NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 5 MULAI BERGERAK

Keesokan harinya aku memutuskan untuk mulai bergerak mencari informasi yang kubutuhkan. Aku memperhatikan kembali kalungi liontinku dan sesuai dugaanku angka di iontin itu berkurang 1 yang artinya waktuku tersisa 56 hari lagi.

Saat ini aku berada di dekat rumah Abriela, rencananya aku akan membuntuti dia seharian. Mungkin saja ada yang bisa aku dapatkan darinya hari ini.

Setelah menunggu sekitar 1 jam, aku melihat Abriela keluar dari rumahnya dengan pakaian kemeja yang rapi.

“Astaga aku lupa kalau aku ini sekarang kembali menjadi anak kuliahan.” Kataku sambil menepuk jidatku.

Aku melihat kembali penampilanku, syukurlah aku menggunakan pakaian kemeja dan celana jeans. Paling tidak aku tidak usah buru-buru pulang untuk berganti pakaian. Masalah baru selanjutnya adalah, aku tidak mengingat jadwal perkuliahanku.

Aku coba mengeluarkan ponselku dan mencari tau informasi dari sana, mungkin saja aku menyimpan jadwal perkuliahanku disana.

“Duhh kebiasaanku dari dulu enggak pernah catat jadwal kuliah di hp.” Kataku merutuki kebodohanku

Sebenarnya mudah saja menyelesaikan masalah ini. Aku bisa menanyakannya kepada teman-teman sekelasku, hanya saja aku anaknya sangat ansos dan teman yang aku kenal dari dulu hanya lah Abriela dan parahnya lagi Abriela dan aku bukan di satu jurusan yang sama. Jadi aku tidak punya pilihan selain ke kampus dan menunggu jadwal kuliahku disana.

Aku tiba di kampus dan langsung menuju ke kelasku. Aku melangkahkan kaki dengan tergesa-gesa dan tanpa sadar aku menabrak seseorang sehingga badanku tidak seimbang dan jatuh tersungkur di lantai.

“Auwww” Teriaku kesakitan

Rasanya sakit sekali, apalagi badanku masih belum pulih jadi hantaman yang kurasakan saat jatuh membuat tubuhku sakit. Aku berusaha bangun tetapi rasa sakitnya membuatku tidak memiliki tenaga lagi untuk bangun. Aku

melihat ada uluran tangan dan tanpa pikir panjang aku menerimanya.

“Lain kali kalau jalan tu pake mata.” Kata orang yang menolongku sekaligus yang menabrakku.

“Ehh sembarang aja, kamu tu yang jalan enggak pake mata.” Jawabku tak mau kalah

Dia hanya melihatku dengan tatapan dinginnya, lalu pergi meninggalkan aku sendiri yang sedang berusaha menahan rasa sakit.

“Cowok aneh” Kataku lalu berjalan menuju ke kelasku.

Aku sampai di kelas dan kudapati teman-teman sekelasku sedang duduk menunggu dosen. Dengan cepat aku mencari tempat duduk kosong dan menunggu dosen datang. Karena hantaman yang lumayan saat aku terjatuh tadi, membuatku kesulitan saat duduk.

“Ehh Evalin kamu kenapa?” Tanya teman sekelasku yang namanya pun aku tidak tahu.

“Ehh iya, enggak apa-apa kok.” Jawabku seadanya

“Tapi kamu kelihatannya kayak kesusahan gitu duduknya, beneran enggak apa-apa?” Tanyanya kembali

“Iya benar enggak apa-apa.” Jawabku sambil tersenyum canggung

Dia hanya mengangguk, tapi masih mencuri pandang kepadaku. Sepertinya dia tidak percaya dengan ucapanku.

Aku berusaha untuk tidak menghiraukannya. Bukan kebiasaanku ngobrol dengan teman kelas karena itu akan membuatku tidak nyaman dan situasinya akan akward.

Sebenarnya dulu aku anak yang humble dan juga suka bergaul dengan banyak orang. Hanya saja sewaktu SMA, aku dikhianati oleh orang yang aku anggap sahabat. Mereka hanya memanfaatkan aku saja karena aku orang berada dan juga unggul di bidang akademik. Hal yang paling menyakitkan adalah, mereka membicarakan aku kepada orang lain. Membuat aku terlihat seperti anak yang sombong dan hanya ingin memamerkan kepopularitasanku saja. Hanya Abriela yang dulu ada untukku, karena itulah dia menjadi sahabat yang betul-betul aku percaya. Namun, sepertinya aku tidak ditakdirkan memiliki sahabat karena dia tidak layak menjadi sahabatku.

Lamunanku buyar saat dosen datang, dan ada seseorang bersamanya. Mataku melotot saat melihat orang itu, ya tidak salah lagi dia adalah laki-laki yang sama dengan yang menabrakku tadi.

“Dia kenapa bisa disini? Apa dia teman sekelasku?” Tanyaku dalam hati

“Tapi seingatku, dia tidak pernah ada di masa laluku.”

