NovelToon NovelToon
Alpha Love Story : The Girl

Alpha Love Story : The Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:59.3k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Devon merasa ia jatuh cinta pada gadis sebatang kara, setelah perjalanan cintanya dengan berbagai jenis wanita. Gadis ini anak jalanan dengan keadaan mengenaskan yang ia terima menjadi Office Girl di kantornya. Namun, Hani, gadis ini, tidak bisa lepas dari Ketua Genknya yang selalu mengamati pergerakannya. Termasuk pada satu saat, kantor Devon mengalami pencurian, dan terlihat di cctv kalau Hani-lah dalang pencurian tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Devon

Zaki menurunkan mereka berdua di rumah Devon.

“Gue udah kirim WA ke Kayla minta dibeliin barang-barang kebutuhan wanita.” Kata Devon saat dia sudah keluar mobil. Zaki menongolkan kepalanya melewati jendela.

“Ngerepotin aja sih lu, Bini gue lagi hamil, gue mau jemput Aram di rumah nyokap! Beli-beli gituan kan makan waktu!” Omel Zaki.

“Kata Kayla : Oke Pak. Tuh!” Devon memperlihatkan isi chat-nya dengan Kayla.

“Dia terlalu baik, nggak enak aja nolak lu karena lu kan bosnya!”

“Elah, gue mintain tolong gitu doang,” balas Devon.

“Dari semalem lu dah minta banyak banget ke gue, kampret!”

“Terus... bayarin dulu ya baju-bajunya, ntar gajian gue ganti.” Devon langsung kabur masuk ke dalam rumah.

“Hah?! Ini gue yang bayarin nih? Baju-baju baru si Hani pake duit gue? Woy! Njir Jangan kabur lo!!” seru Zaki kesal.

Tapi Devon sudah menarik Hani masuk ke dalam pagar rumahnya dan langsung menggemboknya.

**

Posisi duduk Hani kala itu membuat Devon gemas.

Diam dan celingukan dengan wajah bodohnya, terkesan polos tapi Devon tahu Hani sedang mengamati dengan seksama.

Saat ini mereka berada di rumah Devon. Rumah yang berada di komplek perumahan yang notabene warganya biasa-biasa saja, namun dengan keadaan keuangan yang menengah. Banyak rumah dua lantai bahkan tiga lantai yang tampak indah, tapi ada juga rumah yang sudah reot dan hampir ambruk.

Rumah ini sebenarnya dibangun di atas rumah masa kecilnya, tempat bapak, ibu dan adiknya dibunuh perampok. Devon kembali lagi ke sini setelah rumah ini terlantar bertahun-tahun. Tembok lama ia hancurkan dan dibangunlah tampilan yang berbeda, sesuai selera Devon, lebih modern. Jelas saja warga di sana menyambut baik Devon yang kembali setelah menghilang lama sekali.

Devon sudah mereka anggap anak sendiri, karena memang warga di sana juga trauma terhadap kejadian perampokan itu.

Pak RW, Pak RT dan ibu sekretaris komplek menatap Hani dengan penuh rasa penasaran. “Calon istri kamu... Kalian tidak akan tinggal serumah sebelum menikah kan? Melanggar batas loh Devon.” Kata Bu Sekretaris.

“Humm... bisa diatur kan ya Bude?” Devon bergumam sambil berusaha meyakinkan Bu Sekretaris.

“Kamu ini!” Bu Sekretaris mencubit pinggang berotot Devon. Jelas ia tak akan dapat apa-apa saking kencangnya daging di tubuh Devon.

“Rumahnya sudah terlanjur saya bakar...” bisik Devon.

“Saya bersedia-“

“Tidak.” Jawab Devon dan Bu Sekretaris tegas saat pak RW angkat bicara.

“Lah, kan saya di rumah cuma berdua sama anak saya, banyak kamar kosong itu.” Pak RW berusaha merayu.

“Justru makin bahaya.” Gerutu Bu Sekretaris mengingat Pak RW memang tingkahnya agak lain. Punya istri 3 orang, tiga-tiganya meninggal saat lagi hamil. Ada gosip dia ini penganut pesugihan codot ngising. Rumah Pak RW yang paling besar sekomplek, walau pun Devon jelas lebih kaya.

