Untuk menyembunyikan aib kakaknya. Alora terjebak hubungan dengan cowok misterius yang dijuluki si buruk rupa di sekolahnya
Siapa sangka dari hubungan tidak terduga itu timbul benih cinta, yakin cowok tersebut buruk rupa? Tetapi kenapa Alora sampai menyukainya, bahkan memberi cinta utuh untuknya, atau ada alasan dibalik julukan buruk rupa itu?
Cerita ini mengandung adegan sedikit kelewatan ya? haha.. menceritakan kenakalan remaja yang pernah hidup di negara luar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Baru?
Alora terus saja mondar-mandir di dalam kamarnya. Ia belum memberikan secarik kertas untuk ayahnya. Keraguan yang ia rasakan sangat besar, takut jika karena masalahnya sekarang di sekolah akan membuat ayahnya kecewa. Tapi sepertinya akan sangat susah untuk Alora hindari, lihat saja masalah yang seharunya sudah selesai kembali dibangkitkan oleh Elkavira dan Adista dengan menyebar foto ciumannya dengan Sean kemarin. Sial, Alora benar-benar kalah telak sekarang, ia tidak bisa mengelak karena itu memang dirinya, tetapi juga tidak akan pasrah begitu saja.
"Gue harus apa anjir?" gumamnya frustasi.
Alora tahu jika selama ini baik kakaknya atau pun ayahnya selalu mewanti dirinya agar tidak mendapat masalah yang serius di Sekolah. Baik ayahnya atau pun Aluna tidak begitu mengekang Alora sebenarnya, namun tidak juga membebaskan gadis itu.
"Lo kasih aja surat itu." Haikal memberi ide yang membuat Alora mengembungkan pipinya kesal.
"Ih bego, Ara mana berani," balas Karina yang terdengar seperti ejekan.
Sebenarnya gadis itu tidak berniat mengejek, tetapi apa yang keluar dari mulut Karina memang terkadang tidak seharusnya seorang teman katakan.
"Om Darma ngga harus tahu, lo kasih ke kak Luna aja, gue yakin kak Luna juga bakal ngerti kok." Jesi memberi saran yang langsung membuat Alora berpikir dua kali.
Ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh Jesi, Alora mendadak jadi semangat lagi. Bohong untuk kebaikan tidak masalah bukan? Toh, Alora melakukannya juga sangat jarang sekali.
"Lo pinter banget Jes, tapi sorry gara-gara gue lo jadi kena hukum tadi." Alora merasa bersalah atas kejadian tadi siang.
Dimana Jesi harus mendapat hukuman karena menyerang Elkavira dan Adista. Niat Jesi untuk membelanya.
"Ck, gue kesel anjir, target gue kita semua masuk ke ruang BK, bukan malah dapet hukuman, basi banget buat gue," jelas Jesi membuat Alora, Karina dan Haikal terkekeh.
Seorang jesi memang tidak akan ada jeranya, ia seakan kebal dengan masalah di Sekolah. Atau mungkin sebenarnya masalah pribadinya jauh lebih pelik. Hanya saja gadis itu pintar menyembunyikannya. Dengan apa yang gadis itu miliki membuat orang-orang mengira kehidupannya sangat sempurna bak putri di negeri dongeng.
Jesi, Karina dan Haikal memang sedang berada di rumah Alora. Rumah sederhana yang cukup nyaman, mereka berniat untuk menginap malam ini, sementara Haikal akan pulang nanti dengan membawa mobil milik Jesi, tugasnya besok menjemput mereka di rumah Alora tentunya.
"Ara, temen-temen lo suruh makan malam dulu!" teriak Aluna mengetuk pintu kamar Alora.
"Buruan buka, sekalian bilang aja langsung Ra," usul Karina.
Alora sempat ragu, namun akhirnya setuju. Gadis itu mengambil secarik kertas yang tadi ia taruh di meja rias. Lalu melangkah menuju ke arah pintu.
Terlihat Aluna yang sudah rapih dan terlihat sangat cantik, bahkan Karina dan Haikal sampai ternganga melihat saudara temannya itu.
"Kak Luna, cantik banget," puji Karina ikut mendekat.
"Masa sih? Kakak ngerasa nggak pede lho, bb kakak naik bulan ini," balas Aluna langsung mendapat gelengan kepala Karina.
"Beneran tau, mau jalan ya?" tanya Karina lagi hanya dibalas anggukan kepala oleh Aluna.
"Kalian pada makan dulu gih, ngobrolnya lanjut nanti," ujar Aluna sebelum kepergiannya.
"Kak Luna tunggu!"
Itu bukan suara Alora, melainkan suara Jesi yang sedari tadi kesal melihat Alora yang terus diam dan hampir membiarkan Aluna pergi sebelum menjelaskan apa yang terjadi dengannya.
"Ada apa Jes?" tanyanya menatap Jesi.
Jesi menghampiri mereka. Berdiri di antara Alora dan Karina. Lalu mengambil alih kertas yang masih Alora bawa. Sektika Aluna mengalihkan pandangan matanya ke arah kertas tersebut.
"Lo yang ngasih dan jelasin apa gue?" tanya Jesi melirik Alora.
Diamnya Alora membuat Jesi akhirnya menyerahkan kertas tersebut kepada Aluna.
"Ini kertas apa Jes?" tanya Aluna mulai penasaran.
"Itu kertas-"
"Dari sekolah kak," sela Alora.
Melihat itu Jesi menghela napas. Ia membiarkan Alora menjelaskan sendiri kepada Aluna.
