NovelToon NovelToon
Ijabah Cinta

Ijabah Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Reza Ramadhan

[ OST. NADZIRA SAFA - ARAH BERSAMAMU ]

Kejadian menyedihkan di alami seorang Adiyaksa yang harus kehilangan istrinya, meninggalkan sebuah kesedihan mendalam.

Hari - hari yang kelam membuat Adiyaksa terjerumus dalam kesedihan & Keputusasaan

Dengan bantuan orang tua sekaligus mertua dari Adiyaksa, Adiyaksa pun dibawa ke pondok pesantren untuk mengobati luka batinnya.

Dan di sana dia bertemu dengan Safa, anak pemilik pondok pesantren. Rasa kagum dan bahagia pun turut menyertai hati Adiyaksa.

Bagaimanakah lika - liku perjalanan hidup Adiyaksa hingga menemukan cinta sejatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reza Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Angin malam kini berhembus kencang ketika mobil yang dikendarai tumpangi oleh Adiyaksa dan juga Pak Sapto kini mulai menyusuri sebuah jalanan yang di kiri dan kanan terdapat beberapa tanaman padi yang lebat dan kini melambai.

Ada keheningan yang terjadi di di mobil yang kini mulai menanjak. Sembari melihat suasana malam di luar mobil, tampak Adiyaksa yang sedang memikirkan sesuatu.

"Adiyaksa... "

Suara panggilan yang datang dari Pak Sapto membuat dirinya tersadar dari lamunan dan menatap ayah mertuanya itu.

"Iya, Ayah."

"Setelah ini kau akan ku pertemukan dengan seorang ustad pemilik pondok. Ustad ini adalah ustad yang akan membimbing kamu menuju proses yang lebih baik baik lagi dan untuk itu kau harus menjaga sikap kamu di sana."

Adiyaksa tak menjawab, dirinya hanya menganggukkan kepala sembari menyunggingkan senyuman untuk menjawab pertanyaan dari dari ayahnya tersebut.

Mobil kini mulai menapaki kawasan pemukiman warga, dirasakannya jalanan yang penuh bebatuan membuat Adiyaksa dan juga Pak Sapto bergoyang.

Mereka pun akhirnya sampai di depan pondok pesantren Al - Muhammad. Mobil lantas masuk ke halaman tempat tersebut.

Adiyaksa segera keluar dari mobil bersama dengan Pak Sapto. Mereka berjalan menuju sebuah rumah sederhana yang berada di sudut ruangan.

Sembari berjalan, kedua mata Adiyaksa menyapu di setiap sudut gelap dan dari sana terlihat berdiri bangunan - bangunan bertingkat dua yang terlihat remang - remang.

Mungkin mereka para penghuni pondok sudah beristirahat karena malam yang sudah sangat larut.

Tampak sebuah langkah kaki tegap berjalan menghampiri Adiyaksa dan juga Pak Sapto. Terlihat wajah sumringah di antara keduanya dan saling berjabat tangan.

"Assalamu Alaikum." Sapa Pak Sapto.

"Wa Alaikum Salam." Dengan ramah, Ustad Ibrahim menyambut tamu yang adalah Pak Sapto dan juga Adiyaksa.

Ustad Ibrahim lantas mempersilahkan kedua tamunya untuk duduk di kursi teras rumahnya. Lelaki berpeci itu terkesan ramah ketika memandang para tamu yang hadir di rumahnya.

Ustad Ibrahim adalah sosok yang sangat dihormati dan di segani hampir seluruh penghuni pondok pesantren karena ketulusan lelaki dalam membimbing dan mengajak kebaikan.

"Maaf sekali karena saya dan menantu saya datang di waktu yang terlarut malam. " Ucap Pak Sapto.

Ustad Ibrahim menganggukkan kepala sembari tersenyum. Lelaki itu mengerti jikalau orang - orang yang berkunjung ke pondok pesantren terkadang datang terlambat karena medan yang di tempuh pun sulit harus melewati jalanan penuh kerikil.

Sejenak Ustad Ibrahim mengamati wajah Pak Sapto. Sebuah ingatan di kepalanya membuatnya jadi ingat salah satu kawan di sekolahnya.

Pak Sapto menunjuk Pak Sapto jari telunjuknya. "Tunggu dulu, melihat wajahmu aku jadi teringat dengan teman aku. Dulu dia adalah teman akrab saat aku sekolah. Apakah kau Sapto Budiarto?"

Pak Sapto terkejut ketika mendengar ucapan dari Ustad Ibrahim. Lelaki itu lupa - lupa ingat kala melihat wajah Ustad Ibrahim namun kemudian dirinya teringat akan lelaki culun yang duduk di sebelah dirinya waktu duduk di bangku sekolah.

"Ya Tuhan, tak ku sangka dunia begitu sempit hingga kita di pertemukan seperti ini. Aku tak tahu bahwa pemilik pondok pesantren itu adalah engkau karena yang memberitahu aku tentang pondok pesantren ini adalah istriku."

"Jadi, Ibu - ibu yang aku temui di masjid kemarin adalah istrimu. " Ucap Ustad Ibrahim. Lelaki itu menggelengkan kepala sembari tersenyum.