Pak RT membolak balik lembaran data diri Hani.

“Kakaknya dimana?” tanya Pak RT. “Yang namanya Jackson-Jackson ini?”

“Kabur, Pakde. Kan antek pencuri semua. Kakaknya Ketua Premannya, target utama kami, malah.” Kata Devon.

Panggilan Pakde dan Bude untuk warga di sana memang biasa dilakukan Devon walau pun mereka tidak ada hubungan darah, karena menurutnya semua warga di sana adalah keluarganya.

“Gimana sih kamu cari calon istri kok nggak jelas, memangnya nggak ada yang bisa dipacarin di kantor?!” omel Bu Sekretaris.

“Saya akan atur semua berkas untuk pernikahan kalian, kamu tinggal cari wali hakimnya. Istri saya kemarin minta sepatu baru.” Kata Pak RT.

“Oh iya, panci-panci di rumah aku juga udah item-item gosong.” Tambah Bu Sekretaris.

“Saya sih nggak minta apa-apa.” Kata Pak RW sambil mengelus dagunya. “Tapi kamu bisa kenalkan saya ke salah satu karyawan kamu di-“

“Nggak.” Tolak Devon tegas. Enak saja masa karyawannya akan dijadikan tumbal pesugihan.

“Duh laper pingin makan di restorannya Reino Barack...” Pak RW mengelus perutnya. “Sekeluarga besar, mau ajak bapak ibu saya dan para ponakan.” Katanya lagi.

“Duit lagi duit lagi.” Omel Devon sambil mengutak atik ponselnya untuk mengirimkan sejumlah ‘sogokan’ yang pantas untuk ketiga perangkat komplek, yang ia minta tolong untuk membereskan berkas-berkas pernikahannya di KUA.

“Menikah itu harus dengan tujuan baik, nanti rejeki kamu diganti yang maha kuasa.” Kata Pak RT sok bijak.

Devon hanya mencibir.

“Saya itu menikahi dia karena saya tidak ingin dia tinggal terpisah dari saya. Juga nggak ingin kumpul kebo. Saya sih menganggapnya adik saja sebenarnya. Pacar saya juga masih banyak belum pada diputusin semua.” Kata Devon.

“Ya kalau sudah menikah ya digauli lah, biar Sah!” kata Pak RT.

“Dia masih terlalu kecil. Nggak tega saya.” Kata Devon.

“Kalau kamu nggak mau-“

“Nggak!!” Lagi-lagi ucapan Pak RW dipotong, kali ini dijegal langsung bertiga.

“Permisiiiiiii,” sebuah suara bening nan lembut tapi terdengar menyenangkan terdengar dari arah pagar. Suara itu membuat mereka serentrak menoleh ke arah luar.

Kayla datang, dengan wajah semanis malaikatnya. Ia membawa banyak tas belanja.

“Gimana sih Devon, bilangnya mau nikah, tapi yang ini malah kamu hamili...” gerutu Bu Sekretaris sambil menatap perut Kayla yang sedang hamil besar.

“Dia asisten saya, Bude.” Devon berusaha meluruskan

“Bahaya tuh, asisten di kantor dan di hotel.”

“Bukan, Budeeee. Yang ini satu-satunya wanita yang tidak tergoda bujuk rayu saya. Bude jangan keseringan nonton konten tragedi rumtag warga TikTok dong!”

“Loh, kebanyakan cerita netizen itu berdasarkan kisah nyata sendiri loh!”

Sementara Devon dan Bu Sekretaris berdebat, Pak RT dan RW menatap Kayla sambil telan ludah.

Karena wanita ini memang secantik itu.

“Hai, Hani!” sapa Kayla sambil menyerahkan tas kertas yang besar. “Ini untuk kamu, semoga bermanfaat. Kalau tidak mengerti, kamu WA saya aja.”

“Tapi, saya nggak punya hape, Bu.” Hani berbicara sambil menunjukkan raut wajah bingung, ia sedikit melongok ke dalamisi tas kertas besar itu namun begitu banyak barang di dalamnya.

“Ya pake Hapenya Pak Devon, dong.” Kikik Kayla.

