NovelToon NovelToon
Hidden

Hidden

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Romansa Fantasi / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Kontras Takdir
Popularitas:865
Nilai: 5
Nama Author: иⱥиⱥツ

Fracture Luigi von Rosario, atau yang lebih dikenal dengan nama Frac, merupakan seorang pemuda yang dibesarkan dalam sebuah keluarga bangsawan pihak ibunya yang keras dan dingin, keluarga Rosario. Di sepanjang hidupnya, Frac merasa ada sesuatu yang salah di dalam dirinya—kekuatan aneh yang muncul saat emosinya sedang tidak stabil, mimpi-mimpi aneh yang terus berulang seperti sebuah memori yang menghantui. Frac akhirnya mengetahui sebuah kebenaran saat dirinya berulang tahun yang ke-21. Karena muak dengan segala konflik di dalam keluarga Rosario dan kebenaran akan dirinya sendiri, Frac melarikan diri dari dunia bangsawan. Dalam pelariannya, dia bertemu dengan seorang wanita Elf, pewaris Hutan Suci Priestess Elsie, Araya Khavira Lizie. Penasaran dengan kisah lengkapnya? Ikuti terus cerita novel Hidden.

Novel ini menciptakan nuansa hangat, konflik dingin antara politik dan keluarga, romansa fantasi menyentuh sekaligus gelap, serta beberapa hal yang tidak cocok untuk anak di bawah umur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon иⱥиⱥツ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(13) - Diuji Godaan

Marigold menyentuh kulit pucat Spirus, membuat pria itu reflek menarik tangannya menjauh.

"Maafkan aku," kata Marigold. Dia juga tampak kaget dan langsung membelakangi Spirus. Kenapa aku melakukannya? Ah, bodoh sekali! Dia pasti menganggap aku aneh, kan?! Ah, kenapa aku bodoh sekali?! batinnya panik.

"Tidak masalah," balas Spirus tenang. Dia menarik tangan Marigold mendekat. "Kau boleh menyentuhku kalau kau penasaran." Dia meletakkan tangan wanita itu tepat di jantungnya.

Marigold bisa merasakan detak jantung Spirus. "Apakah kamu manusia? Tapi, tunggu sebentar, Imperial… aku seperti mendengar nama itu dari mana," gumamnya pelan.

"Jika kau pernah mendengar tentang Iblis Imperial," bisik Spirus di dekat telinga Marigold. "Maka aku adalah salah satu dari mereka."

🌿 🍃 🌿 🍃 🌿 🍃 🌿 🍃 🌿 🍃

Nila tersenyum. Dia berdiri dan perlahan berjalan menuju ke arah Frac. "Kau tahu, sebagai seorang Tuan Putri dari Royal Bay, pemimpin Ochre, dan sebagai sahabat terdekat dari Raya, aku tidak bisa membiarkan sembarang orang mengikat hidupnya dengan kontrak yang paling tinggi antara Elf dan Iblis," katanya dengan nada suara manja dan menggoda. Dia mendekat hingga hanya berjarak satu jengkal dari Frac, mengangkat tangannya dan menyentuh dagu pemuda itu dengan ujung jari telunjuknya. "Dengan sedikit usaha, mungkin paksaan, aku bisa membuat seseorang bertekuk lutut padaku. Tapi, sepertinya kau tidak, ya?"

Frac langsung mundur satu langkah, memberikan banyak ruang kepadanya dan Nila. "Lucu," kekehnya dengan ekspresi wajah dingin. "Kau tidak akan berhasil, Tuan Putri. Selain Yeuselio, Imperial menduduki peringkat kedua dalam hal kesetiaan. Sekali memiliki perasaan, maka dialah yang akan kupilih sampai dia menghilangkan kepercayaan yang kuberikan kepadanya."

"Kau… sangat lugas dan sombong!" seru Nila. "Aku juga tidak akan tertarik dengan orang yang suka menyindir sepertimu."

"Bukankah kau duluan yang melakukannya?" Frac mengangkat kedua bahunya. "Selain itu, di sini masih ada satu orang lagi, kan?"

"Hah…," Nila mendesah. "Keluarlah, Tuan Penasehat. Calon suami cucumu membuatku sakit kepala."

Dari balik celah dinding di sebelah kanan, muncullah seorang Elf yang masih tampak sangat muda—untuk disebut sebagai kakek dari Raya. Dia adalah Yurai Khavira Aston. Surai hijaunya sama seperti milik Raya, begitu pula dengan manik amethyst yang menggoda. Dia tampak seperti Raya dalam versi pria dan tampak sedikit lebih dewasa.

"Ya, aku mendengarnya dan jawabannya sangat memuaskan," kata Yurai. Dia menatap Frac, lama dan dalam, seolah berusaha mencari keretakan dalam keteguhan. "Setidaknya, kamu tahu cara menghargai pilihanmu dan cucuku. Tapi, kau harus ingat bahwa kami berdua bukan satu-satunya yang akan menguji dirimu seperti ini. Akan ada saatnya dunia terus menggoda dan menguji kalian berdua. Dan sampai saat itu tiba, kau harus bisa bertahan seperti yang kau lakukan sekarang."

