NovelToon NovelToon
Loving You Till The End

Loving You Till The End

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta setelah menikah / Konflik etika / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Tujuannya untuk membalas dendam sakit hati 7 tahun lalu justru membuat seorang Faza Nawasena terjebak dalam pusara perasaannya sendiri. Belum lagi, perasaan benci yang dibawa Ashana Lazuardi membuat segalanya jadi semakin rumit.

Kesalahpahaman yang belum terpecahkan, membuat hasrat balas dendam Faza semakin menyala. Ashana dan perusahaan ayahnya yang hampir bangkrut, tak memiliki pilihan selain berkata 'ya' pada kesepakatan pernikahan yang menyesakkan itu.

Keduanya seolah berada di dalam lingkaran api, tak peduli ke arah mana mereka berjalan, keduanya akan tetap terbakar.

Antara benci yang mengakar dan cinta yang belum mekar, manakah yang akan menang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LYTTE 30 — Let's Talk

Ashana bukan satu-satunya orang yang berpikir untuk mencari penyelesaian dari semua permasalahan dan salah paham yang tercipta di antara mereka.

Karena, meskipun agak lamban dari perempuan itu. Faza pun akhirnya menyadari bahwa ia harus segera membuat kesalahpahaman itu menjadi sedikit lebih jelas.

Setelah berpikir dengan perasaan yang lebih ringan, Faza membiarkan dirinya hanyut di bawah guyuran shower. Membiarkan air itu membasuh kepalanya yang terasa berat akibat mabuk.

Melihat Ashana yang tertidur di sampingnya tadi malam, membuat perasaan Faza menjadi sedikit lebih jelas. Bahwa ia menginginkan Ashana berada di sisinya.

Ia sepenuhnya tahu bahwa apa yang terjadi di antara mereka bukanlah pertengkaran biasa, tapi melihat ketulusan Ashana untuk merawat dirinya semalam, membuat Faza merasa sedikit yakin.

Perasaan itu masih ada. Di dalam hatinya, juga di dalam hati Ashana. Hanya saja, sebuah dinding tak kasat mata menghalangi keduanya untuk saling mengerti.

Ashana terbangun saat mendengar suara kucuran air dari kamar mandi. Mengerjapkan mata sebelum akhirnya mengayunkan kaki turun. Ashana melirik ke arah kamar mandi.

“Dia sudah bangun? Apakah dia baik-baik saja? Sepertinya begitu, jika tidak, dia tidak akan repot-repot memindahkanku ke atas sini,” monolognya sambil mengikat rambutnya.

Mengenakan hijabnya secara asal, Ashana kemudian turun ke bawah dengan niat membuatkan pria itu sarapan. Namun, belum sempat ia melangkah, Faza ke luar dari kamar mandi, masih dengan mengenakan bathrobe.

“Kau sudah bangun? Cepat sekali kau bangun, ini masih jam 5 pagi,” kata Faza sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Ashana menoleh, menatap punggung pria itu sesaat lalu membuang muka ketika Faza berbalik menatapnya. “Aku sudah terbiasa bangun sepagi ini.”

“Kau menatapku,” kata Faza dengan mata setengah memicing. “Jangan bilang kau ingin mencuri kesempatan untuk memandang tubuh atletisku, Ashana.”

“Cih, siapa yang memandangmu? Lagipula, jika kau takut aku akan menatapmu, sana pakai baju, jangan berkeliaran di hadapanku hanya dengan mengenakan bathrobe!” protesnya berdecak sebal.

Faza mengedikkan bahu, lalu dengan sengaja justru berjalan-jalan di depan Ashana, membuka sedikit jubah mandinya dan memamerkan otot-otot perutnya yang menonjol. Kini sepertinya Faza mempunyai hobi baru, yaitu menggoda dan membuat Ashana kesal.

“Sebenarnya, jika kau menyukai bentuk tubuhku ini, aku bisa memberimu izin untuk menyentuhnya,” goda Faza seraya mengambil langkah mendekat.

Ashana sontak berdiri dan memberi peringatan keras. “Jangan macam-macam denganku!” katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya. “Jangan mendekat atau kulempar bantal ini ke wajahmu.”

Pria itu terkekeh geli saat berhasil mengerjai Ashana di pagi seperti ini. Sebenarnya, inii mimpinya sejak lama. Mimpi yang bahkan tidak pernah ia bayangkan akan terwujud dengan cara seperti ini.

Ashana mendengus kesal. Ia kembali terduduk di tepi kasur sementara Faza mengeringkan rambut.

“Apa kau sudah lebih baik?” tanya Ashana tiba-tiba.

Faza menoleh lalu mengangguk singkat. “Ya, sudah lebih baik, terima kasih sudah menjagaku semalam,” katanya merasa harus berterima kasih pada perempuan itu.

