Kupu-kupu Malam Tapi Perawan

"Plak"

Rayyan mengusap pipinya yang tanpa sengaja di tampar Aurora, saat Aurora mengubah posisi tidurnya.

"Issh.. bahkan saat tidur pun dia menampar aku. Jika saja dia tidak sakit, sudah aku terkam dia,"gerutu Rayyan seraya mengusap pipinya yang di tampar Aurora tadi.

Rayyan beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Pria itu keluar dari mandi dengan hanya menggunakan celana boxer saja. Kemudian pria itu naik ke atas ranjang, memeluk Aurora yang seperti kepompong.

Keesokan harinya, Aurora mulai terbangun dari tidurnya.

"Nyaman sekali,"gumam Aurora lirih mengeratkan pelukannya pada gulingnya.

Namun beberapa detik kemudian, Aurora nampak mengingat sesuatu.

"𝙏𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪! 𝘽𝙪𝙠𝙖𝙣𝙠𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙩𝙞𝙙𝙪𝙧 𝙙𝙞 𝙨𝙤𝙛𝙖 𝙙𝙞 𝙠𝙖𝙢𝙖𝙧 𝙞𝙗𝙡𝙞𝙨 𝙢𝙚𝙨𝙪𝙢 𝙞𝙩𝙪? 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙖𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙚𝙡𝙪𝙠 𝙜𝙪𝙡𝙞𝙣𝙜? 𝘿𝙖𝙣 𝙜𝙪𝙡𝙞𝙣𝙜 𝙞𝙣𝙞... 𝙖𝙧𝙤𝙢𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙢 𝙙𝙖𝙣 𝙟𝙪𝙜𝙖... 𝙧𝙖𝙨𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙗𝙚𝙨𝙖𝙧 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙪𝙠𝙪𝙧𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖,"gumam Aurora dalam hati.

Dengan jantung yang berdegup kencang, Aurora membuka matanya secara perlahan. Aurora membulatkan matanya saat menyadari bahwa yang ada di depannya, yang sedang dipeluknya adalah tubuh seseorang pria yang juga sedang memeluknya. Baru saja Aurora ingin beranjak dari tempatnya berbaring, suara dering handphone di atas nakas membuat Rayyan terbangun.

Aurora memilih pura-pura masih tidur. Terlalu malu rasanya menyadari dirinya telah memeluk Rayyan. Perlahan Rayyan melepaskan pelukannya pada Aurora dan juga pelukan Aurora. Pria itu meraih handphonenya di atas nakas. Menerima panggilan masuk dari Andi seraya beranjak dari tempatnya berbaring.

"Hum,"sahut Rayyan.

"'Tuan, kita harus segera berangkat. Kalau tidak, kita akan terlambat untuk menghadiri meeting,"ucap Andi dari sambungan telepon.

"Hum, tunggu aku sebentar,"sahut Rayyan meletakkan handphonenya dan bergegas ke kamar mandi.

"Astagoee.. jadi semalaman aku tidur dengan iblis mesum itu? Bodohnya aku! Kenapa begitu nyenyak tidur dalam dekapannya?"gerutu Aurora setelah Rayyan masuk ke dalam kamar mandi.

Tidak lama kemudian, Rayyan keluar dari dalam kamar mandi dan berjalan ke arah walk-in closet. Beberapa menit kemudian, pria itu keluar dari dalam walk-in closet.

"Dia belum bangun juga? Nyenyak juga dia tidur,"gumam Rayyan sambil berjalan menghampiri Aurora yang pura-pura tidur.

"Cup"

Rayyan mengecup bibir Aurora sekilas, lalu berjalan meninggalkan kamarnya. Sedangkan Aurora yang pura-pura tidur berusaha tetap pura-pura tidur, walaupun terkejut saat merasa bibirnya di kecup.

"Ceklek "

"Ceklek"

Aurora mendengar suara pintu kamar itu di buka dan ditutup. Merasa Rayyan sudah keluar Aurora pun membuka matanya.

"Dia mencium aku? Dasar iblis mesum sialan! Beraninya dia mencuri ciuman dari aku! Jangan-jangan bukan cuma sekali ini dia melakukan ini padaku? Dasar mesum!"umpat Aurora bersungut-sungut seraya mengusap bibirnya yang tadi di kecup Rayyan.

***

Di kantor Aiden, Roni nampak meletakkan sebuah berkas di atas meja Aiden.

"Tu.. tu. tuan. I.. in.."

"Brak"

Aiden menggebrak mejanya seraya menatap Roni, memasang telinganya baik-baik.

"Ini berkas mengenai perempuan yang bernama Aurora yang anda minta,"ucap Roni dengan tempo cepat.

