Arrkkhhh sakit! Tuan tolong lepaskan aku, aku mohon. Delisa Jenifer
Diam! Kau sekarang adalah istriku, dan aku berhak melakukan apapun terhadap dirimu. Bahkan sampai melenyapkan mu pun aku sanggup. Albert Halston Xanders
Delisa gadis cantik yang tiba-tiba di culik dan dipaksa menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal sama sekali.
Menjalani pernikahan dengan Tuan Muda yang kejam, membuat hari-hari Delisa seperti di neraka.
Mampukah Delisa bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampukah Delisa mengubah sosok Tuan Muda yang kejam menjadi pria yang baik?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Membencimu
"Itu hukuman untukmu yang telah berani melawanku!" ucap Albert saat sudah selesai dengan permainan nya.
Albert berdiri menatap tajam Delisa yang masih bergeming di balik selimut.
"Aku tahu kau sangat menikmati nya. Jadi tidak perlu berpura-pura menangis," sambung Albert menyeringai sambil mengenakan baju.
Albert mengerutkan keningnya melihat Delisa yang masih saja terdiam di atas ranjang. Dia berpikir bahwa Delisa masih lelah akibat permainan panasnya hingga akhirnya Albert membiarkan Delisa untuk istirahat sebentar di atas ranjang. Kemudian Albert melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
"Sampai kapan kau ada di situ? Apa kau begitu menikmatinya sehingga kau tidak mau keluar dari kamarku," ucap Albert yang barusaja keluar dari kamar mandi. Tampak Albert yang hanya memakai handuk melilit di pinggang nya.
Albert kembali melangkahkan kakinya menuju walk in closet, setelah selesai dia duduk di atas sofa sambil menenggak wine yang ada di tangan nya. Bola matanya terus memandang ke arah tempat tidur dimana Delisa yang masih mematung.
'Apa yang wanita bodoh itu pikirkan?' Albert
Kini hanya ada keheningan saja di antara keduanya. Albert sibuk menikmati minumannya yang jadi candu baginya, sedangkan Delisa sibuk dengan pikirannya sendiri.
Beberapa menit kemudian, Delisa mulai menggerakkan tubuhnya, dia mencoba beranjak dari tempatnya. Meskipun merasakan sakit, dia berusaha turun dari tempat tidur dengan selimut yang masih menutupi tubuh polosnya.
Delisa berjalan tertatih karena merasakan sakit di daerah sensitifnya. Akan tetapi, sakit itu tak seberapa dengan sakit hatinya saat ini. Kini hanya ada dendam dan benci di hati Delisa untuk Albert.
🌷Kamar Delisa🌷
Setelah berjalan dengan menahan rasa sakit, disinilah Delisa berada di sebuah ruangan yang luas tempat dimana dirinya di tahan oleh Albert. Delisa segera masuk kedalam kamar mandi, di bawah guyuran air shower Delisa terus menangis. Dia masih ingat bagaimana Albert yang memperlakukan nya sangat kejam dan teganya takdir mempermainkan dirinya.
'Apa salahku Tuhan, sampai aku mendapat hal yang seperti ini.' Delisa
Air matanya terus mengalir deras bersamaan dengan air shower yang mengucur membasahi tubuhnya.
"Maafkan aku Aston, maafkan aku. Aku sudah tidak pantas lagi untukmu. Dan hari ini aku memutuskan untuk tidak mencari mu lagi karena aku adalah gadis kotor yang tidak pantas menjadi istrimu," gumam Delisa di sela isak tangisnya.
"Dan kau Albert, ku pastikan kau akan menyesal telah menyiksaku seperti ini."
Delisa mandi dengan sangat bersihnya, sampai-sampai kulit di sekujur tubuhnya mengalami ruam yang sangat parah. Dia terus menggosok tubuhnya agar tidak ada jejak si manusia iblis itu melekat di tubuhnya.
🌷🌷🌷
Beberapa hari telah berlalu, semenjak kejadian itu Delisa berdiam diri di dalam kamar. Dia berjanji pada dirinya sendiri akan membalas apa yang telah Albert lakukan kepadanya.
Sedari dulu sejak kecil Delisa memang terkenal sangat pemberani. Dan sekarang pun dia juga tidak takut dengan sosok Albert yang dingin dan arogan. Dia terus melawan dan tidak peduli dengan hal lain ataupun dengan siksaan.
Delisa yang sudah merasa bosan, dia memutuskan untuk keluar kamar. Delisa berjalan menuruni anak tangga menuju dapur, tampak Bi Mimi yang sedang sibuk menyiapkan makan malam. Tanpa di suruh pun Delisa membantu Bi Mimi menyiapkan semuanya. Setelah selesai Delisa mendudukkan tubuhnya di kursi yang berada di dekat kulkas.
"Non Delisa, kenapa Non?" tanya Bi Mimi berjalan menghampiri Delisa.
"Aku lelah Bi, hanya ingin istirahat sejenak," jawab Delisa.
"Apa Non Delisa sakit?" Bi Mimi menatap wajah Delisa yang terlihat pucat.
"Tidak Bi," balas Delisa singkat.
"Apa ada masalah dengan Tuan Albert?" Bi Mimi melayangkan kembali pertanyaan yang membuat Delisa sedikit pusing mendengarnya. Delisa seakan tidak ingin membahas manusia iblis itu karena dirinya sudah muak dengan apa yang di perbuat oleh Albert.
