Tumbal Di Malam Pertama
Dengan langkah lebar kaki panjang dan senyuman mengembang dibibir. Samsul sangat percaya diri bahwa ia akan diterima.
Karena ia akan melamar kekasih tercinta nya. Mereka sudah setahun berpacaran, dan hari ini Samsul memberanikan diri untuk melamar kekasihnya.
"Mau kemana Sul, rapi amat?" tanya wanita paruh baya.
"Hehehe, mau melamar Suri, Bu. Kami ingin menikah," jawab Samsul percaya diri.
"Oh ... selamat ya, semoga diterima," ucap wanita itu.
"Terima kasih Bu, mari," ujar Samsul.
Samsul pemuda sopan di desanya, hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya meninggal karena sakit.
Sakit langka yang tidak bisa di obati dengan medis. Namun dukun mengatakan jika penyakit itu adalah kutukan.
Akhirnya kedua orang tuanya pun meninggal secara bersamaan. Samsul sempat terpuruk ketika itu.
Namun kehadiran Suri yang selalu ada untuknya mendorongnya untuk bangkit kembali.
Hingga keduanya saling jatuh cinta, namun kedua orang tua Suri tidak menyukai Samsul karena miskin.
Samsul mengucapkan salam saat tiba didepan rumah Suri. Suri membuka pintu dan tersenyum manis saat melihat pujaan hati datang.
"Masuk Bang," ucap Suri.
"Terima kasih Dek," jawab Samsul sumringah.
"Mau apa kamu kemari?" tanya Sarkan.
"Pak, aku datang ingin melamar putri Bapak, Suriani," jawab Samsul langsung ke intinya.
"Punya apa kamu ingin melamar putriku? Kaya juga tidak, sok-sokan mau melamar. Jika kamu tidak kaya, sampai kapanpun aku tidak akan terima."
Samsul tertunduk, setetes air matanya jatuh. Tangannya terkepal dengan hinaan dari Sarkan.
Samsul pun diusir dari rumah itu oleh Sarkan. Bahkan ia di dorong hingga keluar rumah. Suri hanya bisa menyaksikan sambil menangis.
"Aku tidak sudi punya menantu miskin sepertimu." Sarkan menuding jari kearah Samsul yang masih berdiri mematung didepan rumah.
Dengan langkah lesu, Samsul berbalik kembali ke rumah nya yang sangat sederhana.
Pekerjaan sehari-hari Samsul hanyalah sebagai kuli di desanya. Apapun akan ia kerjakan selama itu bisa menghasilkan uang.
Seperti angkat barang dan sebagainya. Sementara gadis yang ingin ia lamar adalah orang terkaya di desanya. Dan Sarkan hanya ingin menantu kaya.
Agar hidup mereka semakin terjamin, dan tidak akan malu karena punya menantu kaya.
Samsul tiba di rumah, ia duduk disisi tempat tidur usang yang terbuat dari bambu. Dan dialasi kasur tipis yang juga sudah usang.
Samsul berbaring dengan tangan di kening. Ia memikirkan bagaimana caranya bisa menjadi orang kaya?
Dalam keadaan kalut, Samsul tidak juga menemukan solusinya. "Apa aku harus pergi dari desa ini?" gumamnya.
Samsul pun menjadi dilema saat ini, yang pastinya dia tidak ingin meninggalkan kekasih nya itu. Namun ia juga harus berjuang agar bisa setara atau lebih kaya agar bisa diterima.
Samsul sangat bingung ketika ini, hingga tidak sadar matanya mulai meredup dan tertidur.
"Hahaha ... hahaha. Kau ingin kaya, datanglah kepadaku!"
"Siapa kamu?" tanya Samsul. Karena ia tidak melihat sosok dari suara itu.
"Datanglah padaku ... datanglah padaku, maka kau akan menjadi cepat kaya. Hahaha ... hahaha." Tawa itu pun semakin menggema.
"Siapa kau? Bagaimana caranya aku bisa menjadi kaya?" tanya Samsul dengan berteriak.
"Temui Mbah Sukmo, dia yang akan membantumu," jawab suara itu. Kemudian menghilang.
"Hah ... hah ... hah, ternyata mimpi," gumam Samsul. "Mbah Sukmo, siapa?" batinnya.
Samsul terus merenung, ia tidak tidak tahu arti dari mimpi tersebut. Namun tidak ada salahnya untuk mencoba. Begitulah pemikiran Samsul.
Dia tidak peduli, yang penting dia bisa menjadi orang kaya. Dengan cara apapun itu. Samsul tidak menyadari, jika itu adalah jebakan setan untuk menjeratnya. Samsul bangun dari tidurnya.
Dilihatnya di luar ternyata sudah mulai gelap, karena hari mulai malam. Suara jangkrik pun terdengar sahut-sahutan disamping rumahnya itu.