Sementara Aluna mulai membuka kertas tersebut, dilihat dari sikap Alora dari tadi cukup serius, dan mungkin penyebabnya ialah kertas yang sekarang berada di tangannya.
"Gue minta maaf kak," ujar Alora menggigit bibir bagian bawahnya.
Kebiasaan Alora jika sedang gugup atau merasa gelisah akan melakukan itu, dan sialnya Sean yang pernah memperhatikan kebiasaan Alora itu malah menyukainya, gemas namun sedikit merasa kesal. Kesal karena apa yang Alora lakukan itu mampu membangkitkan jiwa pria sejati Sean, bahkan hanya dengan melihat Alora menggigit bibir bagian bawahnya.
"Jelasin Ra," ujar Aluna setelah membaca isi didalam kertas tersebut.
"Kak Luna janji, ayah jangan sampai tahu, gue nggak mau ayah kepikiran," ujar Alora memelas.
Aluna mengangguk, toh ia sendiri juga tidak berniat memberitahu ayah mereka. Dengan Alora yang memberikan kertas itu padanya saja sudah membuat Aluna paham akan hal itu.
Alora mulai menjelaskan kepada Aluna dibantu oleh Jesi dan sesekali Karina dan Haikal ikut menimpali, namun Alora tidak memberitahu alasan utamanya sampai ia bisa berurusan dengan Elkavira dan Adista.
"Oke gue ngerti, kalau gitu gue besok datang sebagai wali lo, tapi inget Ra, ini yang pertama dan terakhir."
Setelah mengatakan itu Aluna berlalu. Alora menghela napas sangat panjang sebelum akhirnya menjerit keras karena lega.
"Aaakkkkhhhhhhhhhh... awas lo bitch!"
Karina dan Haikal tertawa melihat tingkah konyol Alora. Sementara Jesi menaikan sudut bibirnya melihat tindakan Alora. Meski sangat tipis nyatanya Alora sempat melihtnya walau tidak berkomentar.
"Bagus Ra, teriak terus sampai tetangga lo pada dateng," komentar Haikal langsung mendapat pukulan dari Karina.
"Bego, yang ada dikira gila si Ara."
...****************...
Pagi harinya mereka sudah berangkat ke sekolah. Sementara Aluna akan datang ketika waktu istirahat, setibanya di parkiran Sekolah. Sama seperti kemarin, Alora mendapat tatapan jijik dari beberapa murid. Anehnya setelah berita itu beredar Sean seakan hilang dari muka bumi. Alora tidak bertemu dengan cowok itu juga tidak menghubunginya lagi seperti yang kemarin pada saat mereka masih mempunyai perjanjian sebagai pacar tantangan.
Tetapi, bukankah Sean memperpanjang kontrak pacaran mereka? Bahkan Sean belum menjelaskan transferan uang yang terakhir kalinya. Sean menolak untuk dikembalikan pada waktu itu.
"Jangan ngalamun, makin keliatan lo pusing karena berita itu," ujar Jesi dibalas anggukan kepala oleh Alora.
Ingin menyangkal, tetapi Alora tidak mungkin mengatakan jika penyebab ia melamun tadi karena Sean, sampai sekarang belum ada yang tahu tentang siapa Sean sebenarnya.
"Najis banget dicium si buruk rupa."
"Gue baru liat jaketnya aja udah mau muntah, dia bego apa goblok sih?"
"Kayaknya lebih dari itu deh, nggak punya otak sampai nggak bisa bedain cowok normal sala cowok penyakitan."
Jesi mengepalkan tangannya. Ia bersiap untuk menampar namun segera Alora cegah. Alora tidak ingin Jesi kembali mendapat hukuman karena membelanya. Sejujurnya ia juga tidak tahan mendengarnya, namun Alora tidak ingin sampai membuat keributan dan membuatnya semakin masuk ke dalam masalah tersebut. Bahkan kini nasibnya sedang dipertaruhkan oleh kakanya.
"Ehh...nggak usah pada bacot lo, baru liat fotonya aja kan? Bisa aja editan bego," kesal Jesi membuat beberapa murid tersebut menatap Jesi dengan kesal.
"Bubar gih, ngapain liat-liat? Nggak pernah liat cewek-cewek cantik kayak kita ya?" Haikal ikut membela.
"Wuuhhh...cewek jadi-jadian," sorak mereka sebelum kepergiannya.
"Dari pada kalian, mulut neraka!" seru Haikal tidak mau kalah.
"Lo nggak papa kan Ra?" tanya Karina mendapat anggukan kepala dari Alora.
"Gue juga sebenarnya pengen banget bales mereka, tapi kalian tahu kan posisi gue lagi serba salah, thanks banget kalian selalu ada buat gue," ujar Alora setengah haru melihat bagaimana teman-temannya membela dirinya.
Mereka kembali melangkah menuju ke kelas. Sampai tidak tahu jika kini di parkiran sekolah heboh karena kedatangan seseorang.
"Anak baru bukan sih? gila pakai mustang anjir."
"Keluarga tajir pasti."
kan udah lihat pertama tampang Sean yg aslinya ganteng dan lbh dr Zico cs😌😌😌
trs jangan lupa kalau Alora pacar nya Sean loh ya🤪🤪🤭
selalu di tunggu karya terbarunya ya kak
lanjutt donk /Smile//Smile//Smile/
dobel up kk riri
sayang Sean sudah kepincut sm Alora ya.
😌😌😌