Sementara Adiyaksa hanya melihat keakraban dua sahabat yang baru saja bertemu itu sembari melihat setiap sudut pondok pesantren.

Lelaki itu tak menyangka untuk sementara waktu dia akan tinggal di sini selama dirinya akan menenangkan hati, pikiran dan jiwanya.

"Jadi, kau kesini dengan siapa? ustad Ibrahim bertanya sembari melirik Adiyaksa.

Pak Prapto yang terlupa akan kedatangan dengan Adiyaksa lantas memperkenalkan menantunya tersebut. "Oh, ya. Perkenalkan dia adalah Adiyaksa, menantuku. Dia yang akan belajar agama sekaligus menentramkan hatinya di sini."

Pak Prapto pun lantas menceritakan duka yang di alami oleh Adiyaksa hingga mengalami keguncangan hati. Ustad Ibrahim yang mendengarkannya pun turut berduka atas apa yang di alami oleh Adiyaksa.

"Kami kesini karena ingin mengobati menantuku ini supaya jiwanya sembuh dan ingin melihat Adiyaksa menjadi lebih baik lagi." Ucap Pak Prapto sembari menepuk bahu Adiyaksa.

Senyum tersungging di bibir Ustad Ibrahim. "Jangan khawatir, aku sebagai pemilik pondok pesantren sekaligus teman baikmu akan membimbing menantumu ini hingga menjadi manusia yang lebih baik lagi."

Terdengar langkah kaki menggema dari seseorang dan tak lama kemudian, sosok Shafa hadir dengan membawakan nampan yang berisi tiga cangkir teh hangat.

Perempuan itu tampak memindahkan ketiga cangkir itu di meja. "Silahkan di minum." Tiba - tiba Shafa di buat terkejut ketika kedua matanya kini saling pandang dengan Adiyaksa.

Sementara Adiyaksa juga terkejut dengan hadirnya Shafa di teras rumah Ustad Ibrahim. Lelaki itu juga semakin terkejut ketika tahu bahwa Shafa adalah anak dari Ustad Ibrahim.

"Aku juga memperkenalkan padamu dengan anakku. Dia adalah Shafa."

Shafa menangkupkan tangan, memberi salam sekaligus memperkenalkan diri pada Pak Sapto dan juga Adiyaksa. Lelaki itu masih terperangah memandang Shafa.

Inikah sosok perempuan yang membuat hatinya memiliki perasaan aneh kala itu, inikah sosok perempuan yang di panggil oleh Damar dengan sebutan Ibu.

Senyum terkembang di bibir lelaki itu memandang wajah Shafa. Akhirnya dirinya mengetahui wajah asli dari perempuan yang sudah membuat kesedihan anaknya itu berkurang.

"Cantik juga putrimu ini." Puji Pak Sapto sesekali mengembangkan senyum.

"Terima kasih." Shafa membalas dengan senyuman.

Malam yang sangat larut membuat Pak Sapto segera berpamitan pada Ustad Ibrahim dan juga Shafa. Sebelum memasuki mobil, lelaki itu berbisik pelan pada Adiyaksa.

"Tolong jaga dirimu baik - baik dan ingat kata - kata Ayah untuk tetap menjaga sikap."

"Baik, Ayah."

...🕌🕌🕌...

Keesokan harinya, kedua mata seorang lelaki kini terbuka. Dia adalah Adiyaksa yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya.

Lelaki itu kini menatap langit - langit kamar dan menelisik setiap sudut kamar. Lelaki itu terkejut karena ini bukanlah kamarnya.

Namun kemudian ia sadar kini ia telah mendiami sebuah kamar yang ada di pondok pesantren dan dirinya juga teringat kalau mulai hari ini dia akan tinggal di pondok pesantren untuk sementara waktu.

Sinar matahari memancarkan cahaya yang masuk ke dalam sela - sela ventilasi. Adiyaksa menghampiri salah satu jendela dan segera menyibak kelambu.

Lelaki itu bisa melihat aktivitas yang di lakukan oleh para penghuni dari pondok pesantren. Ada yang berkegiatan di luar dan ada pula yang berkegiatan di masjid.

"Tok... Tok... Tok.." Suara ketukan pintu membuat Adiyaksa menghampiri pintu dan membukanya. Tampak seorang lelaki memakai baju koko putih dengan peci yang di pakai di kepalanya kini berdiri di depan kamar Adiyaksa.

Lelaki itu tampak tersenyum sungkan memandang Adiyaksa. "Assalamu Alaikum. Maaf mengganggu kakak. Kakak di mohon untuk ke ruangan ustad Ibrahim?"

...Bersambung....

1
Andi Budiman
pembuka yang menarik
Sinchan1103: terima kasih 🙏🙏
total 1 replies
LISA
Sedih bgt..baru nikah istrinya udh dipanggil Tuhan
LISA
Aq mampir Kak
Sinchan1103: terima kasih... 🙏🙏🙏
total 1 replies
Rowan
Pokoknya ini cerita wajib banget dibaca sama semua orang!❤️
Matilda
Jangan bikin penggemarmu menderita terus thor 😭
Kiritsugu Emiya
Pokoknya karya ini singkatnya kereeeeen banget! Makasih author sudah membuat karya yang luar biasa😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!