Austin mengusir adik angkatnya, karena hamil diluar nikah. apalagi, dari awal Austin sangat tidak menyukai Shireen, ketika mengetahui Shireen hamil tanpa pikir panjang Austin langsung menyuruh adik angkatnya untuk keluar dari rumah. dan ketika Shireen menikah dengan orang yang telah menghamilinya, hidup Shiren sangat menderita, Wanita itu selalu mendapatkan kekerasan dari suaminya, dan tentu saja Shireen menerima kekerasan dari suaminya selama bertahun-tahun.
hingga pada akhirnya, Shireen dipertemukan lagi dengan Austin, di mana ternyata Shireen bekerja di perusahaan milik kakak angkatnya. sebisa mungkin, Shiren berusaha untuk menghindari Kaka angkatnya, karena dia tidak ingin dipecat oleh Austin, apalagi dia yakin Austin masih sangat membencinya, karena ketika bekerja di kantor Austin, Shiren mendapatkan gaji yang besar.
tapi sayang keinginan Shireen sepertinya sia-sia, pada akhirnya Austin mengetahui Shireen bekerja di perusahaannya, dan tentu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekecewaan
Satu tahun kemudian
Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa ini sudah satu bulan berlalu semenak ilona di culik dan selama satu tahun ini pula Ilona terus menjalani pengobatan di luar negeri.
Selama satu tahun menjalani pengobatan, kondisi Ilona berangsur membaik, tapi belum pulih 100 persen, Ilona memang sudah kembali seperti semula, hanya saja Ilona masih belum bisa berjalan.
Walaupun kondisi Ilona sudah jauh lebih, tapi ada kalanya Ilona sering menangis tanpa sebab, bahkan sering meraung seperti orang yang ketakutan, tentu saja itu karena traumanya. Ilona juga tidak pernah mau ditinggalkan, dia tidak pernah mau sendiri. Beruntung Philips dan Camila benar-benar mensupport Shireen dan Ilona, hingga cucu mereka bisa pulih walaupun belum 100% pulih.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 malam, Shiren melihat Ilona yang sudah tertidur. Perutnya terasa sangat lapar karena dia belum makan dari, tapi tidak mungkin juga dia. Biasanya kedua orang tua angkatnya akan datang untuk bergantian, tapi kondisi Camila drop, dan Camila harus dirawat di rumah sakit yang sama.
Shireen tampak menimbang-nimbang, haruskah dia pergi sebentar untuk membeli makanan. Lalu, Bagaimana jika Ilona terbangun.
Dan pada akhirnya, Shiren lebih memutuskan untuk pergi sebentar, dia akan akan membeli makanan instan untuk mengganjal perutnya.
Hingga beberapa saat berlalu, Shireen sudah kembali ke lantai atas, di tangannya sudah memegang beberapa makanan instan. Tak lama, Shireen membulatkan matanya ketika mendengar suara teriakan dan juga tangisan dari ruang rawat Ilona, dengan cepat wanita itu berlari. Bahkan saking terkejutnya, Shireen menjatuhkan makanan yang dia pegang.
.
ketika melihat Ilona menangis sambil menutup mata, dengan cepat Shiren pun langsung menghampiri putrinya, kemudian memeluk Ilona.
" Mommy aku takut, tadi ada lelaki yang datang kemari!" Ilona berbicara dengan nafas tercekat, bahkan dia memeluk Shiren dengan sangat erat karena ketakutan.
Sedangkan Shiren menganggap bahwa Ilona hanya berhalusinasi, karena Ilona memang selalu seperti ini, sayangnya apa yang Ilona katakan kali ini benar, bahwa ada seorang lelaki yang datang ke ruangan gadis kecil itu.
" tidak apa-apa, tidak apa-apa, ada Mommy di sini" jawab Shireen, berusaha menenangkan putrinya.
"Ada apa?" tiba-tiba terdengar suara Philip. rupanya lelaki itu juga mendengar tangisan Ilona, hingga dia yang sedang menunggu istrinya langsung pergi ke kamar cucunya.
"tidak apa-apa, Dad. mungkin dia hanya berhalusinasi. Aku tadi pergi ke bawah untuk membeli makan dan ternyata Ilona terbangun."
Helaan nafas lega terlihat dari wajah Philip, ketika dia akan maju ke arah brangkar untuk melihat kondisi cucunya, tiba-tiba Philips menghentikan langkahnya ketika menginjak sesuatu, dia pun menoleh ke arah bawah lalu mengambil benda tersebut.
