NovelToon NovelToon
Becoming A Poor Princess

Becoming A Poor Princess

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Tamat / Cinta Paksa / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

Diana Steel yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terlihat aneh di mata Diana.

Karena desakan sang Nenek dan rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Diana pun membeli novel yang menurut Nenek adalah novel yang mampu merubah kehidupan Diana. Apakah Diana percaya? Tentu tidak. Namun, kenyataan lain menampar Diana selepas menuntaskan cerita novel itu dalam satu malam. Dipagi hari berikutnya, dia terbangun di tempat lain dengan identitas sebagai Putri Diana Emerald. Sosok gadis malang, yang terasing sejak kecil dan malah akan berakhir mati ditangan suaminya sendiri, yaitu Kaisar Ashlan.

Menyadari hidupnya diambang bahaya, Diana memutuskan untuk menciptakan alur yang baru untuk kisahnya sendiri. Dia akan membuat Kaisar Ashlan jatuh cinta terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Stranger

"Apa-apaan ini?" seru **** kala melihat perubahan cuaca yang mendadak gelap gulita. Tak ada cahaya sama sekali. Sesekali, kilat yang menyambar diatas langit menjadi penerang yang tak bertahan lama.

Diana juga sama bingungnya dengan dua pria jahat itu. Badai dan gelap yang mendadak datang benar-benar membuatnya tak bisa berbuat apa-apa selain menutup telinga karena suara petir yang memekakkan telinga.

"Aku tidak bisa melihat apa-apa," seru Dominic, rekan ****. Ia seperti orang linglung. Berusaha meraba sekitar agar bisa cepat menemukan tempat berlindung.

Kedua pria berbadan besar itu tak lagi hirau akan keberadaan Diana. Mereka kini lebih memikirkan keselamatan diri masing-masing. Padahal, pedang Dominic tadi sudah terayun hendak menebas leher jenjang sang Ratu andai petir tiba-tiba tak menggelegar di langit sana.

Memang tak mudah melenyapkan sang Ratu begitu saja. Meski pedang yang berada ditangan hanya digunakan untuk menangkis serangan, namun kecepatan menghindarnya patut di acungi jempol. Bahkan, andai **** tak mendaratkan pukulan tepat di ulu hati sang Ratu, mungkin mereka masih akan terus terlibat dalam pertarungan menyerang dan bertahan. Ya, mereka terus menyerang dan sang Ratu hanya terus bertahan. Seolah-olah, perempuan itu sedang menunggu seseorang sembari mengulur waktu.

"****, kau dimana??" teriak Dominic di tengah angin yang semakin bertiup kencang.

"Di sini!" balas **** menyahuti teriakan temannya.

Mereka berusaha untuk saling mencari ditengah kegelapan dan badai. Namun, belum sempat mereka saling menemukan, sebuah tali sihir menyerupai petir sudah menjerat leher keduanya hingga terseret dan berhenti tepat di cengkraman seorang pria dengan sepasang mata yang bersinar dalam gelap.

"Khekkk!" Dua orang pria berbadan besar itu terangkat seperti kapas yang begitu ringan. Mata mereka membulat menatap netra pria yang kini mencekik leher mereka. Keringat dingin mulai mengucur. Rasa takut akan kematian perlahan menjalari sekujur tubuh saat asupan oksigen semakin sulit melewati rongga pernapasan.

Putus asa. Takut. Ngeri. Tiga rasa itu bercampur menjadi satu dalam pikiran mereka. Mencoba untuk menerka, apakah lelaki ini akan menjadi malaikat maut mereka atau mungkin saja bisa lebih dari itu. Dan, sebelum mereka benar-benar mendapati jawaban dari segala pertanyaan itu, tubuh mereka sudah terlempar sejauh 5 meter dan menabrak dinding sebuah bangunan yang berdempetan dengan ruangan perpustakaan. Sisi bangunan tersebut ambruk kala tubuh keduanya mengenai dinding tersebut. Mereka terkapar. Tulang rasanya remuk seluruhnya namun nyawa masih betah memeluk raga. Ah, andai langsung mati saja, begitu pikir mereka. Tapi, sayangnya sang malaikat maut tampaknya tak ingin memberi kematian yang terburu-buru pada keduanya.