“Aku tidak menjagamu,” ketus Ashana, sepertinya ia masih kesal terhadap Faza.

Pria itu mengernyit, meletakkan hair dryer yang baru saja dipakainya, ia lantas mendekati Ashana. “Lalu, apa yang kau lakukan di sini? Jangan bilang kalau kau sengaja datang ke kamarku untuk melihatku tidur?”

Ashana memelotot, “Untuk apa aku melihatmu tidur? Aku ke sini karena Vanya memintaku untuk datang. Jangan terlalu percaya diri Tuan Faza Yang Terhormat.”

Pria itu terkekeh kecil, lucu sekali melihat ekspresi Ashana yang kesal. “Jika kau merindukanku, katakan saja, Ashana. Tidak ada gunanya membohongiku seperti itu.”

“Dasar narsis! Terserah kau saja!” seru Ashana. Setelahnya, ia memutuskan untuk segera membersihkan diri. Berdebat dengan pria itu sungguh tak ada gunanya.

Setelah berpakaian dengan rapi, Faza lekas turun ke bawah. Di meja makan sudah ada Vanya yang tengah menyiapkan sarapan dengan dibantu Luna.

“Pagi,” sapa Faza dengan senyum mengembang sempurna.

Gadis itu balik tersenyum, kemudian menarik kursi untuk Faza. “Di mana Kak Ashana? Apa dia belum bangun?” tanya Vanya seraya memberikan secangkir kopi untuk pria itu.

“Mandi,” jawab Faza singkat.

“Kau harus berterima kasih padanya, Kak. Dia mengemudi malam-malam hanya untuk membantuku merawatmu semalam. Oh ya, bagaimana keadaanmu? Apakah kau baik-baik saja sekarang?” kata Vanya panjang, ia mulai mengambil roti tawar dan mengolesinya dengan selai cokelat.

Pria itu meletakkan kembali cangkir kopinya dan menoleh, “Kau bilang apa tadi, Van? Dia mengemudi malam-malam ke sini?” tanya Faza seakan tak yakin dengan apa yang baru saja didengarnya.

Astaga, dia membahayakan dirinya sendiri, merawatku semalaman, tapi ia justru membohongiku?

Gadis itu mengangguk, “Iya, kau tidak tahu betapa bingungnya aku semalam. Kau mabuk berat dan terus saja memanggil-manggil nama Kak Ashana. Aku tak punya pilihan lain selain memintanya datang.”

“Sebenarnya, aku juga tidak mau, tapi—”

“Apa?! Aku? Memanggil-manggil namanya?” potong Faza dengan ekspresi terkejut.

Damn you, Faza. Apa saja yang sudah kukatakan dan kulakukan semalam? Semoda aku tidak mengatakan sesuatu hal yang aneh.

“Iya, kau pasti tidak ingat apa saja yang kau katakan semalam. Selain berterima kasih, kau juga harus meminta maaf padanya, Kak. Dalam kondisi mabuk, kau mungkin mengatakan sesuatu yang menyakiti hatinya.”

Faza tak lagi memedulikan omelan Vanya, ia langsung kembali naik ke atas dan menemui Ashana. Ia harus memastikannya sendiri.

Tanpa aba-aba, pria itu langsung membuka pintu dengan sedikit membanting, membuat Ashana yang masih berpakaian terkejut melihatnya.

“Kau … “

Kedua mata Ashana terbelalak dengan kehadiran Faza yang tiba-tiba itu, ditambah lagi, ia belum sepenuhnya berpakaian. Resleting pakaiannya macet dan ia tak bisa menariknya, menampilkan punggung Ashana yang terbuka bebas.

Menelan saliva dengan susah payah, Faza mengambil langkah mendekat, ia meraih resleting itu dan menariknya ke atas dengan sedikit susah. Ashana terdiam kaku sementara Faza membantunya.

“Resletingnya agak macet, tolong tarik rambutmu ke depan,” kata Faza, napasnya terasa berat saat jarinya secara tak sengaja menyentuh kulit Ashana yang mulus.

Napas Ashana juga tertahan saat jari Faza tak sengaja menyentuh kulitnya. Sentuhan itu menciptakan gelenyar panas pada tubuhnya, membuatnya seperti terkena sengatan listrik arus kecil.

“Maaf,” kata Faza saat ia sudah selesai dengan masalah resleting itu.

Ashana berbalik dan memberanikan diri untuk mendongak. Pandangan mata mereka bertemu untuk sesaat, menciptakan detak dan kedip yang seirama.

“Maaf untuk apa?” Ashana yang lebih dulu memutus tatapan mereka. “Terima kasih sudah membantuku.”

“Dengan senang hati. Aku … aku ingin bertanya suatu hal, ini tentang semalam.”

“Apa yang ingin kau tanyakan?”

