Memiliki julukan sebagai anak pembawa sial, tak membuat gadis bernama Chessy larut dalam kesedihannya. Ya, anak pembawa sial adalah julukannya sejak dia di lahirkan, karena kelahirannya yang berbarengan dengan kematian kedua orang tuanya.
Kehidupan yang begitu menderita membuatnya tak lantas putus asa, dia selalu meyakinin bahwa akan ada pelangi setelah hujan, akan ada kebahagiaan setelah penderitaan, dan inilah yang selalu di rindukan Cheesy, Merindukan Pelangi saat hujan.
Dapatkah Cheesy menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenzie jatuh
..."Maaf kalau aku mengganggu." Jawab seseorang di sebrang sana ....
...Kenzie yang mengenal suara itu segera melihat layar ponselnya, dan ternyata benar yang menghubunginya adalah Cheesy....
..."Sayang Ma...af." Ucap Kenzie terhenti saat Cheesy sudah lebih dulu memutus sambungan telponnya....
...***...
"Astaghfirullah, Cheesy pasti sangat marah." Gumam Kenzie lalu kembali berusaha menghubungi Cheesy namun nomor Cheesy sudah tidak aktif.
"Arrggghhhh, ini semua gara-gara Clara, kenapa sih dia selalu saja menggangguku." Teriak Kenzie frustasi.
Tok tok tok
"Kenzie kamu kenapa? Kenapa berteriak Nak?" Tanya Ranti yang kini berdiri di depan kamar Kenzie sembari mengetuk pintunya.
"Ngga Mah, Kenzie ngga apa apa, tadi ada kecoa, tapi udah aman kok Mah, udah aku usir." Jawab Kenzie sedikit berteriak.
"Ya sudah cepat mandi, sudah di tunggu sama Papah, kita akan Shalat Maghrib berjamaah." Ucap Ranti.
"Iya Mah." Sahut Kenzie lalu meletakkan ponselnya ke tempat tidur.
Kenzie gegas masuk ke kamar mandi.
***
Sementara di tempat lain, setelah mematikan panggilannya, Cheesy merasa kesal karena Kenzie begitu kasar padanya, padahal dia hanya ingin menanyakan tentang tugas sekolah.
"Ihhh nyebelin banget sih Kenzie, apa coba salah aku, kenapa dia kasar banget." Gerutu Cheesy melempar ponselnya ke tempat tidur.
"Apa aku begitu mengganggu ya, kenapa dia malah marah saat aku menelponnya." Gumam Cheesy yang jadi merasa kesal pada Kenzie.
Cheesy pun mondar mandir di kamarnya saking keselnya, entah kenapa hatinya jadi gelisah mendengar bentakan dari Kenzie.
"Apa aku sudah berbuat salah, tapi apa?" Gumamnya lagi terus bertanya-tanya kenapa Kenzie marah.
Cheesy diam termenung, memikirkan saat bersama dengan Kenzie apa ada kata katanya yang membuat Kenzie marah.
"Cucu kakek kenapa?" Tanya Pak Bandi yang tiba-tiba masuk ke kamar Cheesy dan melihat muka Cheesy yang terlihat sedih.
"Kakek." Lirih Cheesy lalu duduk di sisi tempat tidur, Pak Bandi pun ikut duduk di sampingnya.
"Kenapa Nak? Apa ada yang membuat kamu sedih?" Tanya Pak Bandi.
"Ngga ada kok Kek, Cheesy cuma lelah aja." Jawab Cheesy berbohong.
"Ya sudah, ini waktunya Shalat Maghrib, segera bersiap, kita akan Shalat berjamaah." Ucap Pak Bandi yang segera bangkit dari tempatnya duduk.
"Iya kek." Sahut Cheesy lalu gegas masuk ke kamar mandi.
***
"Kenzie, Papah mau bicara sama kamu." Ucap Langit setelah selesai Shalat Magrib.
"Kenapa Pah?" Tanya Kenzie.
"Nak, Papah perhatikan sepertinya kamu semakin dekat dengan Cheesy, Papah rasa hubungan kalian sudah lebih dari sekedar teman." Ucap Langit.
"Kok Papah tau? Padahal Kenzie belum cerita sama siapa-siapa." Tanya Kenzie heran sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kenzie, Kami ini orang tua kamu, tanpa kamu kasih tau, kami sudah bisa menebaknya, sekarang kamu jawab, apa bener kalian pacaran?" Tanya Langit.
"I...iya Pah, baru kemarin kami jadian." Jawab Kenzie gugup.
Keringat dingin sudah mengucur di keningnya, Kenzie begitu takut kalau orangtuanya akan marah setelah mengetahui hubungannya dengan Cheesy.
"Kenzie, Papah dan Mamah sama sekali tidak melarang kalau kamu pacaran, tapi kamu harus ingat dengan batasannya, Papah ngga mau kalau sampai kecolongan."
"Kecolongan?"
"Maksudnya kamu harus tau batasan apa saja yang boleh dan tidak boleh di lakukan, kamu tau kan kalau dalam agama kita pacaran itu dilarang, karena mendekati Zinah, jadi Papah harap kamu menjaga batasan kamu dan Cheesy." Ucap Langit.
"Papah juga minta tolong sama kamu, Jaga Cheesy, Jaga Marwah Cheesy sebagai perempuan, jangan merusaknya." Sambung Langit.
