"Satu luka, akan kubalas dengan seribu luka yang lebih menyakitkan!"
Dara Queen Bramasta
🌿🌿🌿
Tanpa alasan, Dara dicampakkan dan ditinggal menikah oleh kekasihnya, Ibra.
Sakit hati mendalam yang dia rasakan mengubah Dara menjadi wanita dingin dan tak berperasaan. Hatinya telah diliputi oleh dendam, dan tujuan hidupnya hanya satu, membuat pengkhianat itu menderita.
Lalu setelah ia berhasil membalas sakit hatinya, mampukah Dara berdamai dengan keadaan dan hatinya? Bisakah ia membuka hati yang terlanjur mati rasa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Sentuh Istriku!
"Masih pusing?"
Rey menggeleng, "Nggak pusing, tapi capek" jawabnya sembari memejamkan mata
Dara berdecak, bagaimana nggak capek. Sudah tahu sakit malah maksa bikin bayi.
"Lain kali liat situasi dan kondisi juga lah, Mas"
Rey langsung membuka mata, wajahnya menampakkan senyuman manis, "Kamu panggil apa barusan?"
"Mas" ulang Dara
Rey langsung bangun dan memeluk sang istri, "Seneng banget deh, dipanggil Mas sama istri"
Dara terkekeh, "Nggak usah lebay deh"
"Nggak lebay, beneran. Seneng banget", Rey masih memeluk istrinya
"Kamu nggak kerja? Mau libur lagi?"
"Kasih alasan kenapa panggil Mas"
"Ih, ditanya apa jawabnya apa"
Rey tertawa, "Pengen tahu aja alasan istriku merubah panggilannya"
Dara sedikit malu saat Rey menatapnya intens. Apalagi, dia masih berusaha membiasakan diri dengan semua yang mereka lakukan.
"Ya, karena kamu suami aku. Akan lebih sopan kalau memanggil suami dengan sebutan Mas. Karena kamu kepala keluarga disini"
Cup
Kecupan sekilas mendarat di bibir Dara, membuat wanita itu sedikit terkejut juga, "Kebiasaan!"
"Hehe, tapi aku suka"
Dara berdecak, "Mas mau kerja atau istirahat dirumah?"
"Kerja lah, Sayang. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan"
"Ya sudah, aku siapkan baju kerjanya dulu"
Dara hendak beranjak, namun Rey masih menahan dan memeluknya, "Boleh nggak sih peluk lagi. Masih kangen"
Dara mengusap wajah suaminya, "Katanya mau kerja. Nanti terlambat loh"
"Bentar lagi ya. Masih pengen peluk"
Dara mengangguk dan membiarkan Rey memeluknya. Beberapa menit kemudian, dia melepas pelukannya, "Kamu juga kerja?"
"Iya. Ada beberapa event yang harus aku tinjau"
"Ya sudah, aku antar berangkatnya ya. Ke kantor dulu atau langsung ke tempat acara?"
"Kantor. Nanti jam sembilan baru aku ke tempat acara"
"Kalo jam sembilan, Mas nggak bisa nganter"
Dara tersenyum, "Nggak papa. Aku minta sopir kantor yang antar. Nggak perlu terlalu khawatir, sebelum kita menikah, aku malah biasa apa - apa sendiri"
Rey berdecak, "Ya itu kan dulu, Sayang. Setelah menikah, kamu adalah tanggung jawabku. Kalau perlu, kamu nggak usah kerja deh. Mas bisa kok mencukupi semua kebutuhan kamu"
"Ya bukan gitu, Mas. Aku kan sudah punya tanggung jawab di kerjaan ini. Nggak bisa tiba - tiba berhenti. Banyak orang yang hidupnya bergantung dari kantor. Aku nggak mungkin mengabaikan mereka"
Rey memeluk Dara sekali lagi, "Istri siapa sih ini. Udah cantik, baik dan perhatian pula sama orang lain. Jadi makin cinta deh"
Dara terkekeh, "Gombal lagi"
"Serius, Sayang. Secinta itu loh aku sama kamu"
"Iya iya, aku percaya. Sekarang, ayo siap - siap berangkat"
"Oke, Sayang"
Dara membantu menyiapkan pakaian sang suami. Kemudian setelah keduanya siap, mereka sarapan bersama. Dara tadi baru selesai memasak sebelum kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya.
