang lebih aneh terjadi. 

"Eh, sadar gak sih? Muka kalian mirip tau," celetuk seorang teman. 

Wilona tersenyum kecil. "Dih, jangan samain aku sama Alysa deh! Gak sudi banget kalau dibilang kembar sama Alysa." 

Aku kaget. "Alysa?" 

Kenapa dia memanggilku begitu? Aku selalu memperkenalkan diri sebagai Kirana. 

Tapi sejak saat itu, semua orang mulai memanggilku Alysa. 

Seakan-akan "Kirana" perlahan menghilang. 

Dan lebih buruk lagi, Wilona mulai menyiksaku dengan cara halus. 

Dia sengaja mendorong kursiku saat aku hendak duduk, membuatku hampir jatuh. Dia membuang buku atau pensilku, lalu pura-pura membantu mencarikannya. 

Suatu hari, saat kami hanya berdua di kelas, dia mendekat dan berbisik, 

"Alysa, aku benci banget sama kamu. Aku gak akan biarin kamu bahagia." 

Aku menegang. 

Dia tersenyum, tapi matanya dingin. 

"Tapi santai aja, aku gak bakal nyakitin kamu secara langsung. Aku cuma mau semua orang tahu siapa yang lebih baik di antara kita. Kita lihat aja, siapa yang bertahan lebih lama." 

Aku baru menyadari, Wilona bukan sekadar iri—dia ingin menghancurkanku. 

Dan aku tidak tahu… apakah aku bisa bertahan? 

1
Black Jack
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Mulyani: wahh makasih dukungan nya, jangan ragu buat kasih masukan atau sarannya ya..
total 1 replies
Kakashi Hatake
Aku selalu menantikan update dari cerita ini. Jangan sampai berhenti menulis, thor!
Mulyani: Waaaah makasih dukungan nya! Ikutin terus update nya ya..Jangan lupa juga masukan nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!