NovelToon NovelToon
Sekar

Sekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Keluarga / Romansa / Pusaka Ajaib / Fantasi Wanita
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Nek Antin

Judul Novel SEKAR

Sekar sangat penasaran, siapakah orang tua kandungnya, kenapa dia dibesarkan oleh keluarga Wawan. Dikeluarga Wawan Sekar sudah terbiasa menerima cacian, makian bahkan pukulan, segala hinaan dan KDRT sudah menjadi makanannya setiap hari, namun Sekar tetap bertahan, dia ingin tahu siapa orang tua kandungnya, kenapa dia dibuang

Sekar dijemput Cyndi untuk diajak bekerja di Jakarta, dia curiga bahwa kedua orang tua angkatnya menjualnya untuk dijadikan wanita panggilan. Sekar tidak berdaya menolaknya, disamping dia berhutang budi kepada keluarga Wawan dia juga diancam. Tapi Sekar agak merasa tenang, semalam dia bermimpi bertemu Kakek Buyutnya yang bernama Arya, Kakek Arya memberi sebuah Cincin dan Kalung ajaib, benda-benda tersebutlah yang akan membantu Sekar dikemudian hari

Bagaimana kisah Sekar selanjutnya, nasib apakah yang akan menimpanya, Adakah orang yang akan menolong Sekar keluar dari sindikat penculiknya. ikuti kisah Sekar yang mengharukan dan menegangkan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nek Antin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XXIX Rencana Pembebasan Korban Penculikan

Malam ini Wanda dan Vita sudah sampai di tempat pengintaian, pemilik rumah makan langsung menyambutnya dengan ramah.

Hanya pemilik rumah makan yang tahu identitas Vanda dan Vita, sedangkan karyawan atau penghuni rumah lainnya hanya tahu bahwa mereka berdua adalah saudara ibu Rina, istri pak Sugeng pemilik rumah makan Sugeng Bahari.

“Mari Bu silahkan masuk,”  sambut ibu Sugeng.

“Terima kasih Ibu.”

“Mau minum apa Bu?”

“Saya air putih saja, tadi kami sudah ngopi.”

“Baik Bu.”

“Silahkan Bu minumnya.”

“Terima kasih.”

Kemudian mereka berempat, Wanda, Vita, bu Rina dan pak Sugeng mengadakan rapat di ruang keluarga, mereka merencanakan langkah selanjutnya untuk bisa melihat dengan jelas semua kegiatan Alek dan anak buahnya.

Menurut Pak Sugeng Alek jarang ada di markas sini, disini yang bertanggung jawab adalah Ridwan, salah satu anak buah Alek.

“Besuk kami akan mulai berjualan nasi uduk Bu, mohon ijinnya.”

“Silahkan Ibu, besuk pagi-pagi saya temani untuk belanja kebutuhannya.”

“Tidak perlu Ibu, semua sudah disiapkan, besuk pagi-pagi anak buah kami akan mengantarkan semua bahan-bahannya.”

“Kalau Ibu Wanda dan Ibu Vita ingin memakai peralatan kami dipersilahkan, nanti kita sama-sama memasak bareng untuk menyiapkan makanan yang akan kita jual, peralatan kami banyak.”

“Siap Ibu, kami juga sudah membawa peralatannya juga, mohon maaf kami sudah merepotkan dan mengganggu kenyamanan Ibu dan Bapak di rumah ini, kami berusaha untuk tidak merepotkan dengan meminjam peralatan Ibu, takutnya menggangu kelancaran persiapan memasak Ibu dan para juru masak di sini.”

“Tidak Ibu, silahkan saja kalau masih ada yang perlu memakai peralatan kami, mungkin ada yang kurang.”

“Terima kasih Bu.”

“Besuk makanan apa saja yang akan Ibu jual?”

“Hanya nasi uduk saja Bu, hanya untuk sarapan saja tidak banyak, kami fokus dengan tugas kami, gorengan kan sudah disediakan dari warung makan Ibu.”