"Iya Pah, Kenzie akan selalu mengingat nasehat Papah." Sahut Kenzie.
***
Keesokan harinya...
"Cheesy." Teriak Kenzie saat ingin menjemput Cheesy di rumahnya tapi malah bertemu dijalan saat Cheesy sudah mengendarai sepedanya.
Cheesy tak menghiraukan Kenzie, dia masih sangat kesal padanya, Cheesy terus mengayuh sepedanya. Semangat Kenzie saat ini membelokan Moge nya lalu mengejar Cheesy.
"Sy, tunggu." Teriak Kenzie namun Cheesy tak menghentikan laju sepedanya.
"Sy, aku tau kamu marah, tapi tolong dengerin aku dulu." Ucap Kenzie yang masih melajukan pelan mogenya di belakang Cheesy.
Namun Cheesy tetap tak menghiraukannya. Cheesy terus melajukan sepedanya.
Kenzie hendak mendahului Cheesy, namun karena tak melihat ke belakang, Kenzie justru menyerempet mobil yang hendak mendahuluinya.
Brakkkk
Srakkk
Mendengar suara keras Cheesy reflek menoleh ke belakang, Cheesy menghentikan sepedanya saat melihat moge milik Kenzie tergeletak di jalan begitupun dengan Kenzie.
"Kenzie." Cheesy menepikan sepedanya lalu berlari menghampiri Kenzie.
"Tolong... Tolong..." Teriak Cheesy saat melihat Kenzie menutup matanya.
Cheesy membopong kepala Kenzie lalu membawanya ke pangkuannya. Cheesy begitu panik saat tak ada satupun orang yang datang karena hari masih begitu pagi dan jalanan yang mereka lalui sangat sepi.
"Kenzie, bangun Ken." Cheesy berusaha membangunkan Kenzie namun Kenzie tetap tak membuka matanya.
Cheesy merasa bersalah, dia pun menangis sesenggukan, dia begitu takut terjadi sesuatu pada Kenzie.
"Kenzie bangun, Maafkan aku." Ucap Cheesy memeluk kepala Kenzie yang ada di pangkuannya.
"Sy." Panggil Kenzie dengan suara lemahnya namun masih terdengar oleh Cheesy.
Cheesy melepas pelukannya lalu menatap wajah Kenzie yang mulai membuka mata. Cheesy tersenyum namun matanya masih meneteskan air mata dan tepat jatuh di pipi Kenzie.
"Kenapa kamu menangis?" tanya Kenzie lirih.
"Aku takut Ken." Jawab Cheesy.
"Aku tidak apa apa." Ucap Kenzie berusaha bangkit namun...
"Awwww." pekik Kenzie saat merasakan sakit di lengan dan kakinya.
"Sepertinya kaki kamu terkilir Ken, dan lengan kamu juga terluka. Aku obati ya." Ucap Cheesy yang mengambil kotak P3K nya yang selalu Ia bawa di tas.
Cheesy membubuhkan obat merah pada Kassa steril lalu menepukkan pelan pada luka Kenzie, setelah di rasa sudah bersih, Cheesy segera membalut luka Kenzie.
"Terimakasih." Ucap Kenzie setelah Cheesy selesai mengobati lukanya.
"Maafkan aku." Ucap Cheesy setelah memasukan kembali kotak P3K ke dalam tasnya.
"Kenapa kamu minta maaf?" Tanya Kenzie heran.
"Gara gara aku kamu jatuh." Jawab Cheesy yang kini menundukkan kepalanya.
"Ini bukan salah kamu Sy, ini karena aku tidak berhati hati." Ucap Kenzie.
Cheesy terdiam, dia masih marah pada Kenzie atas kata katanya kemarin, namun Cheesy juga tidak tega untuk meninggalkan Kenzie sendirian dalam kondisi seperti itu.
"Kamu mau pulang atau mau lanjut sekolah?" Tanya Cheesy.
"Aku baik baik saja, jadi lebih baik aku sekolah." Jawab Kenzie.
"Tapi apa kamu bisa mengendarai moge kamu Ken?" Tanya Cheesy.
"Sepertinya tidak, kakiku sakit sekali." Jawab Kenzie.
"Kala begitu bagaimana kalau aku bonceng kamu naik sepeda." Tawar Cheesy.
"Nanti kamu capek Sy." Ucap Kenzie yang memang takut Cheesy kecapean karena memboncengnya.
"Tidak, aku sudah biasa membonceng kakek, jadi aku pasti kuat kok bonceng kamu." Sahut Cheesy .
"Ya sudah kalau gitu, terima kasih ya?" Ucap Kenzie.
"Tapi moge kamu bagaimana? Masa di tinggal disini?" Tanya Cheesy.
"Ngga apa apa, nanti aku minta orang bengkel untuk menjemput moge aku." Jawab Kenzie.
"Ya sudah, kita berangkat sekarang." Ucap Cheesy memapah Kenzie berjalan menuju sepedanya.
Cheesy membantu Kenzie duduk di belakang, keduanya pun sudah duduk di tempat masing masing, Cheesy seger mengayuh sepedanya menuju sekolah.
Sesampainya di sekolah, semua mata tertuju pada Cheesy yang membonceng seseorang yang selalu menjadi idola di sekolah.
Tak terkecuali Clara yang memperhatikan mereka dari Jauh.
"Cheesy, awas kamu, aku akan buat perhitungan." Ancam Clara kemudian berlalu.