“Hoy Bray!” Zaki masuk ke dalam rumah sambil mengeplak belakang kepala Devon. “Ganti duit gue pas gajian!” Zaki menyerahkan struk belanja yang panjangnya hampir satu meter.

“Astaga... kenapa lo beli di toko yang ini sih, mana mahal-mahal pula.” Gerutu Devon.

“Udah gue bantuin bukannya makasih!” seru Zaki semakin kesal.

Rasanya Devon enggan bilang ‘terima kasih’  saat melihat total belanjanya hampir mencapai 5 jutaan.

Saat Devon mencermati isi struk belanja Kayla, Pakde dan Bude komplek dengan waspada menatap ke arah Zaki, yang memang kalau dilihat-lihat tampak seperti suatu ancaman yang pelik. Ia tinggi besar dan tampangnya sangar ngajak berantem. Mana caranya bicara pakai teriak-teriak kesannya lagi marah.

“Oh, Iya... Pak RW,Pak RT, BuSek, ini Zaki. Suami Kayla sekaligus rekan kerja saya.” Devon mengenalkan mereka semua.

Pak RT dan Pak RW langusng menunduk.

Tinggal Bu Sekretaris yang ternganga terkejut, “Walah, beauty and the beast banget.” Gumamnya spontan.

Zaki mengernyit sambil kacak pinggang.

“hah?!” serunya sebal.

Bu Sekretaris langsung kaget dan segera pamit, “Saya lupa belum mompa ban sepeda.” Alasannya asal-asalan yang penting ada alasan.

“Saya juga mau kasih makan love bird, takutnya jadi hate bird kalo ngambek.” Kata Pak RT pamit.

“Sayaaa... “ Pak RW tampak memikirkan alasannya, “Mau cari tumbal buat kalong saya. Duluan ya!” katanya sambil buru-buru ngacir keluar dari rumah Devon. Membuat Devon semakin yakin kalau gosip Pak RW meraup kekayaannya dengan jalan pesugihan itu benar adanya.

“Tobat lu Pakde.” Gerutu Devon dengan nada suara pelan.

**

(Bab ini isinya receh? Iya ide lagi mandek tapi maksain update. Hehehehe).

1
Ummi Yatusholiha
ya ampyuuunnn itu perangkat komplek kok pada random sih madam,pecat aja lah 😄😄
emang ada ya pesugihan codot ngising 🤣🤣🤣
Wiwit Duank
gak ada bab yg receh²an Madam apalagi receh 100 an 200 an..ups 🤭
semuuuaaaa bab menyenangkan dan menghibur.makasih Madam 🥰🥰
lenong
receh nya sukaaa koq👍👍
Bakul Lingerie
heeet daaah.. 5juta doang, pelit amat Devon
Diedie
alah alesann 😁
Poethree Andrias
gpp mak meskipun receh tetep kita tunggu updatenya /Smile/
Emi Wash
recehmu menghibur hatiku jeng.....
semangat sehat selalu jeng septi....
Emi Wash
😂😂😂😂😂
Emi Wash
pelit luh pon ma calon bini, 5 jt mah enteng....
Emi Wash
codot ngising..... /Grimace//Joyful//Joyful//Joyful/
🥵🥵🥵
haduuuh ini udah maksimal lah Thor bagus gini bikin mood kembali ceria 🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
astaghfirullah 🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
biar pada sawan lah gak manfaatin Devon 😂🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
😂😂🤣🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
ini istri yg keberapa jadinya 😂😂
hilih moduus
🥵🥵🥵
namanya gak ada lebih keren ya 😂🤣😘
Faranisa Wilda
codot ngising🤣pasti madam salah satu majikannya hirotada radifan
Angspoer: yesss, barusan dia bahas itu ya, yang duda nasabah prioritas
total 1 replies
Wandi Fajar Ekoprasetyo
wew....yg begini macet....lah KLO lancar gimana Tante......maknyus dah karya Tante ku ini..... semangat
Wandi Fajar Ekoprasetyo
horang kaya ko perhitungan...... Devon uang km tuh ga bakalan abis ko
Naftali Hanania
ya ampuuunnn...itu perangkat komplek nya gak ada yg bener......😱😱😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!