NovelToon NovelToon
Aku Di Sini Istriku

Aku Di Sini Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya

Demi menjalankan wasiat dari almarhum Om nya Kean rela menikahi Tasila yang merupakan istri dari sang om yang ditinggal meninggal. Kean rela menikahinya secara diam-diam demi bisa merawat dan menjaganya karena sejak ditinggal meninggal oleh sang Om Tasila menderita obsessive compulsive disorder.
Dengan sabar dan ikhlas Kean berusaha mempertahankan pernikahannya walaupun beberapa kali ia merasakan sakitnya tak dianggap. Namun, Kean tak menyerah! Demi mendapatkan hati istrinya Kean rela melakukan apapun bahkan hal-hal konyol yang sebenarnya bukanlah ciri khasnya sebagai seorang CEO muda yang cool.
____
Mampukah Kean mendapatkan hati Tasila seiring berjalannya waktu? Dan mampukah ia membuat sang istri benar-benar sembuh dari penyakitnya?
•••••••
(SEQUEL The Waits Gets Duda Elegan-Bisa dibaca terpisah)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ijab Kabul

Kean menunduk sambil memainkan jari-jarinya yang terasa dingin. Ia sesekali melirik ke arah Ustadz Abyan yang nampak sedang berbincang dengan seorang Pria paruh baya yang merupakan kakek dari perempuan yang ingin dinikahinya.

"Jadi nak Kean ini seorang mualaf?" Tanya Kakek Rudi menatap Kean.

"Iya Pak kurang lebih baru 5 bulan saya masuk Islam." Kakek Rudi tersenyum dan mengangguk-angguk.

"Untuk saya sendiri saya setuju-setuju saja apabila nak Kean ingin memperistri cucu saya Tasila. Niat nak Kean sangat mulia karena Nak Kean ingin menikahi Tasila bukan hanya karena cinta tapi karena ingin menjaganya juga. Jadi kapan rencananya nak Kean ingin melaksanakan akad?"

"Saya rencananya ingin menikahi Tasila secara agama dan secara rahasia terlebih dahulu. Jika memang nantinya Tasila mau menerima saya maka akan saya lanjutkan namun jika Tasila menolak insyaallah saya akan melepaskan. Minimal pernikahan saya berjalan sampai Tasila benar-benar sembuh dari penyakitnya."

"Masyaallah. Bagaimana kalau besok?" Usul Ustadz Abyan.

"B__besok Ustadz?" Ustadz Abyan mengangguk.

"Lebih cepat lebih baik. Lagian kamu hanya ingin menikah secara agama saja, kan? Nanti saya carikan saksi untuk kamu."

"Bagaimana Kakek Rudi?" Ustadz Abyan menatap Kakek Rudi.

"Silahkan ustadz saya menyetujui apapun keputusan Ustadz dan nak Kean."

"Insyaallah saya setuju dan siap." Timpal Kean dengan keyakinan penuh.

"Alhamdulillah." Ucap Ustadz Abyan dan Kakek Rudi serentak.

*****

Tasila menatap obat-obatan yang baru saja diminumnya. Rasanya lelah setiap harus menelan obat-obatan berukuran besar itu. Ia ingin menyudahi ini namun, tentu tidak bisa.

"Hufh... Ya Allah hamba ingin sekali hidup normal seperti dulu. Berikan lah hamba keikhlasan dan ketenangan batin. Bagaimanapun cara yang engkau berikan untuk penyembuhan hamba, insyaallah hamba ikhlas menerimanya."

Setiap hari Tasila memanjatkan doa dan harapan ketika kesadarannya masih normal. Tasila berusaha memanfaatkan waktu berharganya untuk melakukan hal-hal yang positif. Karena ketika OCD nya kambuh tentu saja Tasila tidak dapat mengendalikan tubuh maupun akal sehatnya.

Tangannya terarah untuk mengambil kalung tasbih di atas meja. Ia pun mendudukkan dirinya di tepi ranjang dan mulai berdzikir sedikit-sedikit.

****

Setelah beberapa menit Ia mengulang pelajaran ibadah lewat buku tuntunan sholat yang telah Ia baca, Kean akhirnya mulai melaksanakan sholat sunah 2 rokaat pada malam ini dengan khusyuk. Sebelumnya Ia pun sudah sempat meminta izin dan bimbingan kepada Ustadz Abyan untuk melaksanakan sholat 2 rokaat ini dan kata Ustadz Abyan boleh-boleh saja bahkan beliau sempat mengajari Kean bagaimana cara melaksanakannya serta menjelaskan keutamaannya.

"Assalamu'alaikum warahmatullah." Kean menoleh ke kanan dan ke kiri lalu mengusap wajahnya.

Setelah Ia selesai membaca doa setelah sholat tahajjud dan dzikiran yang tertera di dalam buku panduan itu, Kean pun mulai menengadahkan tangannya untuk berdoa.

"Ya Allah ya Rabb hamba mohon ampunan kepada mu, iman hamba yang masih lemah ini hamba meminta tolong kepada engkau untuk mengokohkannya. Hamba memang bukanlah seorang laki-laki yang teramat sholeh, namun bolehkah hamba berusaha untuk menjaga dan membimbing calon istri hamba ya rabb? Jadikanlah hamba laki-laki yang selalu sabar dan dapat menjaga seluruh anggota tubuh hamba dari kemaksiatan.