Philips menatap benda tersebut dengan lekat, benda itu adalah sebuah jam dan Philips ingat betul siapa pemilik jam itu, jam itu adalah milik Austin.
Ya, benar bahwa Austin yang masuk ke dalam ruang rawat Ilona, dan tadi dia buru-buru keluar ketika Ilona menangis karena dia tidak ingin terpergok oleh siapa pun.
Ini sudah setahun berlalu semenjak kedua orang tuanya tinggal di luar negeri untuk mendampingi putrinya, dan sekarang setelah setahun berlalu, akhirnya Austin menyusul keluarganya.
Tentu saja dia datang bukan untuk melihat putrinya. Tapi datang untuk melihat ibunya yang di rawat. Hanya saja, tadi ketika dia melewati ruang rawat Ilona, seperti ada magnet yang menarik Austin untuk masuk kedalam ruangan itu, hingga pada akhirnya tanpa sadar Austin masuk kedalam ruang rawat putrinya dan menatap putrinya dengan waktu yang cukup lama, dan sayangnya Austin tidak sadar bahwa jam nya terjauh dan di temukan oleh ayahnya.
"Ya sudah, kalian istirahat, Daddy akan kembali ke ruangan Mommy," ucap Philips, tentu saja dia berbohong karena dia ingin mencari Austin. Philips berharap, kedatangan Austin karena Austin ingin bertemu dengan Ilona.
"Austin!" Panggil Philips ketika ternyata Austin sudah berada di depan ruang rawat Camila. Austin tadinya ingin masuk kedalam ruang rawat ibunya, hanya saja Austin takut ibunya masih marah padanya.
Selama setahun ini, Camila sama sekali tidak pernah menghubungi Austin, tentu saja dia kecewa dengan sikap putranya dan Austin mengerti kenapa ibunya seperti ini. Itu sebabnya, sekarang dia tidak berani masuk..
"Kenapa kau tidak mengabari Daddy jika ingin datang kesini?" Tanya Philips. Berbeda dengan Camila, sikap Philips pada Austin tidak berubah sedikit, bahkan pilih tidak pernah menyinggung kelakuan Austin di masa lalu.
Austin tersenyum, kemudian dia memeluk ayahnya. "Aku mendengar dari Helena Mommy masuk ke rumah sakit. Jadi aku kemari."
"Oh begitu, ini jam mu, sepertinya terjatuh di ruangan putrimu."
Austin mendadak salah tingkah ketika mendengar ucapan ayahnya. "Aku tadi tidak ...." Austin menghentikan ucapannya ketika Philips menepuk bahunya.
"Sudah tidak usah di pikirkan. Ayo masuk."
Austin menghela nafas ketika melihat sikap ayahnya. Ada rasa malu menjalar di diri Austin ketika merasakan sikap ayahnya tidak berubah ketika tau tentang apa yang dia lakukan pada Shiren dan juga ketika dia mengatakan tidak ingin bertanggung jawab pada Ilona.
Austin malu, karena Philips mampu menyainginya dan Helena padahal jelas-jelas mereka bukan anak kandung lelaki itu. Dan sepertinya tujuan Philips sedikit berhasil. Dia sengaja tidak berubah sikap pada Austin, agar Austin berpikir dia saja sangat menyayangi Austin walau bukan darah dagingnya, lalu kenapa Austin tidak bisa meyayangi Ilona..
"Untuk apa kau kemari!" Austin langsung terdiam ketika mendengar ucapan ibunya yang sangat ketus. Bahkan ibunya tidak mau melihat ke arahnya. Sebagai seorang lelaki yang sangat dekat dengan keluarga, tentu saja di diamkan oleh ibunya adalah pukulan terberat untuknya. Apalagi bisa di bilang untuk pertama kalinya sang ibu mendiamkannya selama ini.
Setahun kemarin, ketika ibunya marah padanya Austin menjalani harinya dengan berat. Tapi, saat itu Austin tidak berani berbicara dengan ibunya ataupun meminta maaf karena dia tidak mau ibunya menyuruhnya bertanggung jawab, dan Austin berpikir ibunya akan bersikap seperti biasa sering berjalannya waktu. Tapi, ternyata tidak. Sikap ibunya masih saja dingin, dan bahkan tidak mau menatap padanya.