Fabby Alexandrina merupakan putri tunggal dari pengusaha kaya raya. Kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan, dan saat ini Fabby tinggal bersama Neneknya.
Neneknya ingin sekali melihat Fabby menikah hingga akhirnya Neneknya pun menjodohkan Fabby dengan seorang sekuriti. Awalnya Fabby menolak, namun Neneknya tetap memaksa.
Akankah Arga mampu membuat Fabby jatuh cinta kepadanya? dan apakah Fabby akan luluh dengan kesabaran Arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 Kecerobohan Arga
Arga sampai di kantor. "Arga, bagaimana kondisimu?" tanya Pak Bambang.
"Alhamdulillah baik, Pak," sahut Arga.
"Maaf ya, saya tidak sempat menjenguk kamu soalnya saya kerja, tahu sendiri 'kan kamu bagaimana kerja saya," ucap Pak Bambang.
"Iya, tidak apa-apa Pak, santai saja," sahut Arga dengan senyumannya.
Arga menyimpan tas ranselnya, lalu mengeluarkan map yang berisi gambar Fabby. "Apa itu?" tanya Pak Bambang.
"Ini milik Bu Fabby, ketinggalan. Aku antarkan dulu ke ruangannya," sahut Arga sembari melengos.
"Barang Bu Fabby ketinggalan? ketinggalan di mana?" gumam Pak Bambang bingung.
Arga hendak masuk namun pintu lift terbuka dan terlihat Fabby dan Poppy keluar dari sana. "Ini barang kamu ketinggalan," ucap Arga.
Fabby melihat isinya dan itu ternyata gambar yang sudah dia buat semalaman. "Kamu simpan saja di meja aku, karena aku sedang buru-buru," ucap Fabby.
"Baiklah."
Fabby dan Poppy pun segera pergi menuju pameran berlian, sedangkan Arga masuk ke dalam ruangan Fabby untuk menyimpan gambar itu. Setelah disimpan, Arga pun segera keluar. Tapi, Arga tidak menyadari jika dari tadi ada seseorang yang sedang memperhatikan gerak-gerik Arga.
"Sepertinya sudah aman, aku harus segera mencari berkas-berkas penting itu," batinnya.
Seorang OB secara diam-diam masuk ke dalam ruangan Fabby, OB itu kenal dengan Rangga karena dulu Rangga adalah kekasih bosnya. Dia disuruh Rangga untuk mengambil berkas-berkas penting dari dalam laci meja kerja Fabby karena Rangga tahu benar jika semua berkas penting, Fabby simpan di sana. Orang itu pun masuk, namun sebelum dia menjalankan aksinya dia pun mematikan CCTV terlebih dahulu supaya tidak ada yang tahu.
"Dimana ya, aku gak tahu berkas apa yang Pak Rangga maksud," gumam pria itu.
OB yang bernama Mail itu mencoba membuka laci meja kerja Fabby namun terkunci dan Mail tidak tahu kuncinya di mana. Mail merasa bingung, jika dia tidak bisa menemukan berkas itu sudah pasti Rangga akan marah dan tidak jadi membayarnya. Mail memutar otaknya, hingga matanya melihat sebuah map di atas meja kerja Fabby.
"Map apa itu?" batin Mail.
Mail pun mencoba membukanya dan ternyata itu adalah sebuah gambar berlian. "Ini hanya sebuah gambar, aku bawa ini sajalah daripada aku tidak bawa apa-apa," batin Mail.
Mail pun dengan cepat memasukan map itu ke dalam bajunya, dan setelah itu cepat-cepat dia keluar dari ruangan Fabby. Mail segera keluar kantor, karena Rangga sudah menunggu di seberang jalan. Melihat Mail berjalan ke arahnya, Rangga pun membuka pintu mobilnya dan Mail pun masuk ke dalam mobil Rangga.
"Bagaimana, apa kamu menemukan berkas itu?" tanya Rangga.
"Maaf Pak, saya tidak bisa menemukan berkas itu karena lacinya di kunci. Kalau saya mencoba membuka laci itu, butuh waktu yang lumayan lama dan saya takut ketahuan," sahut Mail.
"Astaga, bodoh sekali kamu. Terus, apa gunanya dari tadi aku nungguin kamu jika kamu sama sekali tidak berhasil menemukan berkas-berkas itu," kesal Rangga.
"Maaf Pak. Tapi saya hanya menemukan ini di ruangan Bu Fabby, kali aja ini juga penting," ucap Mail sembari menyerahkan sebuah map.
"Apaan ini?" Rangga mengambil map itu dengan kasar lalu melihat isi dari map itu.
Seketika mata Rangga melotot melihat isi dalam map itu. "Ini adalah model terbaru yang Fabby buat, ini jauh lebih berguna," batin Rangga dengan senyumannya.
