NovelToon NovelToon
Memeluk Luka

Memeluk Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta setelah menikah / Pengganti / Cerai / Keluarga / Angst
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: fromAraa

terkadang tuhan memberikan sebuah rasa sakit kepada para hambaNya sebagai perantara, agar mereka lebih dekat dengan tuhannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fromAraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kembali hilang

"raga yang tak lagi dapat di rengkuh, jemari lentik mu yang tak dapat lagi ku genggam erat, bibir ranum mu yang tak dapat lagi ku kecup, netra indahmu yang tak dapat lagi menatapku sedalam lautan itu...kini semuanya telah sirna dalam sekejap. seperti badai yang menghantam pohon-pohon di luar sana. seakan semesta tak merestui cinta yang telah ku habiskan untukmu..."

✓✓✓

hari ini jovandra sudah terlihat pulih dan mampu untuk menjalani aktivitas hariannya seperti biasa. kembali menjadi jovandra yang selalu sibuk dengan ipad serta laptopnya, begitu pula dengan nilam yang sudah bersiap kembali untuk piket di rumah sakit.

"hari ini bareng mas aja la" ucap jovan kepada nilam

"terus pak tarno gimana mas? kasian udah dateng kesini loh"

"kita berangkat bareng pak tarno"

"berarti pak tarno nganter aku dulu, baru nganter mas jo?"

"iya sayangku cintaku"

"masih pagi ngga usah flirty ya mas"

jovandra mendesis kala nilam mencubit gemas pipi miliknya. meskipun nilam sangat senang ketika diperhatikan, tapi jovandra tau kalau wanita itu masih saja salah tingkah kalau jovandra menggodanya, bahkan dalam hal kecil sekalipun.

"pak, hari ini kita satu mobil, jadi pakai mobil saya saja"

"nggeh mas" jawab pak tarno sembari mengangguk sopan kepada jovandra.

jovan sudah pernah mengatakan kalau jangan terlalu formal dengannya karna usia mereka yang terpaut cukup jauh. tapi pak tarno tetaplah pak tarno, beliau tetap ingin profesional dalam bekerja, antara atasan dan bawahan itu tetap berbeda menurutnya apalagi soal attitude.

✓✓✓

"ya, pak gimana?"

"maaf mas...saya tidak bisa menjemput karna mengantar cucu ke rumah sakit"

"ngga masalah pak nanti saya bisa naik grab"

"sekali lagi saya minta maaf nggeh mas..."

"santai saja pak"

"trimakasih banyak nggeh mas jovan"

"sama-sama, pak tarno"

setelah berbincang dengan pak tarno di telfon, jovandra membuka aplikasi gojeknya untuk memesan grab.

saat berniat mengabari istrinya, ternyata nilam sudah terlebih dahulu mengabari dirinya. mengatakan bahwa nilam hari ini piket sampai malam, jovandra mengizinkan dan menjawab bahwa nanti malam ia yang akan menjemput nilam.

"mas andra sudah pulang? tumben tidak bareng sama non ila mas?"

itu suara mbak sani, beliau sedang menyiram tanaman yang ada di halaman depan rumah mereka

"ngga mbak, ila piket sampai malem, ini saya naik grab katanya pak tarno nganter cucu ke rumah sakit"

"iya mas, tadi pas pulang nganter njenengan sama non ila, beliau dapet telfon dari rumah katanya cucu pak tarno demam tinggi sampai steep" jelas mbak sani yang diangguki oleh jovandra

jovandra pamit untuk masuk ke dalam rumah setelahnya, membersihkan diri seperti biasa dan kembali membuka ipad miliknya. mengecek kondisi kantor ekspedisi nya yang baru ia buka di cibubur.

"jovandra ada mbak?"

"ada mas, belum lama masuk mungkin lagi mandi atau istirahat didalam, masuk saja mas"

"makasih nbak, kalo begitu saya masuk dulu"

samar-samar, jovandra mendengar suara seorang laki-laki yang sedang berbicara di luar bersama mbak sani, tak lama kemudian laki-laki itu masuk ke dalam rumahnya.

"ay yoo, how are you dude?"

jovandra sangat mengenal suara itu, suara milik teman lama nya yang ada di amerika.

seperti teman yang lama tak bertemu pada umumnya, mereka saling menyapa satu sama lain. kedatangan Jerry Susilo membuat jovandra mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pekerjaan yang ia bawa pulang ke rumah.

keduanya asik berbincang-bincang tentang kehidupan masing-masing.

"gue masih ngga nyangka deh kalo lo bakal jadi calon ayah"

jovandra hanya tersenyum, dirinya juga belum menyangka akan hal tersebut. keduanya larut dalam pembicaraan mereka hingga tak terasa waktu sudah mulai petang

17.00

"ya udah gue pamit dulu, abis ini masih mau ke rumah eyang buat jenguk beliau"

"emang lo ngga nginep di sana?"