"Masakan kamu selalu enak"
Dara tersenyum, "Kamu selalu saja memuji. Padahal nggak cuma masakan aku loh yang enak, kamu juga pintar masak"
Rey mengangguk bangga, "Memang. Beruntung kan punya suami aku?"
"Idih, narsis"
Keduanya berangkat menggunakan mobil yang sama. Rey mengantar istrinya terlebih dahulu. Setelah menempuh perjalanan selama empat puluh menit, mereka sampai di kantor Dara.
"Sayang, ingat. Jangan dekat - dekat sama Ibra"
"Iya, Mas"
"Kenapa sih nggak biarin dia pergi aja. Aku cemburu loh"
Dara tertawa, "Jangan mulai deh. Kan kau sudah bilang, nanti aku pikirkan. Sekarang aku masuk dulu, Mas juga harus berangkat"
"Iya deh", sahut Rey manyun. Dara menyalami suaminya dan dibalas dengan satu kecupan di dahi oleh Rey, "Nanti pulangnya Mas usahakan jemput"
"Iya, nanti kabari saja"
"Ya sudah, sana masuk. Ingat pesan-"
"Iya Mas. Aku ingat. Udah sana berangkat"
Dara turun dari mobil kemudian melambaikan tangan. Hingga perlahan mobil Rey menghilang dari pandangan.
Tak sedikit karyawan yang melihat kejadian itu. Meski beritanya sudah hilang, namun rasa penasaran masih menyelimuti hati mereka. Siapa pria beruntung yang mampu meraih hati pemilik Queen Dara EO tersebut.
Kejadian tadi pun tak luput dari pandangan Ibra. Dia melihat jika pria itu mencium kening Dara, namun ia tak melihat terlalu jelas rupa pria tersebut.
"Kamu benar - benar sudah bahagia ya, Ra"
Ibra berjalan memasuki kantor begitupun karyawan lainnya. Semua kembali mengerjakan pekerjaan masing - masing begitupun Dara.
🌿🌿🌿
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan kurang sepuluh menit. Dara segera mengakhiri pekerjaannya karena harus meninjau lokasi event. Usai membawa ponsel dan tasnya, Dara bergegas turun ke lantai bawah.
"Bilang pada Pak Parmin, aku minta antar ke lokasi", ucap Dara pada resepsionis
"Maaf Nona, hari ini Pak Parmin tidak masuk kerja karena sakit"
Dara terdiam sejenak, sopir kantornya sakit. Dan tidak ada yang bisa mengantarnya ke lokasi.
"Ya sudah, kalau begitu aku bawa mobil kantor sendiri saja"
Si resepsionis tak sengaja melihat Ibra lewat, "Pak Ibra!"
Ibra yang merasa di panggil segera datang, "Ada apa?"
"Bisa tolong antarkan Nona Dara ke lokasi? Pak Parmin sedang tidak masuk"
"Aku bisa berangkat sendiri saja"
"Tidak masalah Bu. Kebetulan saya juga harus menemui Pak Tomi untuk tanda - tangan kesepakatan kita dengan beliau. Lagipula, jalan menuju lokasi satu arah"
Dara mau tidak mau mengangguk. Dan akhirnya dia berangkat ke lokasi bersama Ibra.
Dara dan Ibra baru sampai di lokasi. Dara berniat keluar dari mobil, namun Ibra dengan sigap keluar lebih dulu kemudian membukakan Dara pintu.
"Ternyata benar, kalian masih berhubungan hingga sekarang!"
Cantika tiba - tiba sudah berada di depan Dara dan Ibra yang entah kapan dia datang
"Kalian memang pasangan yang cocok", Cantika menatap Dara, "Padahal kamu sudah punya kekasih gelap. Kenapa masih berusaha merayu suamiku. Dasar perempuan tidak tahu malu!!" Cantika hendak mendorong Dara,
"Jangan sentuh istriku!!"
Deg
"R-rey?"
Nmanya orng ga wras tu y gt..pdhl udh d ksih pringtan biar dia tobat,mlh mkin dndam...tar bkin end aja lh,biar d bwa mati tu dndm....
bikin tobat dan menyesal...
dsrnya dia emng sdr sih kl dara ga pnya prsaan apa2 sm dia,mkanya mnjauh....tp kl udh d skti,rey pst ga tnggal diam....
suami hasil ngerebut mah emang gk bakal bahagia cantika. bahkan ibra gk pernah mencintaimu. menikahimu hanya karena balas budi aja.. makin kamu bertingkah makin kamu menderita. karena apa...? karena kamu salah cari lawan... wkwkwkwkw...