Oleh karena itu untuk mencegah salah satu kemungkaran itu, izinkan hamba untuk memiliki salah satu dari hamba mu yang cantik dan sholeha bernama Natasila Damara Fathin. Lancarkanlah akad nikah hamba yang akan dilaksanakan esok hari, berikanlah kemudahan untuk hamba meluluhkan hati Tasila, jadikanlah Tasila seseorang yang lembut hati untuk dapat menerima hamba aamiin yarabbalalaamiin." Kean mengusap wajahnya mengaminkan doanya yang teramat panjang itu.

*****

Dengan setelan gamis ping dan hijab yang senada dengan gamisnya, Tasila bersiap untuk pergi ke klinik tempat Ia dan sang psikiater telah mengatur jadwal pertemuan. Ia memang rutin konsultasi setiap satu minggu sekali.

"Sudah siap Nya?" Tasila mengangguk.

"Udah Bi, ayo." Tasila menggandeng tangan Bi Siti dan mengajaknya untuk memasuki mobil BMW nya.

Setelah beberapa menit kepergian Tasila tak lama kemudian datang 8 orang laki-laki dengan sebagian berpakaian formal. Mereka memang sudah sekongkol dengan Bi Siti dan tentunya sudah saling berkabar agar kedatangan mereka tidak terpergok oleh Tasila.

Alasan mengapa Kakek Rudi memilih rumah Tasila untuk dijadikan tempat ijab kabul berlangsung ialah agar bangunan yang setiap hari perempuan itu tempati akan menjadi saksi ikatan suci antara keduanya. Dan kakek Rudi berharap pernikahan yang dilakukan di rumah peninggalan almarhum Gezze ini dapat membuat almarhum tenang dan bahagia di alamnya karena wasiatnya telah terpenuhi.

Sang mempelai pria nampak sedang menutupi rasa nervous nya dengan sesekali kalimat dzikir terucap dari bibirnya.

Tangan Ustadz Abyan terarah untuk menyentuh pundak Kean. Kean menoleh merasakan tepukan pada pundaknya. Laki-laki itu tersenyum tipis dan mengangguk.

"Saya sebelumnya sudah pernah menceritakan seluk-beluk keluarga Tasila dan bagaimana keadaan dia di lingkungan keluarganya. Nak Kean harus menepati janji nak Kean untuk menerima Tasila apapun yang terjadi." Kean tersenyum dan mengangguki ucapan Kakek Rudi.

"Insyaallah Kek, Kean akan selalu menjaga Tasila. Kean tidak akan pernah ingkar janji." Keukehnya.

"Baik kita mulai saja." Tukas Kakek Rudi.

Getaran mulai memenuhi dadanya. Kean rasa saking kencangnya getaran di dadanya mungkin, orang-orang disekitarnya pun mampu mendengarnya.

"Rileks aja gak usah tegang ya." Nasehat Ustadz Abyan.

"Iya Ustadz." Balas Kean walaupun hatinya tak berkata seperti itu.

"Keandra Ralionel Adfas saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan cucu saya Natasila Damara Fathin binti Almarhum Fahmi Julian dengan mas kawin emas 50 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinannya Natasila Damara Fathin binti Almarhum Fahmi Julian dengan mas kawin emas 50 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai." Dengan satu tarikan nafas akhirnya Kean mampu mengucapkan kalimat itu walaupun jantungnya bergemuruh hebat.

"Sah." Ujar semuanya dengan bahagia.

"Alhamdulillahirobbilalaamiin."

Semua orang menengadahkan tangan untuk mengaminkan doa yang di pimpin oleh Ustadz Abyan. Semua orang mengusap wajah mereka sambil mengaminkan setelah doa' selesai di lafadzkan.

"Selamat ya, saya bangga sama kamu. Jaga istri kamu baik-baik karena mulai sekarang kamu yang telah mengambil tanggung jawab seutuhnya atas diri Tasila." Nasehat Ustadz Abyan.

"Pasti Ustadz saya akan selalu berusaha menjaga istri saya." Ustadz Abyan tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak Kean.

"Kean..." Panggil Kakek Rudi.

"Iya Kek?" Kean mencium punggung tangan Kakek Rudi dengan takdzim.

Kakek Rudi tersenyum seraya mengusap punggung cucu menantunya itu dengan penuh kasih.

"Jaga Tasila ya. Kakek percaya sama kamu. Ijab kabul itu sangat sakral. Walaupun kita disini hanya 8 orang namun, pengucapan ijab kabul tadi telah disaksikan oleh para malaikat secara langsung bahkan janji ijab kabul itu mampu menggetarkan sang Arsy. Jadi Kakek memohon dengan sangat, jangan pernah kamu memainkan janji yang teramat sakral ini." Kean mengangguk-angguk memahami nasehat Kakek Rudi.

"Tidak akan Kek, Kean jamin. Kean minta doa juga ya sama Kakek semoga Kean bisa Istikomah menjalani pernikahan ini."

"Aamiin. Pasti Nak Kean, Kakek akan selalu mendoakan yang terbaik untuk cucu cucu Kakek."

1
Marya Dina
cie ciee tasila seneng kan.
mooga bisa nerima kean.. sila..
Marya Dina
yes . akhirnya biar tasila tau...
mau liat bucin nya mereka lgi.
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Marya Dina
sy udh baca sampe 7bab. tapi kyak nya d baru y thor kemren d hapus
larasatiayu: bc pnyaku jg dong
Marya Dina: eh iya yak q baca sampe rasa syukur..🤭
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!