TRANSMIGRASI
Yah.. Mungkin itu nama yang cocok untuk situasi Carra saat ini yang tiba-tiba saja terbangun di dunia antah berantah dengan dirinya yang memasuki raga seorang gadis cantik bermata biru pekat sepakat lautan dalam yang menghanyutkan.
Entah bagaimana dirinya bisa masuk ke dalam raga gadis yang Carra ketahui bernama Carla Ransiska Atmaja ini, nama yang hampir mirip dengan namanya.
Dibalik kejadian yang tak masuk akal ini, ada sebuah misteri yang membuat Carra mau tak mau harus mengungkap tuntas misteri itu. Agar dirinya bisa kembali ke raganya seperti semula. Itu adalah kunci satu-satunya yang akan mengantarkan Carra kembali ke raganya.
Baru belajar menulis! Maaf kalau gak sesuai ekspetasi, mohon jangan terlalu berharap!
#Cover by pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iiyn_blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 23
Setelah Carra keluar dari kamar Sandrio dan Laras, Carra segera menuju ruangan yang ingin di bukanya. Sekarang Carra sudah berada di depan pintu ruangan tersebut, Carra perlahan langsung memasukan kunci tersebut kedalam lubang kunci itu lalu Carra membukanya.
Ceklek.
Carra membuka pintu tersebut lalu langsung masuk kedalam, tak lupa menutup pintu juga agar tidak ada orang yang tahu jika dia ada di dalam ruangan ini.
Setelah memasuki ruangan itu Carra memandang sekitarnya, dia langsung di buat terperangah, bagaimana tidak?, ini bukanlah gudang, melainkan sebuah kamar lama yang sudah tak di huni lagi, namun walaupun begitu ruangan ini masih terlihat rapi dan tenang walaupun ruangan ini berdebu. Sepertinya orang yang menempati ruangan ini menyukai ruangan yang menenangkan, tapi ini kamar siapa sebenarnya?.
"Kamar siapa ya ini?" Carra lalu berjalan kearah meja nakas dan mulai membuka laci nakas samping kasur itu, setelah Carra membuka laci nakas itu Carra menemukan sebuah surat, Carra lalu mengambilnya.
Carra duduk di kasur kamar ini. "Surat dari rumah sakit?" Carra membolak-balik amplop yang berisi surat itu, lalu Carra langsung membukanya, saat membuka amplop itu Carra tidak hanya menemukan surat tapi juga ada gambar hasil usg di dalam amplop itu. Lalu Carra mulai membaca suratnya, saat membaca surat dari rumah sakit itu mata Carra mengernyit, dia menemukan nama yang bermarga sama dengan nama marga keluarga ini yaitu Atmaja.
"Velina Atmaja?" Gumam Carra. Ya nama itu yang terdapat di surat yang Carra baca.
"Siapa Velina Atmaja ini?" Setahu Carra keluarga Atmaja ini hanya ada delapan anggota keluarga saja, kakeknya-Dero dan neneknya-Rosa lalu Derio, Lista, Sandrio, Laras, Calvino dan juga dirinya, itu yang Carra tau dari cerita Laras. Lalu siapa Velina ini? mengapa nama marganya Atmaja? apa dia kerabat jauh yang tidak di ceritakan Laras kepadanya, tapi kenapa bisa surat melahirkan wanita ini ada di rumah ini?.
Carra terus memikirkan itu semua namun tetap saja Carra tak menemukan jawabannya. "Sepertinya gue harus tanya sama mommy Lista mengenai siapa Velina Atmaja ini" Carra memang memanggil Lista dengan sebutan mommy, karena Laras pernah memberitahunya jika Carla dulu suka memanggil Lista dengan sebutan mommy.
Carra memasukan kembali surat itu kedalam amplop, lalu Carra mulai mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar, tak sengaja mata Carra melihat sebuah figura foto besar di sudut ruangan, figura itu terbalik, lalu Carra mulai mendekati foto itu dan membaliknya. Dan terpampanglah foto sebuah keluarga yang dimana di foto ini ada Dero, Rosa, Derio serta Sandrio, namun yang membuat Carra bingung di foto ini juga ada seorang wanita yang sangat cantik, bahkan wajah wanita ini sangat mirip dengan Carla, bola mata mereka sama berwarna biru serta rambut mereka pun sama dengan Carla.
Carra ingat sekali di ruang keluarga mansion Atmaja ini juga ada sebuah figura besar keluarga Atmaja, namun di figura itu tidak ada foto wanita yang ada di figura yang Carra temukan saat ini.
