Incaran Para Beatles

" Non alexa sini !! " panggil agus saat melihat alexa keluar dari rumahnya.

Alexa mengernyit, dia menatap heran agus yang menyuruhnya ke pos satpam. Seharusnya dia yang menghampiri alexa, bukannya alexa yang harus menghampirinya terlebih dahulu, namun karena rasa penasaran dia terpaksa menghampirinya.

" Ada apa pak ?? "

" Ada teman non diluar " bisik pak agus.

" T-teman ?? Serius ? " tanya alexa, dia takut jika ada yang menjemputnya sementara kedua kakaknya ada dirumah.

" Makanya itu non, bapak suruh non kesini. Ayo buruan keluar, biar bapak yang awasi dari dalam "

" Tumben baik, pasti bapak ada maunya kan ?? "

" Hehehe, rokok sebungkus aja non "

" Ini pak, cukup gak ?? "

" Alhamdulillah cukup banget non "

Mereka menyusun strategi, agus akan memantau atau mengalihkan perhatian kakak-kakak alexa, saat situasi mulai aman barulah alexa membuka pagar. Dia penasaran siapa yang menjemputnya, Karen dibenaknya tertulis dua nama yaitu edgar dan aksa.

" Pagii alexa " senyuman manis, ditambah lesung pipi seakan-akan alexa dihipnotis.

Siapa lagi kalau bukan edgar, alexa bergegas menghampiri edgar, mengambil helm ditangannya. Mereka tidak bisa berlama-lama disana takut kedua kakaknya keluar. Edgar mengernyit melihat alexa sudah duduk dibelakangnya.

" Buruan "

" Untuk apa ?? "

" Buruan pergi dari sini, gw gak mau kakak gw tau " desak alexa menepuk-nepuk pundak edgar.

Edgar terpaksa menghidupkan motornya lalu beranjak dari sana. Kelakuan alexa membuat edgar bingung, kenapa dia harus takut kakaknya tau. Edgar juga bukan laki-laki pengecut, dia siap bertemu kakak alexa untuk menjelaskan maksud dan tujuannya datang kerumahnya, untuk menjemput alexa agar bisa berangkat bersama ke sekolah.

" Lain kali kalau lo mau jemput gw bilang-bilang dulu yahh, jangan kayak tadi "

" Tadii itu gw gak sengaja lewat depan rumah lo, yaudah sekalian aja berangkat bareng. Soalnya rumah gw dikompleks sebelah "

Sebenarnya edgar tidak punya niatan berangkat bareng dengan alexa, karena tau resikonya besar. Aksa dan teman-temannya bisa saja mencegat jalan mereka, dan saat ini edgar malas bertengkar. Namun sudah terlanjut lewat rumah alexa, maka dia memutuskan menerima resiko itu. Bahkan dia berniat mengantarkan alexa hingga pintu gerbang sekolah agar semua orang heboh melihatnya.

" Oh gitu "

" Lo mau gak pulang, pergi bareng gw ?? Kebetulan rumah kita sejalan "

Alexa mungkin akan lebih hebat dari 50 % jika menerima tawaran itu. Namun dai tidak setuju, dia tidak mau mengambil resiko, kemarin dia bisa pulang bareng karena aksa tidak masuk sekolah.

" Gak perlu, gw bisa pergi dan pulang sendiri kok "

" Sayang bangett dongg, asal lo tau aja. Lo cewek pertama yang gw izinin naik kemotor ini "

Alexa tersenyum, dia memang suka jika berangkat dan pulang bareng edgar, namun resikonya sangat berat apalagi edgar adalah musuh bebuyutan aksa.

" Stopp !! Sampai sini aja garr please "

" Nanggung xaa "

Edgar mengabaikan permintaan alexa, dia terus melajukan motornya mendekati gerbang Elysia High School. Alexa mengutuk kelakuan edgar, sama saja edgar mengantarkanya ke depan pintu gerbang penuh masalah. Semua siswa-siswi yang melihatnya heboh, karena seorang siswi baru diantar oleh cowok sekolah sebelah. Alexa bergegas turun dan memberikan helm kepada edgar.

" Makasih yahh, lain kali gak perlu repot-repot lagi !! "

Alexa kesal karena dia yakin bahwa akan terjadi masalah untuk dirinya, tanpa permisi dia berlari masuk sekolahnya meninggalkan edgar.

Edgar menyeringai dia hanya membuat suasana panas. Siapa yang tidak mengenalinya, jaket kebanggaan Alaska melekat dengan gagah ditubuhnya. Anak-anak Beatles akan kepanasan melihat tingkah edgar yang berani mengantar siswi Elysia High School, babu aksa.

Semua pasang mata tertuju kepada alexa, mereka takjub melihat  keberanian alexa yang dekat dengan musuh terbesar penguasa Elysia High School. Selain itu baru kali ini mereka melihat edgar ngebonceng cewek.

" Duhh kira-kira gw bakal dalam masalah apa lagi yahh " alexa menggigit jarinya.

