Iriana merasakan kekecewaan kepada tunangannya yang ketahuan berselingkuh bersama sahabatnya.
membuat ayahnya jadi khawatir, sehingga membuat ayah nya berpikir untuk ia tinggal di tempat ibunya (nenek Iriana) di Perdesaan.
**
"Apa kau sudah melupakan nya?"
Seseorang yang menunggu nya untuk melupakan kan mantan tunangannya.
Mampukah ia kembali jatuh cinta saat pernah di khianati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sky00libra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab11
Sulit tidur itu yang sedang di rasakan Iriana, tersenyum -senyum sendiri di atas ranjang nyaman nya. Setelah pulang dari acara hajatan tadi malam.
Iriana malah mengingat perkataan Rai.
"Besok mau ikut mas ke Kabupaten hmm."
Bisikan lembut itu di telinga nya. Dan genggam tangan nya. Kehangatannya sungguh membuat dirinya selalu terbayang.
"Ish ... Kenapa dia ganteng sih?" Lirihnya pelan.
Meski waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Iriana, kesulitan tidur mata nya tetap terbuka dengan lebar. Sungguh otak nya sudah lelah bekerja seharian, dan sekarang ia pun kesulitan tidur.
"Aduh ... Gimana sih ini, tidur ayo tidur." Mencoba memejamkan matanya. Ia harap bisa ketiduran karena kelelahan, dan ternyata berhasil. Akhirnya Iriana, bisa ketiduran meski harus menunggu satu jam lama nya.
Tetangga sebelah yang membuat Iriana kesulitan tidur. Juga mengalami hal serupa. Rai, selalu terbayang wajah putih yang di balut kemerahan di malam hari yang penuh remang-remang. Itu membuat Rai, sering salah fokus. Wangi mawar dari parfum Iriana masih melekat di penciuman nya.
Tersenyum sendiri setiap membayang kan wajah cantik Iriana. Halus dari genggaman tangan itu yang tiba-tiba menjadi candunya.
Telat! Iriana telat bangun lagi. Sekarang sudah pukul 9 pagi, membuat ia menghela nafas panjang duduk bersandar di kepala ranjang nya.
"Telat lagi. Seperti nya Nenek sudah pergi duluan ke hajatan. Ya sudah lah." Pasrah sudah dirinya. Ia yang awal nya ingin ikut nenek nya pergi ke hajatan bersama. Tapi ia juga yang telat bangun.
Menatap jendela kamar nya, seraya berpikir.
Harus kah ia membuka nya, bagaimana jika ia buka terus muncul, Mas Rai.
Dan akhirnya ia pun memutuskan untuk membuka nya. Tapi ia sudah melihat dirinya di cermin, melihat penampilan bangun tidur nya apa masih cantik!?
Tersenyum seraya membuka pintu jendelanya. Perlahan senyum itu surut, pintu jendela, Mas Rai masih tertutup.
"Huh ... Apa yang kau harap kan Iriana?" Ucap nya dengan manyun.
Ia pun berbalik keluar dari kamar nya setelah mengambil handuk dan kebelakang, ia ingin mandi dulu.
Kurang apa hidupku padamu
kau yang tahu betapa
besar rasa cintaku
tak pernah banyak pintaku padamu
ku hanya butuh
kau hargai aku cukup.
Seraya bernyanyi di kamar mandi, karena Iriana, merasa di rumah cuma dirinya sendiri.
Krek!!!
Bunyi pintu kamar mandi yang dibuka Iriana, keluar hanya dengan handuk yang melilit tubuhnya. Ia pikir tidak perlu berganti dikamar mandi karena pasti Nenek Lestari juga tidak ada dirumah.
Menunduk untuk mengelap kan kaki nya di keset.
Tapi seperti nya ia tidak melihat seseorang yang berdiri di depan kulkas mengambil air minum.
"Ekhmm! apa mandi sembari bernyanyi itu seru hmm?"
Deg ... Iriana mematung suara itu, ia seperti pernah mendengar nya. Iriana terpaku tidak sempat beraksi saat menatap manik mata gelap itu. Perlahan berjalan mendekatinya.
"Baru mandi, hmmm!" Bisik nya di telinga Iriana saat ia mendekatinya.
"K—Kamu kenapa bisa masuk kesini?" Gugup dan hampir melotot melihat Rai sudah ada didepan wajahnya.
"Sial nafas Iriana!" Ia hampir tidak bernafas karena pria itu sudah di dekat wajahnya.
Rai, menghela nafasnya dengan mata yang di pejamkan.
"Hah ... Lekas lah berganti pakaian, Mas tunggu di depan bersama Nenek! Mau ke Kabupaten kan?" Setelah mengusap kepala nya, Rai pun pergi dari sana.
