NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kurang Cantik?

“Kena kau, Viona.” Leo membatin dan gantian dia yang menyeringai. “Astaga, Viona. Aku tidak menyangka ternyata pikiranmu sangat buruk tentang orang lain.” Dia memasang ekpresi sedih sementara Viona sukses dikejutkan, tidak menyangka Leo bisa berakting tak kalah bagus darinya.

“A-apa—“

Leo menyela, “Nenek, perempuan itu bernama Bianca Anulika.” Leo tersenyum manis sebagai jeda singkat. “Aku sangat ingin mengenalkannya padamu. Dia perempuan yang sangat manis dan baik. Sebenarnya akhir-akhir ini keadaannya tidak terlalu bagus.”

Ekpresi cemas di wajah Leo berhasil mendapatkan perhatian, Via bertanya, “dia adalah temanmu? Apa yang terjadi?”

“Bianca baru tiga bulan menikah dan pernikahannya berantakkan karena suaminya memperlakukan dia dengan buruk. Suaminya bahkan mengusirnya dari rumah. Bianca sangat ingin bercerai tapi suaminya menolak atas saran dari seseorang. Mereka ingin Bianca menderita.”

“Yaampun …” Eva pun ikut bereaksi. “Bila dia tidak mau menerima istrinya lagi, seharusnya ceraikan saja. Untuk apa juga seseorang ikut campur urusan rumah tangga mereka dan menyulitkan istrinya.”

Viona mengigit pipi bagian dalam dan mengepal erat tangan di bawah meja. Reaksi marahnya yang tertahan membuat Leo merasa puas. Leo melihat kesempatan untuk menyingggung nama Bianca dan tentu tidak akan dia sia-siakan. Melihat reaksi kasihan Eva dan Via, sepertinya Leo tidak melakukan kesalahan.

Leo menghela nafas sembari memejam mata sebentar. “Bianca adalah teman yang baik, Nenek. Aku kasihan padanya karena dia sangat sedih akhir-akhir ini. Aku berpikiran untuk menghiburnya, mungkin kalian akan menjadi teman bercerita yang baik untuknya. Bagaimana jika aku mengajaknya bertemu kalian?”

Leo berusaha terlalu keras dan mengakhiri kalimatnya dengan kekehan kecil. Tak dia sangka Via akan menerimanya, dia berkata, “tentu. Aku tidak pernah melihatmu begitu semangat membicarakan seseorang. Kau boleh mengajaknya kemari dan mungkin aku bisa membantunya.”

“Kau adalah yang terbaik, Nenek!” Leo beranjak dari duduk dan memutari meja untuk memeluk sang nenek. Dia mengecup pipinya, “terima kasih karena sudah berbaik hati. Aku janji kau pasti menyukai Bianca. Dia benar-benar adalah perempuan yang manis.” Leo terlihat sangat bersemangat selayaknya anak kecil. Sikapnya yang menjadi hangat pun membuat Via merasa senang.

Mereka sibuk tersenyum sementara emosi Viona semakin menggebu. Amarahnya bagaikan percikan api, menyebabkan tubuhnya memanas.

Pukul sembilan malam. Bianca sudah dua jam menunggu di ruang tamu dan sesekali mencuri pandang pada layar hp yang masih gelap. Nol pesan dan nol panggilan dari Gavin.

“Jangan-jangan dia memblokir aku?” duga Bianca, itu membuatnya jelas mengapa pesannya sedari awal dirinya keluar dari rumah tidak pernah sekalipun centang dua alias berhasil dikirim.

“Gavin …” Bianca memijit kepalanya yang terasa berat. “Bukan hanya tidak percaya, kau bahkan tidak mau mendengarkan aku? Apa yang sudah kita lalui selama lima tahun terakhir ini?”

Gavin percaya pada Leo bahwa Leo dan Bianca berselingkuh, tapi mengapa dia tak percaya pada Bianca yang berusaha mengoreksi kebohongan itu? “Selalu seperti itu …” Ekpresi Bianca lirih. “Tidak pernah sekalipun kau mau mendengar—“ suara bel rumah menyita fokus Bianca.

“Gavin?” Dugaan itu membuatnya buru-buru membuka pintu. Ekpresi wajahnya berubah kecewa di saat dia melihat siapa sang tamu. “Ian,” sebutnya dengan suara yang lebih kecil.

Ian memamerkan kotak catur yang diangkat setinggi wajah, berkata, “Leo memintaku menemanimu karena takut kau akan bosan sendirian di rumah.” Pertama, Leo sudah memintanya dari dua jam yang lalu dan Ian baru sempat melakukannya sekarang. Kedua, hubungan pertemanan Ian dan Bianca tidak terlalu bagus tapi dia tidak menolak karena terlalu malas melakukannya.

“Aku tidak mau bermain catur,” tolak Bianca segera. Kemudian, dia terdiam memikirkan ide lain. “Bagaimana kalau kau bantu aku?” tanyanya tiba-tiba. “Kau tahu di mana Gavin saat ini? Aku perlu bertemu dengannya.”

