NovelToon NovelToon
Tawanan Tuan De Santis

Tawanan Tuan De Santis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Damien De Santis merupakan pembuat senjata dengan spesifikasi luar biasa. Dia jadi pemasok beberapa organisasi mafia Italia. Namun, dirinya dibuat jengkel, saat berurusan dengan Patrizio Mazza. Damien yang hilang kesabaran memutuskan menghabisinya, kemudian membawa pergi adik tiri pria itu yang bernama Crystal Guida Mazza.

Crystal dijadikan tawanan, hingga rahasia besar tentang gadis itu mulai terkuak. Damien bahkan rela melindungi, setelah mengetahui jati diri Crystal yang ternyata akan sangat menguntungkannya.

Siapakah sosok Crystal? Mengapa dia jadi incaran mafia lain? Lalu, apa alasan Damien mati-matian melindungi gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kotak Rahasia

Damien tak memedulikan pertanyaan Enzo. Dia lebih memfokuskan perhatian pada Crystal, yang datang dengan membawa dua minuman ke sana.

"Kau belum menjawab pertanyaanku," ucap Enzo lagi. Membuat Damien mengalihkan pandangan kepadanya.

Namun, lagi-lagi Damien tak mengatakan apa pun. Satu-satunya yang ingin dia lakukan adalah menarik paksa Crystal, agar kembali ke kamar. Akan tetapi, itu tak mungkin. Kebodohan karena bertindak terlalu gegabah, hanya akan jadi bumerang bagi diri sendiri.

"Kembalilah ke tempatmu," suruh Damien, setelah Crystal menghidangkan dua cangkir minuman.

Crystal mengangguk pelan, kemudian berbalik diiringi tatapan lekat Enzo, yang tampak begitu penasaran akan dirinya.

"Apakah dia pelayan baru di sini?" Enzo yang masih penasaran, terus bertanya.

Mau tak mau, Damien mengangguk. Daripada mendapat banyak pertanyaan lain dari pria di hadapannya, lebih baik langsung dipungkas.

"Pelayan muda yang sangat cantik," ucap Enzo, seakan memancing Damien untuk bicara sesuatu tentang Crystal.

"Ya. Dia keponakan Eleanor," balas Damien pelan.

Enzo manggut-manggut, seraya menatap lekat Damien. Dia tahu pria itu menyembunyikan sesuatu. Namun, tak mungkin baginya mengorek lebih dalam. Damien bagai kuburan tertutup rapat.

Kedua pria itu melanjutkan perbincangan seputar kerja sama bisnis, hingga menjelang senja. Berhubung sudah terlalu lama di sana, Enzo akhirnya berpamitan pulang.

"Pikirkan saja dulu, Aku dan ayahku akan sabar menunggu keputusanmu," ucap Enzo, sebelum masuk ke mobilnya.

Damien mengangguk samar. Dia langsung berbalik, ketika mobil yang Enzo kendarai sudah meninggalkan halaman rumahnya.

Pria tampan dengan T-shirt hitam lengan pendek itu melangkah gagah, menuju kamar yang Crystal tempati. Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, Damien langsung menerobos masuk, Namun, dia segera berbalik dan kembali menutupnya.

Crystal yang terkejut, bergegas mengenakan pakaian. Dia tak menyangka Damien akan datang ke sana.

"Ada apa?" tanya Crystal, setelah selesai berpakaian. Dia menatap Damien, yang berdiri sambil bersandar pada dinding dekat pintu.

Damien segera menegakkan tubuh. Tatapannya tajam terarah pada sepasang mata biru Crystal. Bahasa tubuh pria itu menyiratkan rasa tak suka, atas apa yang wanita muda tersebut lakukan.

"Siapa yang mengizinkanmu keluar kamar?" Nada pertanyaan Damien begitu dingin dan kurang bersahabat di telinga.

"Tidak ada. Aku hanya bosan. Lagi pula, aku tidak keluar dari rumah ini," jawab Crystal tak nyaman, dengan tatapan tajam yang terus terarah padanya.

"Aku bisa memindahkanmu ke ruang bawah tanah, jika kau masih berkeliaran di sini," ucap Damien tegas dan penuh penekanan.

"Apa maumu sebenarnya? Kau membawaku kemari hanya untuk dikurung dan diberi makan?" protes Crystal tak mengerti.

"Terserah apa pun yang akan kulakukan padamu," balas Damien dingin.