Perlahan, langit kembali ke warna asalnya. Petir tak lagi terdengar. Badai juga menghilang begitu saja. Semua kembali seperti semula seolah tak pernah terjadi apa-apa. Diana yang tadi meringkuk ketakutan kini mulai mengangkat kembali kepalanya. Dua sosok pria yang tadi mengancam nyawanya sudah menghilang dari pandangan. Sebaliknya, sosok pria yang ia tunggui muncul telah berdiri dihadapannya sembari mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.

Diana menggigit bibir bawahnya seraya menerima uluran tangan itu. Setelah berhasil berdiri, tangis pun pecah dari bibirnya. Ia memeluk tubuh Ashlan dengan erat. Menumpahkan ketakutan yang sedari awal sudah ia tahan sekuat tenaga.

"Kenapa lama sekali datangnya?" seru Diana seraya menangis tersedu-sedu. Tangan mungilnya semakin mempererat pelukannya pada tubuh Ashlan. Pria itu bahkan merasakan sesak saking kencangnya Diana memeluk tubuhnya.

"Maaf!" ucap Ashlan sembari membalas pelukan sang Ratu dengan sedikit kikuk.

Terus terang, ini kali pertama ia di peluk oleh seorang wanita. Wajar, jika ia tidak tahu harus berbuat apa.

"Urus mereka!" titah Ashlan kepada Fionn. Sang pemimpin Ksatria bayangan mengangguk mengerti. Dia dan anak buahnya bergerak cepat mengamankan dua pria yang masih mengeluh kesakitan itu.

Mereka segera menyeret penjahat-penjahat itu menuju ke ruangan rahasia untuk di interogasi. Ashlan curiga jika kedua pria itu adalah suruhan keluarga Duke Hendrick. Setelah Fionn dan anak buahnya pergi, Ashlan kembali fokus kepada wanita yang masih betah berdiam memeluk tubuhnya. Ia melerai pelukan mereka. Menyentuh dengan lembut kedua pipi sang Ratu seraya menghapus jejak airmata yang tersisa di sana.

"Ratu baik-baik saja?" tanyanya dengan khawatir.

Diana menggeleng. "A-aku ham..pir ma...ti. Bagaimana bi..sa baik-baik saja?" jawabnya terbata yang diselingi isak tangis.

"Ratu aman sekarang!" ucap Ashlan meyakinkan. Rambut Diana di belai lembut sementara netra abu-abu miliknya berusaha memindai bagian tubuh Ratu yang terlihat demi mencari luka yang kemungkinan ada.

"Ada yang sakit?" tanyanya.

Diana menganggukkan kepala. Wanita itu meneguk ludah untuk membasahi tenggorokan yang terasa sangat kering. "Perutku kena pukul. Lenganku juga tergores," adunya seperti anak kecil.

"Biar ku lihat!" kata Ashlan sembari memeriksa lengan Diana. Namun, tak seperti pengakuan Diana, kedua lengan wanita itu justru baik-baik saja. Hal itu lekas memusnahkan rasa khawatir dalam dirinya.

"Loh, kenapa lukanya menghilang?" tanya Diana terkejut. Ia memeriksa kembali kedua lengannya. Benar-benar tidak ada bekas goresan sama sekali. Padahal, Diana cukup yakin bahwa lukanya lumayan parah meski tak terlalu fatal. Ia lalu berpindah ke area perut. Di sentuhnya bagian yang tadi kena pukul namun ternyata sakit yang tadi terasa luar biasa hingga membuatnya berkeringat dingin nyaris pingsan telah sembuh. Benar-benar sudah sembuh.

"Kenapa?" tanya Ashlan yang bingung akan sikap Diana.

"Perutku juga sudah tidak sakit lagi," jawabnya dengan tatapan penuh rasa takjub. Saking tak percayanya pada kondisi tubuh sendiri,ia sengaja memukul perutnya dengan kencang yang membuat Ashlan reflek memegang tangannya.

"Jangan, Ratu!" cegah sang Kaisar panik.

"Sakitnya benar-benar hilang," tutur Diana seraya tersenyum senang.

"Apa Ratu benar-benar tidak sadar? Kekuatan Ratu itu istimewa. Jika menyembuhkan orang lain saja bisa, tentu saja dengan diri sendiri pun tak perlu di tanyakan lagi."

"Benarkah?" Diana mulai besar kepala. Rasa takutnya sudah menguap entah kemana.