Saat ingin makan pun, Samsul terus kepikiran tentang mimpi tersebut. "Mbah Sukmo, siapa?" gumamnya lagi.
Karena mimpi itu, Samsul pun mulai merasa tidak tenang. Setelah makan iapun kembali kekamarnya. Bahkan sholatnya pun ia tinggal.
Padahal sebelumnya ia sangat rajin sholat. Namun tipu daya setan ternyata sangat ampuh.
Keesokan harinya, Samsul kembali menemui orang tua Suri. Dengan harapan ia bisa diterima dan orang tua Suri akan berubah pikiran.
Namun yang ia dapatkan hanyalah hinaan dan perlakuan yang sama dari kedua orang tua kekasihnya itu.
Suri hanya bisa menangis tanpa bisa berbuat apa-apa. Karena ia juga tidak berdaya melawan kehendak kedua orang tuanya.
Samsul pun kembali ke rumahnya, dengan perasaan lesu. Bahkan saat orang-orang bertanya pun tidak digubris nya.
"Kenapa tuh anak? Biasanya sangat ramah dan sopan," tanya salah satu warga.
"Mungkin ditolak, karena kemarin ia ingin melamar anaknya Pak Sarkan," jawab wanita itu yang kemarin bertemu Samsul.
"Kasihan ya, padahal dia anak baik," ucap yang lain.
"Ya begitulah, jika tidak kaya maka jangan coba-coba untuk melamar anak gadisnya," kata wanita itu.
Mereka jadi bergosip sesama sendiri. Ya sudah biasa seperti itu jika sudah kumpul-kumpul. Pasti ada saja yang mereka bicarakan.
Samsul masuk ke dalam rumah dengan tidak bersemangat. Sebenarnya bukan baru kali ini dia dihina.
Namun karena cintanya terbalas, jadi Samsul nekat untuk melamar. Karena menurutnya, cinta bisa membuat mereka bahagia.
Harta? Soal itu bisa dicari bersama-sama, begitulah pemikiran Samsul yang ingin melamar gadis di desanya itu.
Samsul duduk dikursi yang juga terbuat dari bambu, ia menyandarkan tubuhnya disandaran kursi. Samsul menengadah keatas atap rumah.
Tiba-tiba, matanya mulai meredup dan mulai mengantuk yang tidak bisa ditahan lagi. Samsul pun akhirnya tertidur.
Mimpi yang sama, dan suara tawa yang menggema pun sama dengan mimpi sebelumnya.
Bedanya kali ini, Samsul seperti dituntun kesuatu tempat. Tempat yang terasa asing bagi Samsul.
"Dimana ini? Aku tidak mengenal tempat ini," gumamnya.
Samsul terus berjalan, hingga ia menemukan sebuah rumah yang terletak dipinggir hutan. Samsul mengamati sekitar rumah tersebut.
"Tempat apa ini?" gumamnya.
Saat ingin masuk, tiba-tiba rumah itu menghilang. Samsul pun terbangun, dan merenung kembali maksud dari mimpi itu.
"Rumah siapa ya?" gumam Samsul.
Samsul menoleh kearah luar, ternyata hari mulai gelap. Mimpi yang sama, di jam yang sama.
"Aku yakin ini bukan kebetulan, setiap menjelang Maghrib aku selalu bermimpi seperti itu," gumam Samsul.
Samsul hendak sholat, namun seperti ada yang menghalangi niatnya. Berkali-kali ia salah dan tidak konsentrasi.
Akhirnya Samsul tidak jadi untuk sholat. Lagi-lagi Samsul melalaikan kewajiban nya karena merasa ada yang menghalanginya untuk sholat.
Setelah selesai makan, Samsul berjalan keluar rumah. Samsul melihat sekelebat bayangan hitam melintas.
Samsul mengikuti bayangan itu, samar-samar bayangan hitam itu seperti menuntunnya ke suatu tempat.
...
Hai para readers semuanya, aku mencoba menulis cerita ber-genre horor. Hanya ingin coba-coba, untuk mengalihkan sedikit perhatian dari kisah cinta romantis. Hehehe.
Kalau berkenan mampir ya, dan novel ini akan aku ikutkan pada lomba YAAW season 2.
Mohon dukungan kalian semua. Aku ikut lomba, kalah menang urusan belakangan, setidaknya sudah mencoba.
Lomba ini saingannya berat, karena banyak author yang sudah profesional, lebih tepatnya senior. Juga ikut lomba ini.
Baca yuk jika berkenan, jika suka lanjut, jika tidak suka boleh di skip. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
karena judulnya menarik, aku mampir min/Proud/
2024-09-03
1
FiaNasa
aq mampir thor
2024-06-24
2
Mumun Vira
niii q mampir thoor
2024-06-12
1