Hallo selamat datang di karya terbaru aku...
Almeria givanda panggil saja giva seorang wanita cantik yang memiliki karir cukup baik sebagai salah satu manager disebuah perusahaan, karena kerja kerasnya akhirnya dia diangkat menjadi sekertaris sang CEO Giovanni Daniel.
Namun dalam urusan percintaan Giva tidak semulus karirnya karena harus berhadapan dengan pasangan yang cukup cuek dan egosi.
Mari kita lanjutkan cerita kehidupan fiksi ini dengan bijak dalam mengambil setiap keputusan dalam proses kehidupan yang dijalani 💐💐💐
happy reading ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 22
Tentang sebuah luka dan kesedihan bukankah sesuatu hal yang sangat sulit untuk disembuhkan? Giva sebuah luka yang kamu rasakan saat ini bukanlah sesuatu hal yang sangat mudah untuk dilawan namun sebuah ketidakadilan yang harus diterima.
" Sepertinya aku melewatkan sesuatu" suara Fany yang ternyata sudah memperhatikan kejadian ini sejak tadi tidak lagi bisa menahan emosinya.
" Heh kamu ya gausah sok mau membela sahabat murahan kamu itu, lihat bagaimana kondisi kak Dandy sekarang akibat sahabat munafik mu itu cih mentang-mentang sudah menjadi kekasih kak gio seenaknya saja dia berbuat semaunya" kini Stella yang menjawab ucapan Fany dengan penuh emosi.
" Dandy lo tau perasaan Tante Siska gimana kalau sampe tau anak kesayangannya menyakiti hati perempuan yang sebenarnya atas kesalahan dirinya sendiri, Lo itu laki ya Dandy keluarga kita tidak pernah diajarkan untuk merendahkan martabat seorang perempuan karena kami lahir dari seorang perempuan jangan sampe lo nyesel atas ucapan yang seharusnya ga lo ucapkan gue kecewa" Fandy yang kini beralih menatap tajam sang sepupu dihadapannya ingin rasanya kepalan tangannya menyentuh wajah sang sepupu namun ia masih ingat bahwa semua bisa dibicarakan dengan baik demi menjaga kenyamanan pengunjung lainnya.
" Sorry bang gue kelepasan tadi, seandainya lo ada diposisi gue pasti lo bakalan ngelakuin hal yang sama" kini Dandy berani membuka suaranya dengan tatapan masih menunduk.
" jangan samakan gue dengan lo yang pengecut Dandy, gue udah bisa menyelesaikan masalah sendiri gue engga egois dan gue masih bisa menghargai apapun itu sedangkan Lo? Apa perlu gue jelasin disini? Gue harap ini adalah kebodohan terakhir yang lo lakuin ga akan ada lagi kebodohan lainnya Dandy segera bereskan masalah ini sebelum om Bram dan Tante Siska tau apalagi kalau gio udah turun tangan gue ga bisa ikut campur karena ini memang sudah kelewat batas. Lo ga berhak menghakimi keadaan siapapun apalagi giva yang Udah ga ada hubungan apapun sama Lo, paham sampai sini?" Fandy menghembuskan nafas kasarnya memejamkan kedua matanya menurunkan segala emosi yang saat ini mulai naik.
" Bang Fandy kenapa jadi belain giva sih dia udah ngasih apa sama kalian sampai-sampai kalian malah seenaknya menyalahkan kak Dandy, yang keluarga bang Fandy tuh giva apa kak Dandy sih heran udah sayang kamu masih punya aku, mami, papi, dan kak Nindy jangan bersedih ya" Stella masih saja ikut campur dengan obrolan yang cukup tegang ini.
" Lo diem Stella anak manja yang selalu ingin diikuti kemauannya tau apa kamu? Tidak semua yang kalian mau harus diikuti, silahkan berpikir jangan hanya bisanya menghamburkan uang dan merengek saja malu sama anak ayam yang sudah mampu mencari makan tanpa disuapi induknya" Fandy menatap tajam Stella sudah jengah dengan perilaku Stella yang tidak ada habisnya selalu memancing keributan saja dimanapun.
" Dandy sebagai teman gue kecewa sama Lo selama ini kurang sabar apa giva sama kelakuan lo, sampai terakhir dia tau hubungan lo sama Stella padahal selama seminggu oh engga selama 2 tahun kalian pacaran lo sering banget tanpa kabar menghilang Dateng lagi apa giva pernah maki-maki Lo dihadapan umum? Apa giva pernah menuntut lo jadi apa yang dia mau? tolong otaknya digunakan dengan baik Dandy sampai hari ini Giva ga ngelakuin apapun yang bikin hubungan kalian rusuh, justru kalianlah yang sibuk ngurusin dan nyakitin giva sadar Dandy sadar lo perlu masuk rumah sakit dulu apa buat sadar atas sikap lo itu hahh? capek gue ngomong sama kalian" Fany yang sudah kehabisan kata dan energi memilih untuk menarik lengan Fandy pergi dari resto meninggalkan Stella dan Dandy yang masih bertahan dengan posisinya.
