Karena bosan dengan kehidupan yang dijalani selama ini, Rania gadis cantik berusia 25 tahun yang telah menyelesaikan s2 di luar negeri ingin mencoba hal baru dengan menjadi seorang OB di sebuah perusahaan besar.
Tapi siapa sangka anak dari pemilik perusahaan tersebut justru menginginkan Rania untuk menjadi pengasuhnya.
Sedangkan Raka duda berusia 40 tahun ,CEO sekaligus ayah dari 3 orang anak yang belum move on dari sang mantan istri yang meninggal pasca melahirkan anak ke 3 nya.
Bagaimana perjalanan Rania dalam menghadapi tantangan yang dibuatnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu Cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Familiar
Sebelum berangkat ke kantor Zidane menyempatkan diri untuk membawakan Rania sarapan. Rania yang sedang membersihkan tempat tidur terheran siapa yang masih pagi sudah datang.
tok tok tok
Rania membuka pintu," Mas Zidane." Rania terkejut, sedangkan Zidane hanya tersenyum melihat ekspresi Rania.
"Aku bawakan sarapan,kamu belum makan kan?."
"Harusnya ga perlu repot-repot mas,mas Zidane ga ke kantor?."
"Habis ini berangkat, bagaimana keadaanmu,apa ada keluhan?."
"Alhamdulillah udah gapapa kok mas, makasih ya buat makanannya,jadi ga enak ngerepotin mas Zidane terus."
Zidane yang gemas dengan tingkah Rania langsung mencubit pipi Rania "Kamu lupa kalau sekarang kita menjalin hubungan,jadi udah sewajarnya aku lebih memperhatikan kamu."
Rania terharu karena perhatian Zidane " mas Zidane ga mau mampir dulu?." Rania mencoba menawarkan.
"Engga Ra,aku mau langsung ke kantor, nanti pulang dari kantor aku kesini,kan katanya kamu mau bahas sesuatu."
"Emm,oke deh, hati-hati ya."
Sebelum berlalu Zidane menyempatkan untuk mengelus rambut Rania. Setelah Zidane sudah tidak terlihat Rania hendak masuk tapi.....
"Waduh ganti lagi nih lakinya." salah satu penghuni kos yang julid ternyata memantau Rania sejak kedatangan Zidane. Rania tidak ingin menangapi langsung masuk, sedangkan ibu-ibu itu masih mengomel tidak jelas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selama mengemudi menuju kantor Raka terus memikirkan ucapan Leon, apakah benar ini saatnya dia mulai memikirkan kehidupannya. Tidak terasa Raka sudah sampai di kantornya bersamaan dengan Zidane.
Raka melihat hal aneh yang terjadi yaitu Zidane yang senyum-senyum sendiri.
Zidane yang melihat Raka langsung menghampiri dan menyapa,"Selamat pagi pak Raka." ucap Zidane sambil tersenyum.
Raka hanya membalas dengan anggukan kepala, mereka berdua berjalan memasuki lift,saat di dalam lift Raka mulai mengeluarkan pertanyaan yang membuat Zidane salah tingkah.
"Apakah kamu mendapatkan undian?."
Zidane merasa aneh dengan pertanyaan Raka " Tidak pak."
"Tapi aura dan wajahmu seperti orang yang telah mendapatkan sesuatu yang istimewa."
"Kamu punya pacar?." Bukannya menjawab Zidane malah senyum-senyum.
"Aku anggap itu adalah jawabnya,sejak kapan?." entah kenapa Raka merasa ingin tau, padahal Raka adalah orang yang tidak memperdulikan urusan seseorang jika tidak berhubungan dengannya.
"Sudah satu minggu pak?." Ucap Zidane sambil malu-malu.
"Semoga langgeng, kalau bisa cepat kamu nikahi,aku sudah pusing mendengarkan ocehan Tante Linda."
"Iya pak saya akan secepatnya mengenalkan dia ke mama."
"Jangan terlalu formal Zidane,kita adalah saudara." Zidane hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan.
Raka dan Zidane adalah sepupu karena Papa Zidane adalah adik dari mama Raka. Kenapa Zidane bisa menjadi asisten pribadi Raka, nanti kita cari tau asal mulanya.
"Bahan untuk meting dengan tuan Jayden apakah sudah selesai?."
"Sudah pak,tapi dari yang saya dengar, perusahaan tuan Jayden adalah perusahaan yang tidak muda membangun kerjasama jika tidak sesuai dengan data selama lima tahun."