"Tentu saja, Kakek Tua. Aku tidak pernah berharap kalau jalan kami akan mudah," balas Frac sembari membungkuk kecil. "Aku akan berjalan bersamanya sampai akhir dari kisah kami tiba. Itulah sumpahku padanya dan pada semesta." Dia langsung berbalik dan pergi.

Dari kejauhan dia bisa mendengar Tuan Penasehat Yurai memakinya, "Dasar bajxngan! Kau dan ayahmu sama saja! Memang buah yang jatuh jaraknya tak akan jauh dari pohonnya! Bajxngan kecil, kembali kau! Kau harus kuberi pelajaran! Kem… ba-" Kemudian, semuanya hening.

Frac menggelengkan kepalanya. Kakek Tua yang banyak energi. Sepertinya aku tahu positivisme yang didapat Raya berasal dari mana, batinnya.

Sementara itu, di Paviliun Biru, Raya masih berendam di dalam air yang sudah mendingin. Matanya menerawang ke arah langit-langit kayu yang ditumbuhi lumut dan sulur anggur liar. Pikirannya melayang, memikirkan apa yang akan dilakukan Nila—mungkin juga kakeknya—kepada Frac. Dia menebak dengan tepat, sebenarnya.

Beberapa saat kemudian, Raya dapat mendengar pintu paviliun dibuka. Frac sudah kembali. Langit malam juga sudah sepenuhnya disesaki oleh bintang-bintang yang berkelap-kelip. Suara jangkrik juga mulai terdengar bersahut-sahutan dari arah taman teratai, menciptakan irama alam yang indah, pengantar agar makhluk-makhluk hidup dapat tertidur lelap.

Raya langsung beranjak dari tong tempatnya berendam. Surai hijaunya yang sepinggang basah dan dibiarkan menjuntai. Dia mengenakan gaun tidur berlengan panjang berwarna biru gelap. Cahaya lilin menciptakan siluet dari balik dinding yang terbuat dari kertas minyak, membuatnya tampak seperti bidadari yang baru saja turun dari langit.

"Sudah selesai berbicara dengan Nila?" tanya Raya, keluar dari balik dinding kertas sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk yang disediakan oleh pelayan.

"Aku tidak tahu bahwa kakekmu sangat muda," Frac mengalihkan pembicaraan mereka.

"Kamu bertemu dengan kakek?" Raya tampak antusias.

"Ya, aku bertemu dengan orang tua itu," Frac memijat keningnya. "Sahabatmu mencoba menggodaku dan dia memanggil kakekmu untuk bekerja sama dengannya dan menilai reaksiku."

"Maafkan mereka yang seperti anak kecil," kata Raya sambil terkekeh. "Ya, begitulah mereka. Yang satu seperti buah beri manis beracun, yang satu lagi seperti pedang tajam di medan perang."

Frac memandangi Raya dari atas hingga bawah. Sensasional, pikirnya. Dia lebih suka gaya Raya yang tertutup, dibandingkan Nila yang terbuka. Anggap saja dia kolot dengan pemikirannya yang tradisional.

"Untuk apa kamu memandangku seperti itu?" Raya meringis ngeri. Dia mengira kalau Frac sedang berpikiran yang aneh-aneh.

"Singkirkan pikiran anehmu. Aku hanya heran, kenapa kau dan sahabatmu sangat berbanding terbalik," kata Frac. Dia duduk di bingkai jendela yang terbuat dari kayu jati dan menatap jauh ke arah langit.

"Maksudmu?"

"Sahabatmu suka mengenakan pakaian seksi yang menampilkan lekuk tubuhnya. Dan, kau hanya memakai gaun tidur yang kebesaran yang tertutup. Kalian sangat berbeda."

Telinga Raya turun, menunjukkan bahwa dia sedikit kecewa. Apakah dia tergoda dengan Nila? pikirnya.

"Nila memiliki lekuk tubuh yang nyaris sempurna," kata Raya pelan. "Wajar saja jika banyak yang suka padanya. Selain itu, dia juga merupakan Tuan Putri Agung dari Royal Bay. Kaisar amat menyayanginya." Dia sebenarnya tidak sanggup. "Apakah kamu tergoda?"

Dengan nada datar, Frac menjawab, "Aku tidak tertarik dengan orang yang terlalu terbuka. Justru sebaliknya, aku suka orang seperti ibuku, misterius dan konvensional." Dia entah bagaimana sudah berdiri di belakang Raya. "Pria biasanya suka seseorang yang memiliki sifat-sifat baik yang mirip ibunya. Kau adalah orang yang pertama kali menunjukkannya kepadaku," bisiknya tepat di telinga Raya, membuat Gadis Elf itu merinding.

Raya yang kaget reflek langsung berbalik dan mendorong Frac. "Kamu membuatku kaget!"

Frac terhuyung karena dorongan itu, tapi dia dengan cepat menyeimbangkan diri dan tertawa. "Maafkan aku, Lady. Aku tidak bermaksud untuk menakutimu. Tapi, reaksimu barusan sangat menggemaskan."

Raya memelototi Frac dengan pipi yang memerah dan telinga yang naik, entah karena malu atau kesal. "Sungguh tidak lucu! Jangan tiba-tiba muncul di belakang orang!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!