Ashlan mengangguk seraya tersenyum tipis. Ekspresi wajah Diana yang terkesan polos dan apa adanya benar-benar membuatnya terhibur. Rasanya sudah begitu lama ia tidak merasakan senang karena kehadiran seseorang.

*

Sekitar 100 meter dari tempat keduanya berdiri, seorang pria sedang mengintai mereka dari atas atap bangunan. Senyum miring tercetak di wajah pria itu.

"Kita lihat, Ash! Sampai kapan kau mampu terus-menerus menjaga perempuan itu!" gumamnya dengan tatapan penuh kebencian.

"Kau sudah lancang merampas posisiku. Maka, bersiaplah, aku juga akan merampas apa yang menjadi milikmu!"

Ia kemudian berbalik badan. Melompat dengan tangkas dari satu atap ke atap bangunan yang lain hingga berhasil menyeberangi tembok besar istana. Ia berlari cepat masuk ke dalam hutan dan menghilang dalam kabut yang ia ciptakan sendiri.

*****

Hy teman-teman,,,

Maaf baru bisa menyapa kalian. Maaf juga karena nggak pernah balas komen-komen kalian. Jujur, aku bukan orang yang terbiasa berinteraksi dengan banyak orang. Apalagi memulai sebuah topik pembicaraan dengan orang lain. Rasanya agak kikuk, kagok, dsb. Heheh... Sorry ya,, But, aku selalu baca komen kalian kok. And, i wanna say,thank you so much atas dukungan kalian sejauh ini. Jangan lupa selalu kasih komentar dan masukan buat aku, ya! Dan, semoga kalian akan tetap bersama aku sampai novel ini tamat!

Love,

Author

1
linda defianti
sangat luar biasa. Tatabahasanya bagus, alur cerita sederhana dan tidak membosankan. konflikyang dibangun pun tidak berlebihan. pokoknyaTop Markotop deh👍👍👍
Darmiati Thamrin
karyanya keeeereeennn... aq suka😍🥰😘
Darmiati Thamrin
karyanya keereennnn... aq suka, 🥰gaya bahasanya aq suka, latar dan alur ceritanya kereennnn... makasih ya Thor untuk ceritanya😍🥰😘
Darmiati Thamrin
cara ayahnya diana untuk melindungi anaknya diasingkan dan tak diperdulikan biar aman...
babygirl♡
bagus
babygirl♡
..
Sri Wahyuni
sudah habis ya, cerita tentang Tania g ada kelanjutannya Author... 👍👍👍💪💪💪😍😍🌹🌹🌹
Patrish
@ Ita Zulfiana... catatan saya untuk karya anda... satu kata.. KEREN...❤❤👍🏻👍🏻👍🏻...novel anda saya temukan satu minggu lalu... langsung saya sikat habis... alur ceritanya bagus.. kalimat tertata rapi sesuai KBBI... enak dinikmati... ❤❤❤... lanjut aku buka cerita hidup TANIA... semangat menulis... ❤❤❤❤
Patrish
pantesan... Verona menjadi Vanya... tapi ya tetep berhati jahat.. ☹️☹️☹️
Patrish
Ashlan... bagaimana mungkin... harus diulang ulang dengam resep yang berbeda agar adonannya makin enak...
Happy Family
puas hati... terima Kasih 🫰🏻 Thor
Tyas Djuliarko
kocak keren Thor...sukaaa/Rose/
Patrish
apa Diana dan Ashlan di dunia nyata ketemu lagi... Ashland koma ya?
Patrish
alur cerita bagus... bahasanya bagus... kalimat2nya enak dinikmati... pokoknya novel yang legit..manis gurihlah... ❤❤❤👍🏻👍🏻👍🏻
Sri Wahyuni
Akhirnya Diana dan keluarga kecilnya hidup berbahagia 😘😘😘😍😍😍🌹🌹🌹🌹👍👍👍👍💪💪💪 untuk Authornya.
Patrish
naik gojek beneran nih... 😀😀
Patrish
nunggu Ratu datang.... lama amat ya... apa macet jalannya... naik gojek saja... 😀😀😀😀
Patrish
kereeennnnn👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻lain daripada yang lain...... akubaru menemukan novel ini sekitar seminggu lalu.... jadi kecanduan... tidak bisa berhenti membaca.... pokoknya kereen habisss👍🏻👍🏻👍🏻❤❤❤❤❤
Patrish
bukan "suka" ... sepertinya lebih tepat "mengagumi"
Nur Lela
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!