Meskipun terkenal galak tetap saja dia takut aksa marah, karena amarahnya sangat sulit dikendalikan. Alexa sengaja memilih jalan memutar, melewati parkiran anak beatles, untuk memastikan bahwa aksa dan kawan-kawan sudah datang atau belum. Feeling alexa benar, mereka sudah sampai duluan. Yang harus dilakukan alexa sekarang hanyalah menguatkan mentalnya untuk bertemu aksa, pertama dia tidak menantikan kedatangannya sesuai perjanjian, kedua berangkat bersama musuh bebuyutannya.

" Tenangg lo gak boleh takut, seorang alexa gak mungkin takut dengan siapapun, termasuk aksa "

Alexa berjalan menuju kelas, sesekali dia membalas sapaan yang tertuju padanya. Dia juga sengaja melewati kelas aksa, untuk memastikan bahwa dia ada disana atau tidak, namun dia tidak melihatnya.

" Mereka juga gak ada dikelas, apa jangan-jangan mereka lagi ngerencanain sesuatu terus gak mau sampai orang lain tau termasuk gw ? "

Langkahnya terhenti tepat diambang pintu kelas, dia kebingungan saat kelasnya kosong, lalu dia menatap jamnya. Tinggal 15 menit bel masuk berbunyi.

" Gw yang kepagian atau mereka yang gak masuk ??

Alexa menggaruk kepalanya karena kebingungan, karena tidak mau ambil pusing, akhirnya dia memutuskan untuk tetap masuk kedalam kelas, ternyata ada beberapa tas diatas bangku yang menandakan pemiliknya sudah datang.

" Perasaan gw kok gak enak yahh "

Mata alexa membuat saat melihat siapa yang masuk kedalam kelasnya, jantungnya berdebar kencang sebagai pertanda akan ada bahaya. Siswa yang dia cari keberadaannya itu kini dia datang sendiri ke hadapannya.

Prakkk !! Pintu kelas tertutup. Cowok itu melangkah menuju tempat duduk alexa, mata elangnya menyipit menatap tajam ke arah alexa, kedua rahangnya mengatup dengan keras, tangannya juga terkepal. Dia benar-benar marah melihat kelakuan alexa kali ini.

PRAKKKK !!! Pukulan keras yang ia tujukan ke meja berhasil membuat alexa terkejut.

" MAKSUD LO APAA HAH ??? "

" Lo baru datang kok tiba-tiba marah sih, seharusnya gw yang bilang gitu ke lo "

" Lo pikir gw gak tau, kemarin lo balik ama siapa ?? Dan lo dateng tadi dianterin ama siapa. Hebatttt !! " titahnya sembari menarik tangan alexa, memaksanya untuk berdiri.

" A-arghhh sakitt " alexa meringis kesakitan saat lengannya diremas kuat oleh aksa.

" Lo pikir lo siapa yang bisa permainkan gw seperti ini hah ?? " aksa terus membentak alexa, tidak peduli jika gadis itu kesakitan.

" Lepasin gw !! " bentak alexa mencoba melepas cengkraman dilengannya.

" Gw udah peringatin lo berkali-kali, tapi lo gak pernah peduli. Jadii jangan salahin gw kalau mulai sekarang gg buat hidup lo sengsara !! " aksa melepaskan cengkramannya lalu mendorong gadis itu dengan kuat sampai terjatuh.

Alexa mendelik tidak percaya bahwa aksa akan sekasar itu pada dirinya. Dia mencoba untuk kembali berdiri.

" Jangan mentang-mentang lo berkuasa dan lo bisa ngatur-ngatur kehidupan !! Lo pikir gw cewek apaan yang bisa lo tidak sesuka hati lo ?? Gw juga berhak untuk dekat dengan siapapun itu !!! "

Aksa berdecak dia tidak respect lagi dengan cewek pengkhianat seperti alexa, dia melangkah mendekati alexa, tangan besarnya langsung mengcengkram rahang bawah alexa, memaksa gadis itu menatap matanya.

" Memang benar gw penguasa disini, jadi semua harus berjalan dibawah kendali gw, jadi jika ada yang tidak ingin mematuhi peraturan siap-siap aja menderita ditangan gw "

Cengkraman itu membuat alexa kesulitan bernapas, tangannya tidak mampu menyingkirkan tangan aksa dari sana. Dengan terpaksa alexa menendang selangkangan aksa, dan membuat cowok itu mengerang kesakitan.

" SIALAN LOO !!! "

Alexa mengatur napasnya yang memburu, dia berlari menuju pintu masuk, keluar dari kelas dan meminta pertolongan dari guru. Sayangnya aksa tidak sendiri, ada regan dan zaidan didepan pintu kelas yang menjaga agar alexa tidak bisa melarikan diri.

" Lo udah kelewatan xaa " regan menahan tubuh alexa.

" Dikasih hati malah minta jantung lo !! Cewek seperti lo harus dikasih pelajaran supaya gak seenaknya sama kita " timpal zaidan.

" Lo bawa dia " perintah aksa, nasib baik alexa berakhir sampai disini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...