"gue di apartment sendiri aja yang nyaman, you know lah jo..."

jovandra mengangguk menanggapi ucapan jerry. jovandra tau bahwa dari dulu, jerry tak pernah akur dengan saudara tirinya. jerry yang selalu diam, tapi saudara tiri nya itu selalu saja mencari masalah dengan jerry, yang alhasil membuat anak itu pindah ke amerika.

tak lama setelah mobil milik jerry meninggalkan pekarangan rumah jovandra, tiba-tiba saja jovandra mendapatkan telfon dari nomor tak di kenal,

"ya, benar dengan saya sendiri disini"

"....."

bagai petir di siang bolong, tubuh jovandra merosot di atas marmer rumahnya, seakan dunianya berhenti saat itu juga.

"mas andra kenapa mas?"

mbak sani yang panik melihat kondisi jovandra saat ini, segera menyadarkan laki-laki itu. perlahan kesadaran jovandra mulai kembali, air matanya terus menetes tanpa bisa dihentikan.

jovandra menarik tangan mbak sani untuk masuk ke alam mobil bersamanya. mbak sani belum mengerti apa yang sedang terjadi sekarang. jovandra mengendarai mobil itu seperti orang kesetanan. beruntung karna jalanan jakarta tak begitu padat sore ini.

sekitar 20 menit jovandra mengendarai mobilnya, kini ia membawa mbak sani masuk ke dalam salah satu rumah sakit di jakarta selatan itu. berlarian di koridor rumah sakit menuju lantai dimana ada istrinya di sana.

tak sedikit pula yang memperhatikan mereka berdua. mbak sani yang perasaannya sudah mulai tak enak, tetap berlari mengimbangi jovandra yang berada tak jauh di depan dirinya.

saat keduanya sampai di depan ruangan milik nilam, jovandra mencoba untuk menerobos masuk ke dalam ruangan, namun segera dihentikan oleh beberapa perawat di sana dan juga mbak sani.

"tolong, saya mau lihat keadaan istri dan anak saya"

"mohon tunggu sebentar di luar pak, kondisi pasien masih di periksa oleh dokter"

jovandra mencoba mencoba untuk mengerti, duduk di kursi tunggu depan ruangan bersama mbak sani, mbak sani yang mulai faham dengan kondisi ini mencoba untuk menenangkan jovandra

"coba tenang dulu mas andra, kita doakan semoga non ila dan bayi nya baik-baik saja"

ucapan mbak sani yang sama sekali tak bisa membuat jovandra merasa tenang barang sedikitpun, jovandra hanya diam, kakinya bergerak gusar dibawah sana, kepalanya mendongak ke atas dengan memejamkan mata, dihatinya menjerit berdoa berharap tuhan mengabulkan segala permintaan yang ia mohonkan.

30 menit kemudian ruang rawat nilam terbuka, menampilkan sosok dokter yang sedari tadi memeriksa kondisi nilam di dalam sana. jovandra segera berdiri menghampiri dokter itu

"gimana keadaan istri saya dok?"

dokter itu terdiam sebentar, cukup prihatin melihat keadaan jovandra yang ada di depannya.

"pasien mengalami pendarahan hebat, yang membuat ibu dan bayinya tak bisa di selamatkan"

nafas jovandra tercekat, jantungnya terasa berhenti berdetak saat itu juga. mbak sani yang berada di belakan jovandra mengusap pelan lengan kokoh itu, berharap jovandra menerima takdirnya saat ini.

jovandra berjalan terseok ke arah ranjang dimana tubuh nilam dibaringkan sebelum diurus oleh pihak rumah sakit.

sakit yang jovandra rasakan saat ini, sampai mulut laki-laki itu terasa kelu hingga tak bisa berkata-kata lagi. hanya buliran air mata yang begitu deras berlomba-lomba untuk turun melewati pipi tirus milik jovandra.

tangan jovandra terulur untuk menggenggam tangan sang istri, dingin yang begitu mencekam mulai menjalar ke tangan kekar miliknya, netra yang tak bisa berhenti meneteskan buliran air mata menatap lekat wajah wanita yang sangat ia cintai.

raga yang selalu merengkuh nya saat pulang ke rumah, tangan lembut yang selalu bisa menenangkan hati nya dengan sebuah belaian, mulut yang selalu berkata lembut, netra indah yang begitu ia kagumi saat menatap dirinya, kini sudah tak bisa lagi jovandra rasakan selamanya.

raga itu kini telah terbujur kaku, hangatnya suhu tubuh jovandra sudah tak mampu mengalahkan dingin yang menyelimuti sekujur tubuh itu. jovandra tak mampu jika harus melepaskan wanita nya secepat ini.