Seperti yang telah dikatakan. Hubungan Bianca dan Ian tidak begitu bagus, bahkan mereka hampir tidak pernah berbicara atau menyapa setiap kali bertemu dan itu berlangsung selama lima tahun. Bianca dapat menerimanya kalau Ian menolak, tapi dia malah dengan mudah menjawab, “oke.”

“Oke?” Bianca tak sengaja mengulang. “Semudah itu? Aku pikir Leo memintamu kemari agar aku tidak kabur?”

Ian menggeleng penuh kritik sebelum mengulang, “sepertinya kau kurang mendengarkan. Jelas-jelas aku berkata Leo memintaku kemari agar kau tidak bosan sendirian. Kau juga tidak terlihat seperti orang yang pandai bermain catur, jadi sebaiknya aku melakukan apa yang kau mau agar kau tidak bosan.”

Bianca terlalu banyak terdiam, masih tidak menyangka akan semudah itu meminta bantuan Ian. “Kau tahu apa yang terjadi di antara kami?”

“Aku tidak peduli,” jawab pemuda itu singkat, padat dan jelas.

“Bagus!” Bianca sudah terlalu banyak membuang waktu. Dia menutup pintu dan buru-buru bergerak. “Kalau begitu ayo!”

Sementara itu di luar perkarangan mansion milik keluarga Evano. Viona dan Leo saling berhadapan, seringai memuakkan dan amarah saling beradu. Viona menjadi orang pertama yang berbicara, “dengan siapa kau berkelahi sampai babak belur?”

“Siapa lagi kalau bukan sekutumu?” Leo tidak menjawab karena berpikir Viona mencemaskannya, sebaliknya, dia yakin Viona hanya berbasa-basi.

“Antar aku pulang,” Viona mengalihkan perhatian tapi Leo bahkan tidak mendengarkan. Dia merogoh keluar hp dari saku celana dan menjauh beberapa langkah untuk melakukan panggilan telepon.

“Ian,” panggil Leo setelah panggilan terhubung. Dia memasuki mobil dan meninggalkan Viona begitu saja. Perempuan itu sampai melonggo, tidak menyangka bagaimana bisa pria normal mengabaikannya semudah menjentik tangan. Apa dirinya kurang cantik atau kurang menarik? Mungkin kurang sempurna?

“Tidak mungkin!” Viona yakin itu mustahil. Semua pria akan bertekuk lutut di hadapannya hanya karena satu senyuman tapi mengapa Leo bukan hanya tidak tertarik tapi melirik pun tidak mau? “Apa bagusnya perempuan jalang itu dibanding aku?”

Viona mengembus nafas sebelum melakukan panggilan telepon. Setelah terhubung, dia langsung berbicara, “temui aku sekarang juga.”

Kembali pada Leo yang berhenti di bawah lampu merah. “Kau apa, Andrian Anzar?” Nada bicanya marah. “Aku memintamu menemaninya bukan mengantarnya ke Gavin!”

Di seberang sana, Ian acuh tak acuh merespon, “dia bosan dan tidak mau bermain catur.”

Leo menarik nafas panjang, tidak bisa menyalahkan Ian sepenuhnya karena memang dirinya tidak menegaskan bahwa Bianca tidak boleh menemui Gavin. “Aku dalam perjalanan. Antar Bianca pulang sekarang juga!”

“Bagaimana ini? Kau terlambat satu menit. Kami sudah sampai dan dia sudah masuk ke dalam club.”

“Kau benar-benar!” Emosi Leo terpancing. Dia menancap gas dan tiba-tiba memutar setir membuat beberapa mobil di belakangnya hampir saja menabrak. Leo berseru, “sampai rencanaku berantakkan karena hal ini. Aku benar-benar akan mencekikmu, Andrian!” Leo mematikan panggilan secara sepihak setelahnya dan mengebut.

Sementara itu, Bianca sudah mencari di mana-mana hingga gendang telinganya pun seperti akan segera pecah dibuat hentakkan bass, tapi Gavin tidak terlihat di mana pun.

Gavin tidak ada di meja bartender seperti kata Ian dikarenakan dia pergi setelah mendapat panggilan telepon.

Rumah Viona merupakan tujuan Gavin. Dia masuk setelah mengetuk pintu sebentar dan menatap Viona yang sudah menunggu di ruang tamu. Gavin menghampiri dan berdiri di depannya sebelum bertanya, “mengapa kau tiba-tiba ingin bertemu?”

Bukan jawaban yang Gavin terima, tapi tamparan keras di pipi kirinya. Kosong rumah besar itu menyebabkan suara pukulan terdengar menggema. Viona berbicara, “kau tahu betapa beharga wajah seorang konglomerat?” Sorot matanya memicing tajam dan terkesan merendahkan. “Berani sekali kau menyakiti Leo!”

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!