"Kamu pintar, ini jauh lebih berguna," ucap Rangga.
Rangga pun segera mengeluarkan segepok uang untuk Mail. "Ini bayaran kamu."
"Wah, Terima kasih, Pak."
"Kamu boleh keluar sekarang, ingat jangan sampai ada yang tahu dengan masalah ini," tegas Rangga.
"Siap Pak, sekali lagi Terima kasih, jika Bapak butuh bantuan lagi, Bapak bisa mengandalkan saya," ucap Mail.
Mail pun dengan cepat keluar dari dalam mobil Rangga dan Rangga segera pergi dari sana dengan hati yang sangat bahagia. "Nindi pasti akan senang dengan ini, dan kali ini perusahaan Fabby akan kalah dan akan mengalami kerugian yang sangat besar," gumam Rangga dengan tawanya.
Semenata itu, Fabby dan Poppy baru saja sampai di sebuah mall tempat pameran berlian diadakan. Ternyata sudah banyak sekali para pengusaha berlian yang datang. "Bu, kita duduk di sana," ucap Poppy sembari menunjuk ke kursi kosong.
"Oke."
Fabby berjalan namun Nindi tiba-tiba muncul dan dengan sengaja menabrak Fabby. "Oops, sorry," ucap Nindi.
"Apaan sih, kamu sengaja 'kan menabrak aku? mau apa, kamu mau cari gara-gara sama aku?" ketus Fabby.
"Ya ampun, perawan tua gampang sekali emosi," ledek Nindi.
Fabby mengepalkan kedua tangannya, dia ingin sekali menjambak rambut Nindi namun Poppy berusaha menenangkannya. "Sudahlah Bu, jangan ladenin wanita ini. Dia memang hobi membuat masalah, jika ibu meladeni dia sama saja ibu menghancurkan harga diri ibu," ucap Poppy menenangkan bosnya.
Fabby mendelikan matanya ke arah Nindi, lalu Fabby pun memutuskan untuk pergi. "Aku yakin, kali ini aku yang akan mengalahkan kamu dan investor itu akan bekerja sama dengan perusahaanku!" teriak Nindi.
Fabby menghentikan langkahnya dan kembali membalikan tubuhnya dengan senyuman sinisnya. "Jangan mimpi, selama ini kamu selalu kalah olehku. Dan nanti juga, kamu akan tetap kalah jadi siap-siap untuk sakit hati yang kesekian kalinya," sindir Fabby.
Fabby tersenyum penuh kemenangan, dia pun segera pergi meninggalkan Nindi yang terlihat sangat emosi itu. "Halo sayang, maaf aku terlambat," ucap Rangga.
"Kamu ke mana saja sih? di telepon dari tadi gak di angkat-angkat," kesal Nindi.
"Lihatlah, apa yang aku bawa," ucap Rangga dengan memperlihatkan sebuah map.
"Apa itu?" tanya Nindi.
"Bukalah."
Nindi pun membuka map itu dan dia tampan membelalakkan matanya. "Ini-----"
"Iya, itu adalah desain terbaru untuk perhiasan Fabby. Aku sudah menyuruh orang untuk mengambilnya, dan aku yakin minggu depan investor itu akan bekerja sama dengan perusahaanmu," ucap Rangga dengan senyumannya.
Nindi memeluk Rangga. "Kamu hebat sayang, kita lihat bagaimana hancurnya Fabby kalau melihat investor dan semua perusahaan berlian akan bekerja sama dengan perusahaanku," sahut Nindi dengan sangat bahagia.
Selama menghadiri pameran itu, Fabby tampak antusias melihat model-model berlian yang diperlihatkan di sana. Semuanya terlihat mewah dan indah. "Kamu tahu Pop, tadi malam aku sudah membuat desain berlian baru untuk aku perlihatkan kepada para investor minggu depan dan aku yakin, kerja sama itu akan aku dapatkan kembali," ucap Fabby dengan penuh percaya diri.
"Pasti Bu, aku percaya desain ibu sangat indah dan sampai saat ini belum ada yang bisa mengalahkan desain buatan ibu," sahut Poppy.
"Aku sudah tidak sabar, berlian aku nanti akan dipajangkan seperti ini juga," ucap Fabby.
Fabby begitu sangat bahagia karena dia sudah yakin jika dia akan bisa memenangkan persaingan desain perhiasan itu lagi dengan para pengusaha berlian lainnya. Tapi sayang, dia tidak tahu kalau hasil desainnya sudah dicuri oleh Nindi dan itu akibat kecerobohan Arga yang menyimpan desain berharga itu di sembarangan tempat.
biarin Febby ngerasa kehilangan STLH Arga pergi biar tau rasa