Hidden Baby Triplets Mr. Shane

Setelah menguasai dirinya dari keterkejutan kelakuan Shane yang menciumnya, Nabella melotot marah dengan tangan lihainya secepat kilat mencubit dalam-dalam pinggang Shane. Sebenarnya sih, Nabella ingin menamparnya namun ia tidak bisa melakukannya di depan penglihatan si kembar. Bisa-bisa, ciuman barusan berujung sia-sia dan besar kemungkinan para anak-anak tidak percaya drama kebohongan yang mereka lihat.

"Aku terpaksa melakukannya, jadi jangan sampai baper apalagi jatuh cinta," bisik Shane tanpa dosa.

Nabella menggertakkan giginya, pria ini sangat menyebalkan dan sangat terdengar angkuh setiap kata-katanya. Ujian nya sudah sangat berat selama ini, tapi bisa-bisa nya dipertemukan orang seperti Shane.

"Jatuh cinta? Oh, itu akan terjadi jika otak saya pindah ke dengkul," balas bisik Nabella.

Tanpa mereka sadari, si kembar kini muncul dari persembunyiannya dengan Edgar berlari mengambil arah lain dari Lucas dan Elzan. Mereka masih tidak mau muncul bersama karena belum yakin dengan persetujuan Shane dan Nabella. Apalagi, Edgar berencana mengurus Zoya. Para bocah nakal-nakal genius itu ingin tau peran Zoya sebenarnya apa selama ini?

"MOMMY, AYO PULANG!" teriak Elzan dalam lari kencang sembari berpegangan tangan dengan Lucas.

Lantas, Nabella mengabaikan Shane. Buru-buru menyusul si kembar di antara kesibukan Shane yang celingukan mencari keberadaan Edgar. Itu dia orangnya.

"Lucas! Tunggu Daddy!" teriak nya seraya berlari menyusul.

Hap... kerah baju belakang Edgar ditahan dengan mudah oleh tangan besar Shane.

Edgar yang merasa bersalah, memiringkan kepalanya, mendongak ke Shane. "Hehehe..." Bocah itu cengengesan sok polos.

Seram sekali raut wajah Shane yang kelam-kelam kecut. Celaka ini mah, pasti diomelin.

"Daddy pastikan, kau tidak akan bisa keluar rumah lagi dengan bebas dan sesukamu!"

Tuh kan, dimarahi.

"Bagaimana coba kalau tadi bertemu dengan orang jahat di jalan. Mau disate daging mu, hah?"

Edgar menunduk dalam. Ia tahu, Daddy nya ngomel karena mencemaskannya.

"Maaf, Dad," kata Edgar dengan nada pelan penuh rasa salah. Kalau menyesal sih, tidak ada di hati Edgar.

Mendengar kata sakral itu, Shane berujung luluh. "Jangan diulangi. Kabur bukan solusi dari masalah, paham?'

Edgar mengangguk. "Ingkar juga bukan cerminan dari pria sejati kan, Dad?" tanya Edgar ambigu. Bodohnya, Shane mengangguk tanpa berpikir.

"Berarti janji Daddy yang akan menjadikan Mommy temanku tadi tidak akan diingaki Daddy kan?"

Shiit, Shane mengumpat keras dalam hati. Anaknya pintar sekali menjebak. Dasar keturunan Zoya, rutuknya yang teringat masa lalu.

"Ayo pulang!" Shane mengelak dari tuntutan jawaban pertanyaan Edgar.

"Daddy, di jawab dulu."

Shane diam seribu bahasa membuat Edgar cemberut monyong-monyong di antara langkah lunglai nya mengikuti jalan Shane.

***

"Mommy masih marah?" tanya Lucas merayu di dalam kamar Nabella.

Nabella melengos ke arah lemari. "Iya," jawabnya sedikit ketus. Ia yang tidak mau si kembar mengulangi kesalahan kedua dengan cara pergi tanpa izin, mau tak mau harus tegas.

"Kan kami sudah minta maaf, Mom." Kali ini, Elzan yang bersuara.