“Dan mohon maaf, Ibu, Bapak, kita kan saudara, sebaiknya pemanggilan kita jangan terlalu formal, takutnya ada yang curiga.”

“Karena saya dan Vita lebih muda dari Ibu dan Bapak, saya akan memanggil Ibu dan Bapak Mas dan Mba, kalau diperbolehkan, dan Ibu, Bapak memanggil kami nama saja.”

“Kalau ada yang nanya siapa kami, sampaikan saja kami sepupu jauh Ibu.”

“Siap Wanda dan Vita, gitu ya saya manggilnya?”

“Betul Ibu, terima kasih.”

“Oh ya, mungkin kalian masih capai, besuk mulai kerja, silahkan kalau mau istirahat,”

“Mari saya antar ke kamar kalian berdua.”

“Terima kasih Mba.”

Pagi-pagi Wanda dan Vita sudah disibukkan dengan memasak dan menyiapkan segala kebutuhan untuk berjualan nasi uduk.

Ketika semua makanan yang mau mereka jual sudah siap, mereka sajikan di meja, dan mereka menunggu pembeli.

Tidak lama pembeli pada datang, dari pembeli yang makan di rumah makan Bu Rina, ada beberapa anak buah Alek yang makan nasi uduk Wanda.

Mereka tanpa sadar bercerita tentang rahasia kegiatan sindikatnya, yang akan bertransaksi dengan bos dari luar negeri, tanpa mereka sadari semua yang dibicarakan sudah terekam oleh Wanda dan Vita.

Semalam Wanda dan Vita meminta ijin pak Sugeng untuk memasang alat penyadap dan CCTV kecil yang diletakkan di tempat yang tidak kelihatan.

Alat-alat tersebut hanya mereka berempat yang tahu.

“Iwan, jadi kan bos memerintahkan kita untuk membawa anak-anak ayam itu ke Lokasi yang kemarin sudah ditentukan?”

“Jadi, bos Michael sendiri yang akan mengambil anak-anak ayam tersebut.”

“Tumben kok bosnya sendiri yang mengambil?”

“Katanya dia mau menghadiri acara di Jakarta sebelum melakukan transaksi sama bos Alek.”

“Apa semua cewek-cewek itu dibawa semua?”

“Saya dengar begitu sih, kali ini cewek-ceweknya cantik-cantik, ada dua orang cewek yang masih sangat muda, mungkin sekitar umur lima belas atau enam belas tahunan, tidak begitu cantik sih.”

“Namanya siapa?”

“Kalau tidak salah, Intan sama Ani.”

“Kok kamu hapal betul sih, nama anaknya dan tahu kalau anaknya tidak begitu cantik?”

“Karena dari dia datang sampai sekarang nangis terus, teriak-teriak lagi, seperti orang kesurupan.”

“Mungkin karena terlalu ketakutannya kali ya.”

“Bisa jadi, sama kak Ridwan diberi suntikan penenang, kalau sudah mulai teriak-teriak.”

“Sekarang kondisinya bagaimana?, apa masih teriak-teriak?”

“Tidur kedua-duanya setelah disuntik obat penenang sama kak Ridwan.”

“Ya sudah ayo kita pulang, saya sudah kenyang, takut nanti dicari teman-teman.”

“Ayo.”

Kemudian mereka pergi, tanpa mereka sadari rahasia sindikat mereka sudah terekam oleh Wanda dan Vita.

Wanda dan Vita langsung menutup dagangannya, sisa dagangannya di berikan kepada bu Rina, terserah mau dijual kembali atau mau dimakan.

Wanda dan Vita langsung masuk ke kamar dan mengirimkan hasil rekaman mereka ke markas.

Di markas kebetulan sedang rapat antara Sekar dan Tiara yang didampingi sermua ketua devisi.

“Nona, Wanda dan Vita sudah mendapat info, transaksi sindikat Alek akan dilaksanakan dua hari lagi, ini rekaman yang mereka dapatkan.”

“Dua gadis yang diculik itu benar dari Temanggung dan bernama Intan dan Ani, umur mereka sekitar lima atau enam belas tahunan.”

“Ok, laporan saya terima, siapkan untuk penyelamatan, dan laporkan info ini pada petugas polisi, dan koordinasikan untuk bekerja sama.”

“Baik Nona.”

Sekar meninggalkan markas, sementara Tiara menyiapkan apa yang diperintah Sekar.

Sekar pulang untuk menemui papanya dan akan melaporkan apa yang sudah dia dapatkan tentang kegiatan yang akan dilakukan Alek, juga tentang rencana untuk menggagalkan transaksi penjualan para gadis-gadis yang sudah diculik oleh anak buahnya.

"Pa, info yang Sekar dapat, dua hari lagi  anak buah Alek akan melakukan rencananya untuk menjual para gadis yang sudah diculik, bos yang akan membeli namanya Michael yang akan mengambil sendiri."

"Kalau begitu cepat persiapannya untuk melaksanakan rencana kita."

"Sudah Sekar siapkan Pa, Wanda dan Vita  melaksanakan pengawasan di dekat markas Alek, mereka berdua dibantu anak buah Sekar lainnya."

"Baiklah Sekar, kamu atur semuanya, tetap waspada dan jangan gegabah."

"Siap Papa, oh ya, tadi Tiara telepon ke Sekar memberi khabar, kalau dua gadis yang diculik, yang asalnya dari Temanggung adalah Intan anaknya pak Wawan dan bu Asih, orang tua angkat Sekar."

"Betulkah?, ya sudah, utamakan keselamatan kedua gadis itu lebih dahulu, apa sudah dilaporkan ke polisi?"

"Tiara yang urus semuanya ke kantor polisi."

Sementara Tiara dan Wanda juga Vita menuju ke kantor polisi untuk melaporkan info yang mereka dapatkan, dan mereka meminta kerja sama pada pihak polisi agar diperkenankan untuk membantu polisi menggagalkan rencana sindikat Kelabang Hitam menjual para gadis ke bos Michael.

"Selamat siang Bapak, kami ingin melaporkan sebuah rencana penjualan para gadis kepada orang dari Singapura yang bernama Michael, "

"Ya silahkan duduk Nona dan ceritakan semua yang Nona ketahui, oh ya siapa  nama Nona-nona ini?"

"Nama Saya Tiara, dan yang ini teman Saya namanya Wanda dan Vita Pak."

"Baik, apa yang mau kalian laporkan?"

"Akan ada transaksi yang dilakukan oleh  sebuah sindikat penjualan para gadis, yang dilakukan dua hari lagi, ini alamat dan laporan tertulis kami."

"Laporan ini Saya terima, dan akan segera kami siapkan pasukan untuk menggagalkan penjualan para gadis-gadis tersebut."

"Ijin Pak, kalau diijinkan kami ingin membantu kerja polisi, kebetulan ada teman bos kami yang menjadi korban penculikan."

"Kami punya teman-teman yang bisa bela diri, dan mereka bersedia membantu."

"Baiklah, mari kita bicarakan rencana yang akan kita lakukan , mari Nona ikut Saya ke dalam untuk menyusun rencana."

"Baiklah Pak, terima kasih."

Akhirnya Tiara, Wanda, Vita dan pak polisi menyusun rencana penggrebegan salah satu markas kalajengking Hitam.

1
Ibuk'e Denia
aq mampir thor
Shazfa Gallery: alhamdulillah, mohon suportnya kakak, terima kasih masih pemula/Proud/
total 1 replies
Nur Cahyani
Luar biasa
Shazfa Gallery: terima kasih kakak, mohon dukungannya/Smile/
total 1 replies
Kazuo
cerita ini memicu imajinasiku, aku merasa seakan-akan hidup di dunia lain ketika membacanya.
Shazfa Gallery: Terus baca ya Kak, mohon masukannya
total 1 replies
Wesal Mohmad
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Shazfa Gallery: Terima kasih Kak, mohon supportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!