"Kenapa wanita ini sangat mirip dengan Carla?" Bagaimana bisa Carla sangat mirip dengan wanita yang ada di foto ini, bahkan dengan Laras maupun Sandrio, Carla tidak ada mirip-mirip nya.
"Apa wanita ini yang bernama Velina Atmaja?" Carra menduga foto wanita yang ada di figura ini adalah Velina Atmaja, namun dia tak tau benar atau tidak karena ini hanya dugaannya saja.
"Sepertinya gue harus tanya sama mommy Lista" Benar Carra harus bertanya dengan Lista karena hanya dia yang bisa memberitahunya, karena tidak mungkin juga Carra bertanya dengan Sandrio maupun Laras, karena mereka tidak akan pernah memberitahunya, dan bisa jadi mereka malah curiga dengannya yang sudah mengambil kunci kamar itu dan itu tidak boleh terjadi!.
"Tapi bagaiman gue komunikasinya sama mommy Lista?" Di handphone Carla saja gak ada nomor mommy Lista! itu yang membuat Carra bingung.
"Huh.. lo nyusahin amat si Car" Carra mengumpati Carla asli yang tidak menyimpan nomor mommy nya itu, kalau seperti ini dia juga yang repot.
"Oh iya! kenapa gue gak tanya aja sama kak Vino, dia kan anaknya" Carra lalu langsung keluar dari ruangan ini untuk menemui Calvino di kamarnya. Untuk surat Carra membawanya dan akan dia simpan di kamarnya, sedangkan untuk figura foto Carra biarkan di kamar ini.
Setelah keluar dari ruangan ini, Carra menguncinya kembali lalu Carra langsung pergi menuju kamar Calvino, setelah sampai di kamar Calvino, Carra segera mengetuk kamar Calvino.
Tok tok tok.
"Kak!"
"Kak Vino!"
Tok tok tok.
"Kak Vino!"
"Kemana sih kak Vino biasanya juga langsung di buka" Carra terus mengetuk pintu kamar Calvino.
"Gak ada di kamarnya kali ya?"
Puk!.
Tiba-tiba bahu Carra ada yang menepuknya, Carra yang bahunya di tepuk berjengkit kaget, lalu menoleh kebelakang.
"Kak Vino?" Ternyata Calvino lah yang menepuk bahunya.
"Honey ngapain di kamar kakak?"
"Darimana kak?" Bukanya menjawab pertanyaan dari Calvino, Carra malah melemparkan pertanyaan kepada Calvino.
"Jawab pertanyaan kakak dulu Honey" Calvino mencubit hidung Carra pelan.
"Hehe.. lupa" Carra cengengesan. "Aku kesini mau ngobrol sama kak Vino"
Calvino mengernyitkan alisnya memandang Carra heran. "Gak biasanya kamu ngajak kakak ngobrol duluan, ada apa hem?" Calvino mengelus pipi Carra lembut.
"Gak ada apa-apa sih, cuman mau minta nomor mommy Lista aja"
"Bukannya kamu sudah punya nomor mommy?" Calvino menatap Carra penuh tanya.
"Emm.. nomornya gak sengaja kehapus hehe" Untung saja Carra sudah menyiapkan alasannya agar Calvino tak curiga.
Calvino mengusap kepala Carra pelan. "Dasar ceroboh" Ucap Calvino. "Yaudah ayo masuk ke kamar kakak dulu"
Carra memandang Calvino. "Kenapa gak di sini aja kak?"
"Handphone kakak ada di dalam kamar Honey" Carra yang mendengar itu ber 'oh' ria, lalu Calvino segera membuka kamarnya dan mempersilahkan Carra masuk duluan.
"Honey sini duduk di samping kakak" Calvino menepuk sampingnya, menyuruh Carra untuk duduk di sofa sampingnya. Carra mengangguk lalu segera mendekati Calvino dan duduk di sampingnya.
"Mana Handphone kamu" Calvino meminta handphone Carra.
"Nih kak" Carra menyerahkan handphonenya kepada Calvino.
Calvino lalu langsung membuka handphone Carra, dan memasukan nomor mommy Lista di kontak Carra. Setelah selesai menyimpan nomor mommy Lista di handphone Carra mata Calvino tak sengaja melihat nama Black di kontak Carra.
"Kenapa kamu menyimpan nomor dia" Calvino menatap datar Carra lalu memperlihatkan layar handphonenya yang memperlihatkan nama Black di kontaknya, Carra menelan ludah kasar. "Hah.. pasti mau di permasalahkan nih cuman perkara nyimpen nomor Black!" Setelah memberikan nomornya di handphone Black, Carra memang mendapatkan pesan dari Black untuk menyimpan nomornya, jadi mereka saling menyimpan nomor satu sama lain.