"Setiap hari pasti ada saja masalah dengan manusia iblis itu. Oh iya, apa Bibi melihat Ferdi?" Delisa menatap wajah Bi Mimi, dia berharap mendapat jawaban dari pertanyaan nya itu.
"Tuan Ferdi sedang pergi ke luar kota Non. Ada beberapa hal yang harus dia kerjakan disana," jawab Bi Mimi.
"Apa Non Delisa merindukan Tuan Ferdi?" ucapan Bi Mimi berhasil membuat Delisa terkejut saat mendengarnya. Delisa tidak habis pikir bagaimana bisa Bi Mimi bertanya seperti itu kepadanya, mengingat dirinya yang berstatus sebagai istri dari Albert.
"Tidak Bi. Aku hanya mencari nya karena beberapa hari ini aku tidak melihat dirinya di mansion," terang Delisa yang kemudian berdiri.
"Bi tolong katakan kepadaku kalau Ferdi sudah datang," pesan Delisa pada Bi Mimi.
"Baik Non." Bi Mimi mengangguk mengiyakan ucapan Delisa.
Setelah berbincang lama dengan Bi Mimi, Delisa berjalan ke taman belakang. Taman ini sudah menjadi tempat favorit Delisa selama dia ada di mansion Albert. Jika berada di taman ini Delisa sedikit merasa tenang dan juga bahagia, walaupun hati dan raganya merasa perih. Tampak Delisa merasa terhibur dengan adanya bunga-bunga yang tumbuh di taman ini.
Pandangan matanya lurus ke depan dimana banyak bunga yang bermekaran di bagian paling ujung taman. Delisa tersenyum melihat keindahan dari bunga tersebut. Memandang bunga membuat hati Delisa sedikit merasa bahagia. Dan tanpa Delisa sadari, sedari tadi Albert memandang nya dari balkon kamar. Sorot matanya tertuju pada Delisa yang saat ini sedang menghirup aroma bunga. Seketika bibir tipis Albert tersenyum melihat pemandangan yang begitu menyejukkan hatinya.
"Tidak! Aku tidak boleh memikirkan wanita itu," gumam Albert sambil menggelengkan kepalanya. "Tujuanku hanya satu, yaitu membalaskan dendam kematian orang tuaku," ucapnya sambil berbalik dan melangkah masuk ke dalam kamarnya.
Tak terasa ternyata sudah 2 jam lebih Delisa duduk di taman. Entah hal apa yang sedang dia pikirkan, hanya Delisa lah yang tahu tentang hal itu. Lagi-lagi sorot matanya memandang Delisa kembali sambil menikmati wine yang ada di tangannya, Albert menenggak minuman itu hingga tandas. "Apa wanita bodoh itu tidak kedinginan?"
Seketika hujan deras turun membasahi bumi. Delisa yang tadinya duduk sontak dia beranjak dari tempatnya, dan merentangkan kedua tangan nya dengan kepala menengadah ke atas menatap langit. Delisa bersiap untuk menyambut derasnya hujan.
Tingkah Delisa layaknya seperti anak kecil, seperti sekarang dia sedang melompat-lompat kegirangan sambil tersenyum dan menangis secara bersamaan di bawah guyuran air hujan. Sesekali Delisa teriak sekencang mungkin untuk menghilangkan beban yang ada di hati dan pikirannya.
"Aku membencimu Albert! Aku benci kau," teriak Delisa beruntung Albert tidak mendengarnya.
Delisa menghela nafas berat. "Aku berdoa semoga kau jatuh cinta padaku Albert! Dan pada saat itu tiba, aku akan membuat hatimu merasa sakit seperti yang ku rasakan," teriak kembali Delisa dengan air mata yang terus berjatuhan.
Setelah puas dengan apa yang dia lakukan, Delisa kembali duduk di kursi yang berada di taman. Kali ini tak ada senyum indah yang terpancar di raut wajahnya, kini senyum itu memudar tergantikan dengan kesedihan yang tergambar jelas di wajahnya.
"Hiks ... hiks ... aku benci takdirku! Aku benci ini semua. Kenapa ... kenapa ini harus terjadi padaku?" lirihnya di sela isak tangisnya.
"Aku benci kau Albert! Aku sangat membencimu."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Selalu kesel setiap baca ceritanya, karena kekejaman yang dilakukan Tuan muda Albert kepada Delisa.
Namun meski begitu, aku juga suka karakter Delisa nggak yang pasrah aja diperlakukan kejam, dan balik membalas/CoolGuy/
Berharap kelak Albert dapet balasannya karena menyia-nyiakan Delisa.
Nggak berharap mereka bersatu karena saking keselnya😭😭😭
Tapi kalau pun bersatu, perjuangan Albert bener-bener harus menemui banyak kesulitan seperti dia yang selalu menyulitkan Delisa🤭✌️❤️
Semangat terus untuk Kakak. Semangat nulisnya💪💪💪🥰🥰❤️❤️
Berharap bahwa Delisa dan Albert nggak bersatu.
Pun kalau bersatu, Albert harus berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mendapatkan Delisa kembali🤭🤭
Tapi sebelum itu, balik lagi Albert harus bener-bener menyesal dan sampai nagis darah👍😁😂