"maaf pak, jenazah akan kami bersihkan terlebih dahulu, mohon untuk segera mengurus pemakamannya"

ucapan perawat itu seakan tak bisa jovandra terima, kejadian malam ini bagai mimpi mencekam untuk jovandra. baru saja tadi pagi ia memadu kasih dengan sang istri, tapi malam ini ia harus merelakan wanita yang begitu ia cintai untuk selamanya.

meskipun tak seberat jovandra, tapi mbak sani sama terpukulnya atas kejadian ini. mbak sani yang bingung harus bagaimana, dengan berat hati ia menghubungi jerry untuk meminta tolong agar mau menyiapkan pemakaman nilam besok, karna melihat kondisi jovandra yang seperti ini, sangat tidak memungkinkan jika laki-laki itu harus menyiapkan pemakaman untuk istrinya sendiri.

tak lama setelah mbak sani mengabari jerry, laki-laki itu kini sudah berada di rumah duka. sesampainya di sana, jerry mendapati rumah duka yang sudah ramai dipenuhi oleh para tetangga dan orang-orang dekat dari mendiang serta jovandra.

melihat jovandra yang duduk di sofa single ruang keluarga, terkulai lemah seakan untuk membuka matanya pun sulit sekali. jerry turut merasa prihatin atas kepulangan istri dari sahabatnya, teringat percakapan sore tadi dengan jovandra, bahwa jovandra akan mengenalkan istrinya lain hari jika ada waktu. tapi ternyata tuhan berkhendak lain.

bukan istri dan anak jovandra yang jerry temui, melainkan jasad nya.

✓✓✓

jasad nilam dan bayinya di kebumikan pagi hari sekitar pukul 08.00, mbak sani dan jerry yang melihat keadaan jovandra saat ini begitu sangat memprihatinkan membuat keduanya tak bisa berhenti meneteskan air mata.

tangisan yang sedari kemarin hanya terdengar seperti isakan, kali ini tangisan itu pecah sudah di atas pusara milik nilam, meraung-raung memeluk batu nisan yang bertuliskan nama Nilam Agatha, jovandra tak memperdulikan akan orang lain yang memandang dirinya begitu prihatin.

cukup lama raungan itu terdengar, kali ini jovandra mencoba untuk menyadarkan dirinya sendiri, berusaha untuk tetao sadar dengan segala yang terjadi sekarang, berusaha untuk tetap lapang dan tabah, dan yang paling tak yakin untuk dilakukan adalah...jovandra harus berusaha ikhlas dengan segala takdir yang mengiringi hidup.

kini jovandra kembali pulang ke rumahnya, rumah yang biasanya menyambut kepulangan dirinya dengan hangat, kini hanya tersisa kenangannya saja. rumah yang biasanya menjadi tempat paling nyaman untuknya meng istirahatkan segala lelah, kini rumah itu hanyalah sebuah bangunan tempat ia bisa duduk dan berbaring bila perlu.

jovandra menatap segala sudut rumah itu, rumah dimana ia membangun segala rasa kasih dan cinta dengan orang-orang yang begitu ia kasihi, kini orang-orang itu sudah meninggalkan jovandra sendiri disini.

setelah merasakan sesaknya kehilangan seorang ibu, kini jovandra harus merasakan kembali sakitnya kehilangan seorang wanita yang berhasil membuat dirinya bisa merasa hidup kembali selama ini.

✓✓✓

beberapa hari setelah kepergian nilam dari hidup jovandra, laki-laki itu kembali hidup seperti dulu. kembali menjadi seorang yang irit bicara, kembali menjadi seorang yang keluar rumah hanya untuk bekerja dan pulang ke rumah hanya untuk tidur. bahkan jovandra terhitung sangat jarang pulang ke rumah nya lagi. jovandra lebih memilih untuk menginap di kantornya, maupun begadang sampai pagi untuk mengerjakan dokumen kantor nya.

senyum yang dulu sempat jovandra miliki, kini senyum itu hilang kembali bersama

kenangan wanita itu. jovandra juga masih mengunjungi pusara milik nilam setiap hari nya. berharap bisa mengobati rasa rindu itu, namun penilaian jovandra salah, semakin hari rasanya semakin sesak saat datang ke pusara wanita itu.

"kamu tau la, apa yang lebih sakit dari tak mendapatkan peran seorang ayah? itu ketika kita merasakan sakitnya kehilangan seseorang yang sudah tak bisa lagi kita peluk raganya"

"sakit sekali la, ketika aku sudah menghabiskan seluruh cinta ini buat kamu. tapi kamu malah membawa cinta itu pergi ke tempat yang ngga bisa aku datangi sekarang..."

"sekarang aku sendiri lagi la...sendiri menyusuri jalan yang begitu nestapa dan kelabu ini..."

"kamu benar-benar menepati janji kamu buat mencintai aku sampai mati la..."

To be continued...

1
Yaka
best quote🖐️🔥
Tajima Reiko
Aku jadi terbawa suasana dengan ceritanya, bagus sekali! ❤️
fromAraa: terima kasih/Pray//Pray//Pray/
total 1 replies
Shinn Asuka
Kakak penulis, next project kapan keluar? Aku udah kangen!
fromAraa: nanti yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!