Iriana hanya bisa mematung melihat kearah pergi nya Rai tadi.
"Aaaa ... Apa itu tadi? Iriana kamu, kamu malu-maluin, ih ...." Gumamnya teriak tampa suara dengan cepat berlari kearah kamarnya.
Brak! Suara pintu kamar yang di banting kencang. Membuat Nenek Lestari dan Rai di ruang tv terkejut.
"Ada apa dengan nya?" lirih Lestari menatap Rai. Yang di balas dengan gelengan Rai.
****
Duduk di teras rumah nya seraya mengobrol bersama adik nya Reyhan tentang pekerjaan di kota yang ia tinggal kan. Sembari melihat rumah tetangga, pas sekali Nenek Lestari sepertinya baru pulang dari acara hajatan.
Perlahan berjalan mendekati Nenek Lestari. Karena ada yang mau ia bicarakan!
"Nek!"
"Eh ... Mas Rai! Ayo masuk, tidak ke hajatan kah?" Sembari membuka pintu rumahnya. Membawa Rai duduk di ruang tamu nya.
"Gak Nek. Lagi nungguin Risa bangun tidur, katanya mau ke Kabupaten."
"Wahhh ... Pas sekali, kemarin nenek mau titip kan. Bawa sekalian Iriana gak pernah jalan-jalan dia kalo di Desa sini."
Mengangguk, "Boleh Nek, sekalian saja."
"Nenek mau ke kamar dulu, Mas Rai kalo mau minum ambil di belakang dalam kulkas ada air dingin, teh kopi buat sendiri." Ujar Lestari. Sudah biasa dekat sama Rai dan Bibi Ayu. Karena mereka juga sering mampir kesini, jadi akan disuruh langsung ke rumahnya sendiri, seperti ia menganggap cucunya.
Setelah ditinggal Nenek Lestari. Ia melihat ke arah kamar Iriana, ia tau karena beseberangan jendela. Bangkit dari duduk dengan berjalan kebelakang, ia ingin mengambil air minum seperti biasa jika ia kesini bersama Bibi nya.
Meskipun mungkin di bilang tidak sopan, tapi, selama 6 bulan. Bisa di bilang Bibi Ayu adalah keponakan Nenek Lestari. Meski ia bukan siapa-siapa hanya anak Rio Nishav. Yang kebetulan Paman Budi adalah sekretaris pekerja orang tua nya di Desa sini.
Rai seperti mendengar suara nyanyian di kamar mandi.
"Apa dia baru mandi, suara nya hmm ... Seksi!" Gumamnya pelan seraya tersenyum mendengar Iriana bernyanyi di kamar mandi.
Krek! Suara pintu itu membuat Rai, berbalik melihat nya. wanita itu keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang membalut tubuh putihnya.
Glek ... Dengan cepat menelan air yang baru seteguk ia minum kan. Sebelum terjadi semburan!
Ia sempat terkejut sebelum mengembalikan kesadaran nya.
Mendekatnya perlahan, melihat wajah terkejut Iriana itu sungguh lucu.
"Baru mandi, hmmm!" Ia sengaja berbisik di telinga Iriana, aroma mawar itu menguar dari tubuhnya. Rai seperti ingin menyedot dengan rakus semuanya yang ada tubuh, Iriana!
"Sial ... Ini godaan yang tidak di sengaja kan,tapi saya suka." Bathin nya seraya memejam kan mata nya sejenak, sebelum memberi tahukan perempuan itu untuk bergegas berpakaian.
Ia takut tidak bisa mengontrol kan perasaan nya. Lantas meninggal kan perempuan itu dengan cepat ke depan, tempat nenek Lestari yang ternyata sudah menunggu nya di depan seraya menonton tv nya.
Dan ... Suara bantingan pintu itu yang sangat kencang. Mengagetkan.
Apa dia malu!
"Ada apa dengannya!?"
Rai hanya bisa mengulum senyum nya, ia bisa membayang kan seperti apa wajah seputih susu itu jika kemerahan.
"Saya bisa jadi pria brengsek lagi Iriana, jika tidak mengingat bahwa itu kamu, yang harus saya beda kan dengan wanita lainnya. Kamu berbeda dan saya hanya ingin memiliki mu." Itu lah yang ia pikir ketika melihat Iriana, keluar hanya mengenakan handuk yang melilit tubuh nya hanya sebatas paha.
Di sore pertama, dia dapat merasakan kehangatan itu. membuatnya merasa utuh. memberinya satu lagi, keinginanan kuat untuk bersamanya./Rose//Heart/
Diantara kepusingan seorang author, Sky.
Ada aku yang tertawa dengan durjana /Doge/