“Baiklah anak-anak, sebelum kita mulai mata kuliah kita hari ini. Kita kedatangan mahasiswa pertukaran yang akan kuliah bersama kita untuk 2 bulan kedepan.” Kata Pak Dosen

“Jadi perkenalkan diri kamu dan bapak harap kalian semua bisa membantu dia beradaptasi disini.” Lanjutnya.

“Delon” Jawabnya dengan singkat.

Dia lalu berjalan menuju ke kursi yang masih kosong.

“Cihh sombong sekali dia, bahkan aku saja tidak seacuh itu kepada orang lain.” Kataku dalam hati.

Perkuliahan di mulai, untung saja aku bisa mengimbangi semuanya dengan bekal ilmu yang masih aku simpan di memoriku. Namun, sedari tadi perasaanku tidak enak, sepertinya ada seseorang yang selalu memperhatikan

aku dari belakang. Saat aku melihat ke belakang, tidak ada siapapun yang melihatku. Aku hanya melihat laki-laki dingin itu yang sedang fokus dengan bukunya, sepersekian detik dia lalu membalas tatapanku. Aku yang merasa malu  dan dengan cepat membalikan wajahku.

“Ngapain sih harus lihat tu laki-laki, nanti dikiranya aku kepo lagi sama dia.” Kataku dengan memukul kepalaku pelan.

“Ehh, kamu ngapain? Kok kepaalanya dipukul gitu?” Kata perempuan yang tadi mengkhawatirkanku.

“E-enggak, itu aku enggak apa-apa.” Kataku berusaha menahan malu

“Kalau ada masalah cerita aja, walaupun baru pertama kali kamu mau ngobrol sama aku. Tapi kamu bisa percaya kok sama aku.” Katanya dengan cengiran di wajahnya

Aku hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun.

“Ehh, maaf kalau kamu kurang nyaman. Kalau kamu belum bisa buka diri kamu untuk berteman sama aku. It’s okay aku enggak masalah kok.” Katanya lagi

Aku hanya tersenyum dan kembali fokus ke pelajaran. Bukannya aku tidak menghargai niat baiknya, hanya saja aku masih belum bisa percaya dengan siapapun. Walaupun yang aku tau dulu teman-temanku hampir sebagian

besarnya orangnya baik, hanya saja tidak mudah bagiku menghilangkan traumaku. Apalagi dengan kejadian tragis di masa depan membuatku lebih sulit membuka diri ke orang lain.

Setelah perkuliahan selesai, aku berencana untuk mengikuti Abriela. Mungkin saja dia juga sudah menyelesaiakan perkuliahan dia hari ini. Dan betul saja, dia sudah keluar dari gedung jurusannya dan bergegas menaiki mobil seseorang.

“Siapa itu yang menjemputnya?” Tanyaku, pasalnya yang aku ketahui Abriela dari dulu belum berpacaran dan juga mobil itu asing di mataku.Karena penasaran, aku membuntuti mobil tersebut.

Mobil itu berhenti di sebuah rumah sakit, Abriela turun dari mobil dan berbicara dengan seseorang di dalam mobil. Tapi karena terhalang, aku tidak bisa melihat dengan jelas seseorang yang berbicara dengannya, lalu mobil

itu pergi dan Abriela masuk ke rumah sakit.

“Siapa yang harus kuikuti?” Tanyaku dilema

Aku memutuskan mengikuti Abriela, dia berjalan ke sebuah ruangan VIP. Aku melihat dia masuk dan dari balik jendela aku melihat seorang wanita paruh baya sedang terbaring di kasur.

“Apa itu Mama Abriela?” Tanyaku pada diri sendiri

“Tapi wajahnya tidak asing, aku pernah melihat mamanya. Tapi dimana aku melihatnya?” Bingungku

Belum sempat terjawab kebingunganku, aku melihat Abriela yang hendak keluar dari ruangan. Buru-buru aku berdiri di balik tembok, Abriela berjalan menuju balkon. Dia mengangkat telepon dari seseorang di seberang sana, samar-samar aku bisa medengar yang dikatakannya.

“Mama tidak apa-apa kak, aku disini bisa menjaganya. Kakak selesaikan saja urusan kakak disana, segera setelah itu kakak pulanglah dan temui Mama. Sudah lama sekali Mama merindukan kakak.” Kata Abriela

“Kakak? Siapa maksudnya kakak? Setauku Abriela adalah anak tunggal yang hanya tinggal bersama Mamanya. Lalu siapa kakak yang dimaksudnya?”

Wajahku tiba-tiba pucat saat ada seseorang yang memegang pundaku dari belakang

“Mati aku”

1
Nana
kak kenapa delon sama abriela pacaran 😭,,bikin penasaran kak. semangat buat up lagi kak🙏🏻
Nana: eh iya kak aku tunggu up nya,,btw semangat ujian nya kak🙏🏻
Lekyusi Djeniut: kira-kira kenapa ya?
ditunggu aja kk update terbarunya. mungkin aku updatenya besok ya. soalnya hari ini aku lagi persiapan untuk ujian besok🥲
total 2 replies
Nana
luar biasa
Nana
eps 44 bikin mewek,,luar biasa kk cerita ny
Lekyusi Djeniut: makasih banyak kak, semoga ceritanya enggak ngebosanin🤗
total 1 replies
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!