Aiden menghela napas panjang seraya meraih berkas yang diletakkan Roni barusan. Entah sudah berapa ribu kali Aiden menggebrak mejanya sendiri agar Roni bisa bicara lancar. Untung saja mejanya terbuat dari kayu jati yang sudah tua dan dikerjakan oleh pengerajin kayu asal Jepara. Tempat ibu kita Kartini dilahirkan. Perempuan yang memperjuangkan emansipasi wanita. Yang meninggal dalam usia yang relatif muda, yaitu 25 tahun.

Aiden membaca berkas yang diberikan Roni. Namun semakin membaca ke bawah, Aiden semakin mengernyitkan keningnya. Apalagi saat membaca di bagian akhir, Aiden nampak terkejut. Pria tampan itu langsung menatap Roni.

"Rayyan siapa yang menjadi suami Aurora?"tanya Aiden nampak serius.

"Ray.. Ray.. "

"Brak"

Aiden yang sangat penasaran kembali menggebrak meja kerjanya.

"Rayyan Nugroho sahabat anda,"ucap Roni dengan tempo cepat.

"Jadi, Aurora ini adalah pendatang di kota ini. Lulusan SMA. Pernah bekerja di beberapa tempat, tapi selalu berhenti karena selalu mendapatkan pelecehan. Akhirnya bekerja sebagai kupu-kupu malam. Sekitar tiga bulan yang lalu membuka kafe dan toko kue. Dan satu setengah minggu yang lalu menikah dengan Rayyan?"tanya Aiden.

"I.. iya.. tu..tuan,"sahut Roni mengangguk cepat dengan wajah serius.

"Kenapa Rayyan malah menikah dengan kupu-kupu malam? Tapi, aku merasa ada yang aneh dengan perempuan yang bernama Aurora ini,"gumam Aiden seraya memijit mijit dagunya sendiri dengan jari telunjuk dan jari jempolnya.

"A.. a. aneh ap.. apanya, tu..tuan?"tanya Roni penasaran. Roni merasa sudah menyelidiki perempuan yang bernama Aurora itu. Tapi nampaknya majikannya belum merasa puas.

"Atur jadwalku! Aku ingin bertemu dengan Rayyan!"titah Aiden.

"Ba.. ba..baik, tu.. tuan,"sahut Roni.

***

Suara dentuman musik yang diputar memenuhi ruangan yang dipenuhi berbagai macam orang itu. Ada yang sedang berjoget, ada yang sedang bermesraan, ada yang sedang menggoda lawan jenis, dan ada juga yang sedang mabuk.

Aiden duduk di depan meja bartender dengan cocktail yang baru saja diteguk nya. Malam ini, Aiden mengusir semua perempuan yang mendekatinya. Roni nampak mengawasi majikannya dari tempat yang tidak terlalu jauh seperti biasanya.

Tidak lama kemudian, Rayyan pun datang bersama Andi yang langsung duduk di dekat Roni. Sedangkan Rayyan menghampiri Aiden.

"Tu.. tu..tuan.."

"Plak"

Andi menepak punggung Roni.

"Tuan kamu sudah tidak waras menikah dengan kupu-kupu malam,"ucap Roni dengan tempo cepat.

"Diluar sana banyak yang mengaku masih gadis, tapi tidak lagi perawan. Nyonya ku berbeda. Biarpun berprofesi sebagai kupu-kupu malam, tapi nyonya masih perawan,"sahut Andi bangga.

"CK. Ma.. ma.."

"Plak "

Kali ini Andi memukul lengan Roni.

"Mana mungkin seorang kupu-kupu malam masih perawan!"ucap Roni cepat.

"Buktinya memang begitu. Sudah dua hari nyonya diam di rumah. Nyonya nggak bisa jalan gara-gara gawangnya baru dibobol oleh, Tuan,"sahut Andi penuh keyakinan.

"I..i..itu.."

"Plak"

Andi memukul lengan Roni.

"Itu bukan karena nyonya kamu masih perawan tapi karena tuan kamu sudah terlalu lama tidak main begituan jadi sekali main langsung bikin perempuan tepar,"ucap Roni tanpa titik dan koma. Pria kurus itu langsung menutup mulutnya sendiri.

"Itu berarti Tuan ku perkasa. Dan juga karena nyonya masih perawan,"sahut Andi bangga dan penuh keyakinan. Sedangkan Roni malah bergidik ngeri.

"Tu..tu.."

"Plak"

Andi memukul lengan Roni.

"Tuan kamu maniak!"cibir Roni.

"Sembarangan! Tuan kamu itu yang maniak. Tiap malam gonta-ganti pasangan,"sahut Andi tidak terima majikannya dijelek-jelekkan.

Rayyan duduk di sebelah Aiden, lalu memesan cocktail. Rayyan memang lebih suka minum cocktail dari pada minuman keras.

"Ada apa kamu ingin bertemu dengan aku?"tanya Rayyan setelah memesan cocktail.

"Apa benar kamu menikah dengan kupu-kupu malam yang terkenal di klub xx itu?"tanya Aiden to the poin.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued