NovelToon NovelToon
Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / BTS / Blackpink / CEO / Percintaan Konglomerat / Ibu Tiri
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: zahra xxx

Victor Winslow, seorang CEO sukses, terlibat dalam kecelakaan tragis saat terburu-buru menjemput anak-anaknya, menabrak seorang wanita yang kehilangan ingatannya dan tidak memiliki identitas. Sementara itu, putrinya Kayla mengalami penurunan kesehatan yang drastis dan menginginkan seorang ibu. Victor, dengan keputusan yang ekstrem, memberikan ingatan dan informasi palsu kepada wanita itu agar bisa menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zahra xxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 6

Victor melangkah keluar dari mansion dengan langkah yang berat, langit pagi yang cerah seolah-olah tidak mampu menyembunyikan ketegangan yang ada di hatinya. Para pelayan yang telah menunggu dengan sabar langsung membukakan pintu mobilnya saat Victor mendekat. Pria itu masuk ke dalam mobil dengan gerakan cepat, memutar kunci dan menjalankan mesin mobilnya.

Mobil itu melaju perlahan-lahan meninggalkan halaman mansion keluarganya. Victor memandang sekelilingnya dengan ekspresi yang penuh kekesalan. Pagi ini, moodnya sudah rusak lagi gara-gara wanita itu, Alisa. Dia merasa semakin yakin bahwa langkah terbaik adalah mencari cara agar Alisa bisa segera angkat kaki dari rumahnya.

“Sepertinya Daniel mendapat pekerjaan baru sekarang, ia harus mencari cara agar Alisa pergi dari mansion,” ujar Victor sambil menyeringai sinis.

Mobil Victor melaju melewati sebuah taman bermain, dan matanya terfokus pada mobil anak-anaknya yang terparkir di sana. Tanpa ragu, dia memberhentikan mobilnya dan menepi di sisi jalan.

Dengan langkah cepat, Victor keluar dari mobil dan bergegas menuju mobil anak-anaknya yang terparkir di pinggir taman. Saat dia mendekati mobil itu, dia melihat supir anak-anaknya berdiri di belakang mobil dengan sikap waspada.

“Apa yang kalian lakukan di sini? Di mana anak-anakku?” tanya Victor dengan suara tegas sembari mendekati supir anak-anaknya.

Mendengar suara tegas Victor, supir itu langsung menoleh ke arahnya dengan sikap hormat. “Maaf tuan, nona dan tuan muda sedang duduk di bangku taman sembari sarapan,” jelas sang supir dengan nada yang sopan.

Victor mengangguk mengerti, matanya terfokus pada kedua anaknya yang terlihat begitu bahagia dan tenang saat menikmati sarapan di taman tersebut. Namun, di balik rasa lega melihat anak-anaknya baik-baik saja, Victor juga merasakan kekecewaan yang mendalam.

“Apakah mereka sering seperti ini?” tanya Victor dengan nada kecewa, merasa sedih karena anak-anaknya lebih nyaman makan di tempat umum seperti taman daripada di rumah mereka sendiri.

“Tidak selalu, tuan. Hanya saja, kalau Nona Alisa berbuat masalah, keduanya pasti akan makan di luar, entah itu sarapan, makan siang, atau makan malam, tuan,” jelas John, sang supir, sembari menatap sedih kedua anak itu.

John adalah sosok yang telah bekerja lama dengan Victor, mulai dari menjadi supir pribadi untuk Jennie, istri terdahulu Victor, hingga kini menjadi supir anak-anak Jennie dan Victor. Dia adalah orang yang setia kepada Victor sejak lama.

“Kalau saja kau di sini, Hon, anak-anak kita pasti tidak akan menderita seperti ini,” gumam Victor dalam hati, tangannya meremas ringan air matanya yang keluar tanpa dia sadari.

Perasaan penyesalan dan kesedihan mulai menghantui pikiran Victor. Dia merasa bersalah karena tidak bisa memberikan lingkungan yang harmonis dan aman bagi anak-anaknya.

“kau bisa pergi, aku akan mengantar mereka kesekolah” perintah victor kepada john sembari berjalan menuju anak-anaknya.

Mendengar perintah victor, john menunduk patuh. “baik tuan”ujarnya sembari masuk kedalam mobil dan meninggalkan taman.

Setelah John pergi dengan mobil, suasana di taman semakin hening. Victor menghampiri anak-anaknya dengan langkah pelan, mencoba menyembunyikan rasa kekecewaan dan sedih di balik senyumnya. Dia ingin menciptakan momen yang menyenangkan dengan anak-anaknya, meskipun situasi rumah tangganya sedang tegang.

"Daddy juga boleh sarapan di sini, kan?" tanya Victor dengan suara penuh antusias, mencoba untuk menciptakan suasana yang ceria. Namun, ekspresi Kayla yang cuek dan tatapan tajamnya membuat Victor merasa sedikit terhempas.

Key, dengan sikap yang lebih ramah, langsung menjawab, "Tidak ada yang melarangmu, Dad. Ini tempat umum."

Victor lalu berjongkok di depan mereka, memperhatikan sandwich sederhana yang tengah mereka santap. Namun, dia juga mempertimbangkan bahwa isi sandwich tersebut kurang sehat untuk sarapan, terutama untuk anak-anak.

"Baiklah, apa kalian mau berbagi sandwich dengan Daddy?" pinta Victor dengan nada lembut, hampir seperti seorang anak kecil yang memohon sesuatu kepada ibunya. Namun, jawaban tegas dari Kayla membuat suasana semakin tegang.

"Enak saja ini milikku dan Kak Key. Kau tahu, Tuan, hari ini Alexa bangun terlambat. Jadi, dia hanya membuat sedikit sandwich dan menitipkannya kepada Paman John. Jadi, bagaimana mungkin kami akan berbagi denganmu?" ujar Kayla dengan tegas, tanpa memperdulikan ekspresi Victor yang kelaparan.

Mendengar penjelasan dari Kayla, Victor hanya bisa menghela nafas dalam-dalam. Namun, dia tidak menyerah begitu saja. "Tapi Daddy juga lapar, Daddy bahkan belum sarapan. Apa Kayla tidak ingin berbagi, huh?" pinta Victor lagi, mencoba untuk membujuk dengan nada yang lebih memelas.

Namun, respons Kayla semakin jelas menunjukkan ketidaksukaannya. "Kubilang tidak, ya tidak. Mengerti bahasa manusia tidak?" sahut Kayla dengan nada sebal, mengambil satu sandwich lagi dan memakannya tanpa memperdulikan apakah Victor benar-benar kelaparan atau tidak.

Key yang penuh kasih sayang terhadap ayahnya melihat betapa sedihnya Victor dalam situasi tersebut. Tanpa ragu, ia mengambil sepotong sandwich miliknya dan juga memberikan satu kotak susu dari jatahnya kepada Victor.

“Ambillah, Dad,” ujar Key dengan penuh kebaikan hati sembari menyodorkan sandwich dan kotak susu ke arah Victor. Victor tersenyum terharu melihat tindakan baik anaknya.

Victor menerima sandwich dan susu dari tangan Key, merasa hangat dengan tindakan anaknya. Dia juga mengedipkan mata ke arah Kayla, seolah mengolok-olok bahwa dia mendapatkan apa yang diinginkannya. Namun, tatapan tajam dari Kayla membuat suasana kembali tegang.

“Dasar tidak tahu malu, itu sarapan Kakakku. Kembalikan!” seru Kayla dengan geram, menuntut agar Victor mengembalikan sandwich tersebut.

“Enak saja ini milik Daddy,” ujar Victor dengan gaya yang mengejek, sambil memakan sandwich dengan lahapnya.

Kayla mendengus sebal, memalingkan wajahnya ke arah Key. Key, yang paham dengan tatapan kakaknya, hanya diam namun mencoba memberikan penjelasan.

“Tenanglah, aku hanya kasihan kepadanya. Kalau dia mati, siapa yang akan menjadi ATM berjalan kita?” ujar Key.

Mendengar alasan Key, Kayla makin cemberut namun akhirnya menerima penjelasan tersebut. “Baiklah, kali ini alasan Kak Key kuterima,” ujar Kayla sambil menyilangkan tangannya di dadanya.

Victor merenung dalam hati tentang kata "ATM" yang diucapkan Key. Meskipun dia tersenyum dalam hati, dia juga menyadari bahwa dia harus menyelesaikan masalah yang lebih besar di rumah.

Setelah mereka semua menikmati sandwich dan susu, Kayla dan Key berdiri dari kursi taman mereka. Namun, keheranan mereka bertambah saat mereka tidak melihat Paman John atau mobil mereka di tempat parkir.

Melihat ketidaksenangan anak-anaknya, Victor mengatur jasnya dan tangannya tangan serta bangkit dari jongkoknya. Namun, dia segera menyadari kebingungan anak-anaknya tentang bagaimana mereka akan pergi ke sekolah tanpa Paman John.