"Tidak perlu khawatir, perusahaan kita lebih dari itu jadi aku yakin kita akan mendapatkan kerja sama itu." Inilah yang membuat perusahaan Raka sangat berkembang dengan pesat, optimis dan kegigihannya yang dapat membawa perusahaan yang dibangun oleh kakeknya berkembang dengan pesat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Saat ini Raka dan Zidane berada di perusahaan MH group yang dipilih oleh Jayden. Tidak dapat dipungkiri saat ini dia sedikit merasa gugup karena dari dua tahun lalu kerja samanya di tolak oleh Jayden,dan kali ini dia berkesempatan untuk menjalin kerjasama tersebut.
"Selamat pagi tuan Raka." Jayden yang baru memasuki ruang meeting langsung menyapa dan mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Raka.
Raka yang mendengar namanya di sebut langsung berdiri dari duduknya,dan menerima jabatan tangan Jayden.
"Selama pagi tuan Jayden,saya merasa senang saat anda mengabarkan untuk menjalin hubungan kerja sama dengan perusahaan saya."
Sekejap Jayden menatap wajah Raka dengan serius tapi tidak lama kemudian dia kembali tersenyum.
"Silahkan duduk kembali." Tidak lupa Jayden juga mengalami Zidane.
Tak terasa meeting sudah dilakukan selama dua jam," Baik saya rasa tidak ada yang perlu khawatirkan karena melihat proposal yang anda suguhkan lebih dari cukup,di dalam proposal itu sudah mencakup segala hal."
"Terima kasih sudah memberikan kesempatan kepada saya,dan saya akan berupaya agar tidak mengecewakan anda." Raka berucap dengan sungguh-sungguh.
"Tuan Raka jika tidak keberatan,lain kali datanglah untuk makan malam di kediaman saya,saya dengar anda memiliki 3 orang putra ajak mereka sekalian." Raka bingung dengan tawaran Jayden tapi karena tidak ingin mengecewakan akhirnya Raka menyetujui.
"Baik tuan,saya akan usahakan." Kalau begitu saya pamit terlebih dahulu.
Saat berada di parkiran,Raka tidak sengaja menabrak seseorang,"maaf saya tidak sengaja."
Pemuda itu tersenyum,"Iya tidak apa-apa,lain kali hati-hati,saya duluan." Raka masih melihat pemuda itu,Raka merasa wajah pemuda itu sangatlah familiar dia mencoba mengingat tapi hasilnya nihil dia lupa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jam menunjukkan waktu pulang kerja, sesuai janjinya Zidane menjemput Rania untuk makan malam sekalian membahas permasalahan Rania.
Sesampainya di kos Rania,Zidane langsung menjemput Rania di kamarnya.
Rania yang sudah diberikan pesan jika Zidane akan datang sudah bersiap sejak tadi.
"Mas Zidane ga mau istirahat dulu?."
"Engga Ra,kita langsung jalan aja,biar ga kemalaman takutnya macet, inikan jam pulang kerja."
"Yaudah kalau gitu."
Zidane berinisiatif untuk menggandeng tangan Rania,Rania terkejut sambil melihat Zidane dari samping, Zidane yang di tatap hanya memberikan senyuman.
Zidane membukakan pintu mobil untuk Rania, sebelum masuk Rania mengucapkan terima kasih. Setelah Rania masuk Zidane juga masuk mobil, sebelum melajukan mobilnya Zidane bertanya,"Mau makan dimana?." Zidane bertanya dengan nada lembut.
Rania menjawab " Gimana kalau nasi Padang,tapi kalau mas pengen yang lain aku ikut aja." Rania tidak ingin membuat Zidane terbebani dengan jawaban terserah,jadi dia memberikan opsi walaupun dia tidak tau apakah Zidane mau atau tidak.
"Oke,kita cari nasi Padang." Apapun yang diinginkan oleh Rania Zidane akan berusaha mewujudkannya.
"Mas Zidane ga capek pulang kerja bukannya istirahat malah, keluar lagi sama aku?." Rania bertanya.
"Apapun tentang kamu ga ada kata capek sayang." Rania terkejut mendengar panggilan Zidane.
"Mas Zidane tadi ngomong apa?." Untuk memastikan ucapan Zidane Rania kembali bertanya.
"Yang mana sayang?." Zidane sebenarnya tau apa maksud Rania,tapi dia berniat menggoda Rania.
Rania yang mendengar panggilan sayang dari Zidane rasanya pingin guling-guling, rasanya banyak ribuan kupu-kupu yang mengelilinginya.
Zidane yang melihat Rania salah tingkah langsung terkekeh" gemes banget sih kalau lagi salah tingkah." Zidane mengelus rambut Rania dengan sebelah tangannya. Untuk menutupi kegugupannya Rania menyuruh Zidane untuk fokus mengemudi,"Mas mending fokus nyetir aja, bahaya kalau pakai tangan satu." Ucap Rania sambil mengalihkan pandangan ke kaca mobil. Zidane bukannya marah atau tersinggung,dia malah tersenyum melihat kekasihnya salah tingkah.