Faza tampak menimbang ucapannya, ia tak yakin dengan apa saja yang ia katakan dan lakukan semalam itu. Jujur saja, ia takut mengatakan sesuatu yang tak pantas pada perempuan itu.

“Apakah semalam aku mengatakan sesuatu yang tidak pantas?” tanya Faza pada akhirnya.

Ashana mengangkat sebelah alisnya, “Kenapa kau menanyakan hal itu?”

“Jawab saja, apakah aku mengatakan sesuatu yang tidak pantas padamu? Jika ada aku mohon maaf, aku … “

“Ya, kau mengatakan sesuatu. Tapi aku juga ragu, Faza. Apakah yang kau katakan itu benar atau tidak?” kata Ashana dengan sorot mata yang tampak terluka.

Melihat tatapan itu, Faza jadi was-was sendiri. “Apa saja yang sudah aku katakan padamu?”

“Kau berkata bahwa kau tidak pernah mengkhianatiku,” jawab Ashana dengan suara pelan. Suaranya seakan tertelan di tenggorokan, ia harap bahwa apa yang dikatakan pria itu semalam adalah benar dan ia telah salah menilainya selama ini.

Faza tertegun, Apakah semalam aku mengatakan isi hatiku? Apakah dia mengatakan yang sebenarnya? Apa yang harus aku lakukan sekarang? pikir Faza panjang.

“Apakah itu benar?” tanya Ashana berikutnya. Matanya mendamba jawaban, tetapi Faza hanya terdiam di tempat, membuat Ashana kehilangan harapan kecil itu.

“Let’s talk.”

1
〈⎳ Moms TZ
lagian dirimu gak ada perjuangannya, wanita itu penginnya didengerin dan dimengerti lah dirimu bablas membiarkan Ashana sendirian,
selamat berjuang bro
〈⎳ Moms TZ
mamamlah itu rindu, udah salah tp mlh gak berusaha dengan keras, perempuan walau mulutnya bilang pergi tp hatinya bilang jangan
〈⎳ Moms TZ
sukurin, lagian sih, udah punya istri masih pelukan sama wanita lain yg jelas² suka sama dia. sedangkan dia aja cemburu sm abimanyu
〈⎳Mama Mia
😤😤😤😤😤😤
〈⎳Mama Mia
wahh, ada jantunya gitu/Chuckle/
EsTehPanas SENJA TEARS👑
ayo dong.... masa gara2 betina gatel kamu nyerah? ultimatum faza supaya jaga jarak sama betina gatel itu ..!
EsTehPanas SENJA TEARS👑
ini ga tau malu yah betina ini... ish gatel memang 😶😶😶
EsTehPanas SENJA TEARS👑
ngapain urusin Indira...kamu udah punya isteri za.... agak jaga jaraklah sama indira gatel itu 😐😶
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bersabarlah kalian berdua 😌
〈⎳ Moms TZ
haah, angker?
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Luka hati yg baru akan sembuh ternyata ditambahi lagi yg lebih banyak, semoga kau kuat Ahsana dan segera bisa baikan lagi dengan Faza, bersama kembali menghadapi ujian hidup kalian
〈⎳ Moms TZ
oooalaahh, ada Albert juga ternyata to, kirain gak ada
〈⎳ Moms TZ: oalaaah, kurang fokus, ibu terlalu fokus sm Ashana jd yg terlupakan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ maaf
HK: Kan Albert yg jemput Faza di rumah bininya, Bu /Blush/
total 2 replies
〈⎳ Moms TZ
Fasa yg datang kenapa Albert yg masuk ke dalam rumah?
〈⎳ Moms TZ
lagian udah punya suami masih mengharap suami orang
〈⎳ Moms TZ: nah itu, gak sadar diri.
HK: Dia pasti langsung tantrum /Facepalm/
total 4 replies
〈⎳ Moms TZ
sat????
〈⎳Mama Mia
gantung teruuuussss, Sampek dadi kripik
HK: kripik gantung? 🫣
total 1 replies
〈⎳Mama Mia
lhaahh, ngapain masih nunggu bojone uwong
〈⎳Mama Mia: kaya apa nih /Chuckle//Chuckle/
HK: ben cepet kaya Mak /Proud/


kaya annu 🤣🤣🤣
total 4 replies
〈⎳Mama Mia
beneran udhin ternyata/Grin//Grin/
〈⎳ Moms TZ: oalaahhh, habis udin pake dh jadi ku pikir nama orang
〈⎳Mama Mia: udhin, artinya sudah, mbk
total 6 replies
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kenapa kamu tidak nginep saja sih Faza istri lagi ngambek juga, kan bisa tidur di kamar tamu atau ruang keluarga dulu, kalo tidak bisa tidur sekamar
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kamu harus tegas Faza👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!