"Andai kau tidak menghabisi Patrizio, dia pasti akan melunasi sisa pembayaran yang ___"

"Aku sudah cukup memberikan batas waktu padanya, Nona," sela Damien pelan, tapi penuh penekanan. "Bajingan itu tidak memiliki itikad baik, untuk melunasi semua utangnya. Dia justru menyerahkanmu sebagai jaminan. Jadi, jangan mempermasalahkan lagi keberadaanmu di sini."

Damien terdiam beberapa saat, seperti tengah memikirkan sesuatu. Baru saja akan mengatakan sesuatu, Eleanor lebih dulu menghampiri mereka. Wanita paruh baya itu membawakan makanan untuk Crystal.

"Kebetulan Anda di sini, Tuan," ucap Eleanor sopan.

Damien menoleh, tanpa bertanya apa-apa.

Eleanor sudah paham dengan makna tatapan sang majikan. Tanpa harus ditanya, dia langsung bicara. "Ada suruhan Tuan Nicola datang kemari. Dia membawa kardus besar, yang katanya didapat dari hasil penggeledahan di tempat Patrizio Mazza. Kardus itu kuletakkan di meja kerja Anda, Tuan," lapornya.

Damien mengangguk samar, kemudian berlalu dari sana.

"Tunggu!" cegah Crystal, seraya menyusul Damien. "Aku harus tahu barang apa saja yang mereka bawa dari sana."

"Tidak kuizinkan," balas Damien dingin, tanpa menoleh. Dia bahkan tak menghentikan langkah.

"Tapi, bisa saja mereka membawa serta barang-barangku," protes Crystal.

"Aku tidak peduli," balas Damien tak acuh. Dia menghentikan langkah, kemudian menoleh "Kembali ke kamarmu, Nona," suruhnya cukup tegas.

Melihat raut Damien yang sangat menakutkan, membuat Crystal mundur perlahan. Dia sudah menyaksikan kebengisan pria itu. Di balik paras tampannya, Damien sangat buas bagai seekor black panther.

Crystal terpaksa berbalik ke kamarnya. Sambil melangkah, dia menoleh. Namun, langsung memalingkan wajah ke depan, saat tahu Damien tengah memperhatikan. Pria itu seolah ingin memastikan Crystal benar-benar kembali ke kamar.

Setelah Crystal tak terlihat, Damien bergegas menuju ruang kerja. Di meja, dia mendapati kardus berukuran cukup besar.

Damien langsung memeriksa isi kiriman dari Nicola. Dikeluarkannya satu per satu, lalu diletakkan di meja.

"Ck!" Damien berdecak kesal karena tak ada satu pun barang yang dianggap penting. "Dasar tak berguna!" gerutunya pelan.

Namun, ada satu barang yang membuat Damien tertarik. Kotak beludru warna merah, dengan panjang sekitar 25 cm. Damien berusaha membukanya, tapi terkunci.

"Ini pasti bukan milik Patrizio," gumamnya.

Pikiran Damien tertuju pada Crystal. Terpaksa, dia menyuruh Eleanor agar membawa wanita muda itu ke ruang kerjanya.

"Apa kotak itu milikmu?" tanya Damien dingin.

"Ya," jawab Crystal singkat.

"Cepat buka," suruh Damien.

"Untuk apa? Tidak ada yang penting di sana," tolak Crystal.

"Lakukan perintahku, atau kau akan menerima akibatnya!" gertak Damien.

"Kotak itu berisi barang-batang pribadiku. Tak ada siapa pun yang boleh mengetahui isinya," tegas Crystal.

1
Aurizra Rabani
kyanya ada yang sengaja nabrak deh
Aurizra Rabani
pinjamin cd mu atuh ceu, kasian tar masuk angin 🤣🤣🤣
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚖𝚊𝚝, 𝙼𝚊𝚔
total 1 replies
Aurizra Rabani
lanjut
Aurizra Rabani
Eleanor patuh nya kebangetan
Aurizra Rabani
crystal ngompol haist pesing dong 🤭
Anellakomalasari: 𝙳𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊, 𝙼𝚊𝚔. 𝙱𝚎𝚋𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊
total 1 replies
Aurizra Rabani
wow bab awal sudah berdarah darah,...
Titik pujiningdyah
jangan2 isinya bumbu dapur
Aurizra Rabani: itu alat cukur bu
Anellakomalasari: 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚕𝚊𝚝 𝙺𝙱, 𝙼𝚊𝚔
total 2 replies
Titik pujiningdyah
aiiih!!!
Shanty Yang
masuk dalam antrian daftar baca dulu ya thor 🥰❤️😘
Anellakomalasari: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Titik pujiningdyah
asal gk dijadikan santapan buaya masih aman
Dunia hiburan
Luar biasa
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!