Aruna Gabriella, gadis sederhana yang mampu mengobati rasa sakit Fahri terhadap ibunya yang telah meninggalkan Fahri demi pria lain.
Mereka berdua sudah bersama sejak masih anak-anak, bahkan tanpa Fahri sadari Aruna diam-diam memiliki perasaan terhadapnya.
Akankah Fahri menyadari perasaan Aruna terhadapnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajarina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ungkapan Tiara
Beberapa yang lalu Tiara mengatakan pada Arsyad kalau dia akan menyatakan perasaannya kepada Fahri. Mendengar itu rasanya membuat cowok itu merasakan sesak di dadanya.
Bagaimana dia harus bersikap biasa saja? Ketika wanita yang dia cintai sedari kecil akhirnya untuk pertama kalinya akan menyatakan perasaan pada cowok lain dan bukan dirinya yang selama ini tulus menyukai Tiara.
Arsyad sadar diri kalau dia hanyalah anak pembantu. Perasaan yang dia miliki tidak seharusnya dia miliki, Tapi dilain sisi dia hanyalah manusia biasa yang juga tidak bisa terus-terusan mengelak dari perasaan yang tumbuh di hatinya.
Hari ini adalah waktunya, dimana Arsyad harus merelakan apapun yang akan terjadi nantinya. Apa yang bisa Arsyad lakukan hanyalah mengawasi Tiara
diam-diam.
Meski dia sendiri ragu apakah itu akan baik untuk dirinya sendiri ketika mendengar dan melihat langsung pernyataan cinta Tiara ke Fahri nantinya.
Tiara berencana menyatakan perasaanya di taman tempat dulu pertama sekali dia dan Fahri berkencan. Karena pasti akan menjadi kisah yang indah ketika tempat itu juga menjadi saksi diterimanya perasaan Tiara selama ini oleh Fahri.
Mereka berdua awalnya hanya minum kopi di cafe dan berjalan-jalan mengelilingi taman wisata itu. Tiara sedikit heran dengan raut wajah Fahri hari ini. Dan hari-hari sebelumnya juga.
Cowok itu terlihat murung dan sedang memikirkan sesuatu. Terkadang ketika Tiara berbicara sesuatu ternyata Fahri tidak mendengarkannya karena sedang melamun.
Padahal Tiara pikir rencanya sudah berhasil, Fahri dan Aruna sepertinya tidak selengket dulu lagi. Bahkan Tiara mendapati Fahri yang dengan sengaja menghindar dari Aruna. Itu berarti rencananya sudah
sukses kan?
Jadi Tiara rasa sekarang adalah saat yang tepat. Dia
tidak perlu menunda-nunda lagi. Jika bukan sekarang sampai berapa lama lagi dia harus menunggu.
Tidak penting baginya dia yang harus duluan menyatakan perasaannya pada Fahri. Karena yang terpenting sekarang dia dan cowok itu harus jadian.
Ketika sampai di sebuah bangku taman Tiara mengajak Fahri untuk duduk di sana setelah capek berjalan-jalan mengelilingi taman
Fahri melirik heran pada Tiara yang duduk disampingnya. Kenapa cewek itu jadi tiba-tiba resah
begitu. Matanya tidak fokus harus memandang entah kemana.
“Kamu kenapa?” khawatir Fahri memerhatikan Tiara.
“Ah, gak apa-apa" ujar Tiara tertawa hambar untuk menutupi kegugupannya.
Kenapa dia jadi seperti ini? Padahal Tiara sudah merencanakan apa yang akan dia katakan pada
cowok itu. Sekarang seolah kepalanya kosong dan Tiara jadi bingung sendiri harus mulai dari mana. Sementara tidak jauh dari sana. Arsyad memerhatikan
Fahri dan Tiara yang sedang duduk di bangku taman. Sementara dia sendiri bersembunyi di balik pohon. Dia meremas kuat batang pohon itu dengan emosi yang
menggebu.
“Fahri,” panggil Tiara pelan dengan kepala tertunduk.
“Hm, kenapa?” sahut Fahri yang dipanggil.
“A-Aku suka sama kamu," cicit Tiara pelan, sangat pelan sampai Fahri sendiri tidak mendengar apa yang cewek itu katakan.
“Kamu ngomong apa? Aku gak denger,” terang Fahri yang memang tidak mendengar ucapan Tiara.
“Aku suka sama kamu Fahri,” tutur Tiara kali ini
dengan suara yang jelas
membuat Fahri yang mendengarnya terdiam membisu menatap pada Tiara. Dia tidak percaya Tiara akan menyatakan perasaan padanya.
Dan ini adalah perasaan berbeda yang Fahri rasakan daripada saat cewek-cewek yang selama ini
mengejarnya menyatakan perasaan pada dirinya.