“Daddy akan mengantar kalian,” ujar Victor dengan tegas kepada anak-anaknya, berusaha menawarkan bantuan dengan niat baik.

Namun, Kayla menolak tawaran Victor dengan tegas. “Tidak perlu, kami akan naik taksi. Lagian, kami sudah terbiasa menaikinya,” katanya dengan nada tegas, disetujui oleh Key yang mengangguk.

Namun, Victor tetap bersikeras. “Tidak perlu, Daddy yang akan mengantar kalian,” ujarnya dengan suara yang tetap tegas.

Kayla tidak mengindahkan kata-kata Victor dan dengan cepat berjalan meninggalkannya, diikuti oleh Key. Victor merasa sedih melihat sikap anak-anaknya yang semakin menjauh darinya.

Namun, tanpa ragu, Victor mengejar mereka dan mengendong Kayla dengan kuat. Dia berusaha menunjukkan kasih sayangnya, meskipun Kayla meronta-ronta ingin dilepaskan. Ia tak perduli dan tetap berusaha menenangkan Kayla dipelukannya.

Victor dengan lembut menggenggam tangan Key yang berjalan di sampingnya.

"Ayo kita ke sekolah," serunya dengan semangat, mencoba membawa suasana kembali menjadi ceria.

Mereka berdua berjalan menuju mobil Victor. Victor dengan penuh perhatian membuka pintu mobil untuk Key, memberikan kesempatan padanya untuk masuk terlebih dahulu. Kemudian, dengan hati-hati, dia menggendong Kayla dan meletakkannya dengan lembut di kursi penumpang.

Setelah semua siap, Victor naik ke dalam mobilnya dengan senyum yang tetap terpancar di wajahnya. Dia memastikan bahwa anak-anaknya nyaman dan aman di mobil sebelum memulai perjalanan menuju sekolah.

Victor mengendurkan nafasnya saat mobil berhenti di depan gerbang taman kanak-kanak. Dia melihat seorang ibu yang penuh kasih mengantar anaknya dengan ciuman sayang dan melambaikan tangan dengan penuh kasih. Tangisnya hampir saja pecah ketika dia menyadari betapa sering anak-anaknya melihat adegan tersebut saat mereka pergi ke sekolah.

Setelah mobil berhenti, Kayla dan Key turun dengan mandirinya. Namun, Victor meminta mereka untuk menunggu sebentar sebelum masuk ke dalam taman kanak-kanak.

"Kay, Key. Tunggu sebentar," pintanya dengan lembut. Kayla menaikkan alisnya, penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Victor.

Dengan penuh kasih sayang, Victor menundukkan tubuhnya sejajar dengan kedua anaknya. Perlahan, dia mencium kedua pipi Kayla, membuatnya merasa malu dan pipinya memerah. Kemudian, dia juga mencium kedua pipi Key dengan lembut.

"Selamat sekolah, anak-anak Daddy," ucap Victor dengan suara hangat, melihat Kayla dan Key berjalan masuk ke dalam gerbang taman kanak-kanak.

Victor tetap berdiri di tempatnya, melambaikan tangannya kepada anak-anaknya yang semakin menjauh.

"Bertemanlah dengan baik, anak-anak!" teriaknya dengan semangat, yang membuat beberapa ibu yang berada di sekitar itu membicarakannya dengan penuh kagum.

Melihat ibu-ibu itu membicarakannya, Victor merasa malu dan sedikit salah tingkah. Dia mengerutkan kening dan menggaruk lehernya, merasa sedikit gugup dengan perhatian yang dia dapatkan.

Kayla, yang melihat tingkah Victor yang mencari perhatian di depan wanita-wanita itu, tidak bisa menahan kekesalannya.

“Dasar pria” ujar kayla sembari menggenggam tasnya erat dan menghentakkan kakinya di tanah karena merasa sebal.

Key hanya diam dan berjalan di samping Kayla, merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi tersebut.

1
FeVey
wah... wah.... gak bahayata...??? ternyata victor punya niatan menjadikan korban kevelakaan mnjdi istrinya.... /Shy/
Dedi Aljufri
baru baca tp cerita nya buat penasaran .. . semangat Thor 😊
Dede Dedeh
okk masih nyimak!!
Anita Jenius
1 iklan buatmu
Mắm tôm
Mantap banget nih thor, jangan berhenti menulis ya!
Keyla: makasih, tenang aja gk bakalan berhenti
total 1 replies
Ryner
Ceritanya bikin nagih thor, terus lanjut ya!
Keyla: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!