Nabella langsung membalik tubuhnya ke belakang, di mana Elzan dan Lucas saling berjejer rapih. "Ini bukan soal kata maaf, terus kelar perkara. Apa kalian tidak mengerti Mommy, Nak? Di sini..." Nabella menekan dadanya. "Terasa susah berdetak normal mengetahui kalian tidak ada di rumah."

Seperti sepasang penjahat, si kembar menunduk dalam. Mereka tersentuh dengan kalimat Nabella yang sirat dengan penuh kasih pada mereka.

"Iya, Mom. Kami salah. Hukum kami tak apa. Tapi jangan mendiami kami," pasrah Elzan.

"Ini, Mom." Lucas menjulurkan kedua telapak tangannya. "Di pukul pakai sapu atau kayu pun tak apa sebagai hukuman kami." Ia sudah biasa mendapat kekerasan dari Zoya, jadi baginya itu kesakitan yang tidak ada arti.

Sejenak Nabella mematung. Sejurus menggeleng dengan hati yang terenyuh. "Mommy yang mengandung dan melahirkan kalian dengan penuh perjuangan, tidak mungkin Mommy tega melukai kalian. Hukuman macam apa itu?" gerutu Nabella di akhir kalimatnya. "Hukumannya, malam ini tidak ada dongeng, belaian sayang dan rutinas lainnya sebelum tidur dari Mommy."

Yaakh, padahal, Lucas sangat nyaman dengan ritual itu yang seumur-umur tidak pernah di dapatkan dari Zoya.

"Iya deh, Mom," pasrah Elzan.

"Kalau sudah tidak marah lagi, bilang-bilang ya, Mom?"

Hufft, mau marah lama-lama pun, Nabella tidak kuasa mendengar suara memelas terakhir Edgar palsu. Tapi, sekali lagi ia berpikir untuk sedikit memberi efek jera sebagai pembelajaran ke depannya.

"Ayo keluar," bisik Elzan karena Mommy nya ini kembali menghadap ke lemari.

"Hem..." Lemas Lucas mengangguk. "Mom, kami permisi ya. Love you," rayu Lucas yang membuat Nabella luluh dalam diamnya.

***

"Setiap sudut rumah, kembali di-setting penjagaannya. Harus benar benar ketat. Saya tidak mau kalian kecolongan lagi seperti hari ini."

"Dasar Daddy tukang marah-marah," lirih Edgar mencibir yang saat ini, Shane sedang berdiri di depan para pekerja rumah.

Jadi nya, kan, nanti ia harus bekerja ekstra untuk bisa keluar dari rumah tanpa diketahui penjaga.

Biarin lah Daddy nya itu, Edgar yang letih, memilih masuk ke dalam rumah yang tadinya sibuk mengintip di balik pintu yang terbuka lebar.

"Katanya kabur? Kenapa harus balik lagi?"

"Yaakh, Mommy membuat jantung ku mau copot." Edgar memegang dadanya kaget, ulah Zoya yang ujug-ujug nya menarik masuk ke dalam kamar wanita itu.

"Dari mana?" tanya Zoya, sudah seperti polisi.

Edgar tersenyum demon. "Habis bertemu Mommy Nabella."

Deg...

Mendengar itu, Zoya sampai mundur selangkah tanpa sadar.

"Mo-mommy siapa?"

"Mommy kandungku!"

Zoya kian kena mental dengan jawaban enteng Edgar.

"Kau berbicara ngawur __"

"Kau bukan Mommy kandungku!" Serga Edgar cepat.

Wajah Zoya tiba tiba berkeringat dingin di antara kamar yang ber-AC. Bocah ini kenapa bisa tau semuanya? "Jangan-jangan, kau bukan Lu-lucas?"

"Hehehe..." Edgar cengengesan jahil. Itulah yang ingin didengar oleh Edgar karena ingin menjebak Zoya. Sekarang, Edgar benar benar yakin kalau Zoya bukan Mommy kandung nya. Nabella lah orang nya.

"K-kau __" Zoya sampai membekap panik mulutnya.

"Bagaimana, Mommy eh bibi Zoya, mau jujur ke Daddy sendiri atau harus aku yang membongkar nya?"

Zoya tidak percaya ini, seorang anak kecil dengan begitu mudah mengancam nya.