“Kamu juga suka “kan sama aku?” tanya Tiara dengan
percaya diri meski dirinya sangat gugup saat ini, Fahri mengerjapkan matanya bingung harus
menjawab apa yang harus dia katakan. Ditatap seperti itu oleh Tiara membuatnya semakin terdiam.
“Aku....” gugup Fahri melihat wajah Tiara yang kini tersenyum manis padanya.
Disaat seperti itu tiba-tiba sosok Aruna hadir dalam pikirannya. Cewek yang selama ini selalu
Menemaninya. Kenangan waktu mereka sedari kecil dulu terlintas begitu saja.
Saat mereka pertama kali bertemu, saat mereka bermain bersama, saat mereka belajar bersama. Dan senyuman tulus yang Aruna berikan padanya.
Senyuman yang menjadi pengobat rasa sakitnya. Penyemangatnya sedari dulu adalah senyum milik Aruna. Dan sekarang dengan egoisnya dia menghindari
cewek itu hanya karena masalah kedua orangtua
mereka.
Senyum yang sedari dulu ada untuk memberi semangat pada dirinya berubah menjadi wajah murung karena keegoisannya sendiri.
“Aku benar-benar minta maaf karena sudah kasih harapan ke kamu. Tapi aku gak bisa terima perasaan kamu Tiara,” ujar Fahri
dengan perasaan bersalah.
Senyum yang mengembang di wajah Tiara perlahan memudar. Kepalanya tertunduk lemas dengan tangan terkepal kuat. Fahri dapat melihat buliran air mata mengalir di pipi Tiara.
“Kenapa sih anak pembantu itu nyebelin?’ cetus Tiara dengan suara serak. Fahri mengerutkan dahinya bingung apa maksud dari perkataan cewek itu.
“Pertama, anak pembantu di rumah aku sudah ambil perhatian orang tua aku sampai-sampai aku gak
diperhatiin. Cuma karena aku cewek. Mereka lebih mentingin anak pembantu yang mereka angkat jadi anak angkat. Bahkan sampai perusahaan milik keluarga ku bakal diwariskan ke anak pembantu itu.”
Arsyad yang mendengar itu terdiam membatu. Cengkraman tangannya pada batang pohon itu
Perlahan melemah lalu terlepas karena tubuhnya yang tiba-tiba melemas.
Dia tidak percaya kalau selama ini Tiara berpikiran dan menganggap dirinya seperti itu. Jadi selama ini Tiara
diam-diam membencinya?
Padahal dia tidak berniat sama sekali untuk
mengambil apa yang seharusnya Tiara miliki. Dia memang senang karena di angkat menjadi anak angkat oleh orang tua Tiara. Dan diberi kesempatan untuk mengejar cita-citanya.
Tapi dia tidak tahu kalau dia akan mewarisi
perusahaan yang dikelola oleh keluarga Tiara. Malahan dia berencana untuk menempuh jalannya sendiri. Dan akan membalas kebaikan orang tua cewek itu serta membahagiakan kedua orang tuanya
“Kedua, anak pembantu di rumah kamu yang menghancurkan satu-satunya jalan supaya aku bisa buktiin ke orang tua aku kalau anak cewek juga bisa
berguna buat perusahaan keluarga aku. Kamu tahu Fahri? Perusahaan orang tua kita itu saingan berat. Jadi dengan aku yang punya hubungan bahkan kalau bisa sampai menikah sama kamu nanti perusahaan
orang tua kita bisa jalin kerjasama dan gak perlu ada persaingan lagi,” jelas Tiara sesegukan karena
menangis hebat.
“Aku capek dari kecil sampai sekarang, harus ngeliat orang tua aku yang terus-terusan anggap aku gak ada.
Aku punya orang tua yang lengkap tapi dua-duanya seolah bertingkah Cuma punya satu anak laki-laki yaitu Arsyad. Mereka kasih semua yang mereka pikir aku perlu padahal yang aku butuhin itu cuma perhatian
mereka berdua.”
“Aku juga pengen jadi anak pembantu Fahri. Anak
pembantu yang punya kasih sayang tulus dari orang tuanya,” tukas Tiara menatap sendu Fahri dengan wajah berlinang air mata
Lalu tanpa Tiara sadari ada seseorang yang merangkul tubuhnya dari belakang tiba-tiba. Orang itu juga terisak
menangis terdengar dari suaranya.
Saat Tiara menoleh pada sosok itu. Ternyata orang itu adalah Arsyad. Tiara jelas kaget bukan main. Matanya
yang berlinang air mata melebar tidak percaya. Bagaimana bisa Arsyad berada di sini?