---------------
" Kak gio disini ternyata sejuk yaa aku ga pernah loh ke sini hahaha selama 3 tahun kerja disini kemana aja yah aku" kini giva dan gio berada di rooftop gedung perusahaan, terlihat wajah giva yang sudah mulai kembali normal.
" Kamu kebanyakan diem diruangan sayang" gio kini sedang merapihkan rambut giva dengan sebuah kunciran rambut ditangannya.
Aku tau giva luka kamu terlalu dalam untuk menyembuhkan saja terasa sangat sulit tapi aku janji akan terus menemani kamu melalui semuanya.
" Kak lucu banget kuncirannya beli dimana?"
Tess air mata giva luruh padahal ia sedang berbicara dengan tenang dan santai tidak ada guratan kesedihan diwajahnya namun air mata itu terus luruh tanpa ingin berhenti.
Buggghhhhh
Tanpa kata gio langsung memeluk erat tubuh sang kekasih, ia tahu bahwa luka yang ada ditubuh dan mental sang kekasih terlalu dalam dan karena ucapan sang adik kini giva kembali merasakan sedihnya.
" Kak maaf yaa aku banyak lukanya kalau Kaka ragu Kaka boleh menyerah dari sekarang sebelum terlalu jauh bahkan aku takut kalau pada akhirnya aku harus bergantung sama Kaka" suara getaran dibibir giva begitu terasa sangat menyakitkan dihati gio.
" Sayang luka bisa disembuhkan aku akan terus menemani kamu kita sembuhkan bareng-bareng yaa biar kamu engga capek biar kamu engga berat mau kan?" giva mengangguk pelan entah mengapa ia begitu percaya dengan mudahnya kepada gio padahal selama ini ia hanya percaya kepada Fany, Rio sang kakak, lucky sang ayah dan Sarah sang mama sambungnya itupun hanya sekedar saja yang lebih tau adalah dr. Indah dokter psikologi yang selalu menemani giva selama ini.
" Sayang kamu bisa pulang sama aku kapanpun kamu butuh, kamu bisa jadi diri kamu sendiri kamu perempuan pasti punya sisi manja dan lemah tolong jadikan aku sebagai penopang untuk kamu bersandar ketika kaki kamu mulai lelah berdiri ya, jadikan aku sahabat ketika kamu butuh cerita apapun itu akan aku dengarkan dan tentang apapun itu, peluk aku ketika banyak kerinduan yang sedang melanda hati kamu" mendengar ucapan gio giva mendongkak kepalanya menatap wajah tampan sang kekasih.
" Sayang terimakasih ya sudah bertahan dan berjuang sejauh ini, terimakasih karena kamu tetap menjaga emosi kamu walaupun itu pasti sangat melelahkan tapi kamu sudah bertahan sejauh ini, terimakasih disaat kamu jatuh kamu masih bisa mengontrol diri untuk tidak menyakiti diri kamus sedikit pun terimakasih sudah bertahan sampai saat ini kamu tahu berapa beruntungnya aku memiliki kamu, aku tau semua aku sudah memperhatikan kamu sejak pertama kita bertemu aku tau semua tentang kamu aku tau kapan saja jadwal kamu bertemu dr. Indah gimana kalau weekend ini kita ketemu dr. Indah udah lama juga kan terkahir kamu bertemu Minggu lalu ya? Oh iya nanti malam jangan lupa obatnya diminum ya sayang" gio terus memberikan afirmasi positifnya membuat giva mulai tenang air matanya sudah mulai berhenti mengalir matanya tertutup sempurna dan tubuhnya yang terasa begitu berat saat ini sudah mulai istirahat dipekukan gio.
peripun iki, thor???
Giva, Rio ternyataaaa?????
Stella.....???
Allohu Akbar!!!
yg namanya Lambe Ember
yaa tetap gitu..
otak dan mulut si Stel emang udah Expired...
Basiiii...
😁🤣🤣🤣
givaaaa
jujur ammaaatttttt
😃🤣🤣
bang gio...
nonton drakor nya diatas pembaringan
bukan di bioskop....
😃🤣🤣
senangnya hatiku..
hilang pening kepalaku...
itu karena dirimu...
yg gk tahu malu....
Lanjut &cemungut, thorqu... 😍
yuk hayuk Demo demo....
byk duit nih bg Rio....
bagi dong, baaangggg
😄🤣🤣
gercep amat....
😃🤣🤣
Emang si Keket kurang malunya yaa
😄🤣🤣
Sahabatku adik iparku...
eh, masih CALON yaaaaaa...