NovelToon NovelToon
Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / perjodohan
Popularitas:27.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: 1PM

Awalnya ingin berpacaran bebas dan menemukan pria yang sempurna.
Tanpa diduga, dia terpaksa memiliki hubungan dengan tuan muda yang kaya.
Meskipun tuan muda itu kaya dan tampan, masalahnya dia cacat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1PM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

Sebelum kejadian pendobrakan pintu.

Di kediaman utama William Anderson.

Pagi ini Maxime berencana untuk mengunjungi kakaknya Stevano di kediamannya. Dia ingin melihat sejauh mana hubungan kakaknya dengan Olivia, gadis yang ditinggalkan di hari pernikahannya.

Dengan mengenakan kaos polos dipadukan dengan sweater berwarna putih serta celana pendek selutut berwarna hitam, dia keluar kamarnya dengan bersenandung sambil menuruni anak tangga.

Tampak sepi, karena memang saat jam 8 pagi, semua pelayan sibuk dengan tugasnya masing-masing membersihkan seisi rumah mewah itu.

Hingga sampailah di anak tangga paling bawah, dia berkeliling rumah hanya untuk mencari Maminya, karena waktu di atas, Max tidak melihat beliau ada di kamarnya.

Setelah cukup lama berkeliling tidak menemukan maminya di manapun, hanya satu tempat yang belum dicari yaitu taman di samping rumahnya.

Dan benar dugaannya, di sebuah bangku putih yang panjang, dia melihat maminya sedang melamun, kemudian Max pun menghampirinya. Max memegang pundak sang mami hingga membuat wanita itu langsung menoleh dan tersenyum ke arahnya.

"Apa ada yang Mami pikirkan? Kenapa pagi-pagi sudah melamun?" Tanya Max.

Tiffa pun memegang tangan putranya yang masih di pundaknya kemudian menyuruhnya duduk.

"Kemarilah! Apa kau tidak mau menanyakan pada Mami tentang apa yang dikatakan Papimu waktu itu?" Ucap Tiffa yang menggenggam tangan Max sesaat setelah putranya itu duduk disampingnya.

"Max akan menunggu sampai Mami siap untuk menceritakan semuanya, yang jelas siapapun ayah kandung Kak Vano, Kak Vano tetaplah kakak Max karena kami di lahirkan dari rahim yang sama, Max tidak mau memaksa Mami untuk menceritakannya sekarang juga, Max tahu pasti jika Mami menceritakan itu semua, Mami akan kembali membuka luka lama Mami. Jadi Mami tidak perlu memikirkan itu dan menjadikan beban pikiran. Max tidak mau Mami sakit lagi. Ceritakanlah jika Mami memang benar-benar siap, Max akan sabar menunggu sampai waktu itu datang, ok? Max menyayangi Mami," kemudian Max pun memeluk Tiffa erat, dan Tiffa pun membalas pelukan anaknya tidak kalah erat sambil mencium kening putranya.

"Kamu mau kemana? Apa kamu tidak ke kantor?" Tanya Tiffa setelah melepas pelukan anaknya dan melihat penampilan anaknya yang memakai pakaian santai.

"Max mau ke tempat Kak Vano Mi, apa Mami mau ikut?" Tawar Max.

Tiffa hanya menggeleng menolak ajakan putranya.

"Kenapa apa Papi masih melarang Mami menemui Kak Vano? Biar Max yang nanti bicara sama Papi."

"Tidak perlu Nak, Mami tidak ingin ribut terus sama Papi. Nanti..nanti Mami pasti mengunjungi kakakmu, sampaikan salam Mami untuknya, katakan pada kakakmu kalau Mami sangat merindukannya." 

"Baiklah, Max pergi dulu, setelah ini Mami harus istirahat, ok! Dan sepertinya Max akan menginap di sana beberapa hari, Mami tidak apa-apa kan jika Max tinggal," Ucap Max .

Tiffa hanya mengangguk, mengiyakan ucapan putranya dan berkata, "Mami tidak apa-apa, temanilah kakakmu agar dia tidak begitu kesepian."

"Mami jaga kesehatan Mami, Max pergi sekarang," ucapnya mencium kening Tiffa dan berlalu meninggalkan maminya itu.

Tiffa terus menatap punggung putra nya yang semakin jauh, "Semoga kejadian yang lalu tidak terulang lagi, walaupun dengan cerita yang berbeda" gumam Tiffa kemudian bangun dari tempat duduknya, lalu masuk ke dalam rumah.

.

.

.

Di kediaman Stevano

Semua pelayan dan pengawal berlarian menuju gerbang utama, untuk menyambut kedatangan Tuan Muda kedua yang hari ini datang tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Apa? Tuan Max datang?"

"Benarkah tidak ada yang tahu sebelumnya?" ucap para pelayan yang terkejut akan kedatangan mendadak Tuan Muda kedua Anderson.

Kemudian mereka berjajar rapi di depan rumah, begitu mobil masuk dan berhenti, salah satu pengawal membukakan pintu dan kembali menutupnya begitu Tuan Muda Max sudah turun dari mobilnya.

"Selamat datang, Tuan!" Ucap mereka serempak.

Salah satu pelayan senior, maju dan menunduk memberi hormat sambil berkata dengan ragu, "Maaf Tuan kenapa sebelumnya tidak ada pemberitahuan jika Tuan akan berkunjung?"

"Apa aku perlu melapor jika aku datang untuk menemui keluargaku sendiri?"

"Bukan seperti itu maksud saya Tuan, hanya saja kami jadi tidak mempersiapkan apa-apa untuk menyambut kedatangan Anda."

"Tidak perlu, mana Kak Vano?" 

"Tuan Muda Stevano sedang berada di kamarnya Tuan."

"Baiklah, aku akan kesana sekarang!

"Ta..tapi Tuan.." pelayan itu ingin melarangnya, tapi sudah mendapat tatapan tajam dari Tuan Muda kedua.

Max berlalu, kemudian kembali menghentikan langkahnya dan berkata "siapkan kamar untukku! Aku ingin menginap disini beberapa hari kedepan."

"Ba..baik Tuan," jawab pelayan tergagap.

"Dan kalian kembalilah bertugas, aku bisa sendiri menuju kamar kakakku," tambahnya.

Mereka pun satu persatu meninggalkan Tuan Muda Maxime sendiri.

Maxime kemudian mulai melangkahkan kakinya menuju kamar kakaknya. Di sepanjang jalan dia menengok kiri kanan tampak mencari seseorang, "Dimana dia? Kenapa sudah berjalan sejauh ini aku tidak menemukannya?" Tanya Max dalam hati.

Hingga tak terasa kini langkahnya berhenti tepat di kamar kakaknya, dan yang membuatnya heran ada beberapa pengawal dan pelayan berdiri di depan pintu kamar itu. 

"Bukankah itu pelayan pribadi gadis itu? Kenapa dia ada di depan kamar Kak Vano? Apa jangan-jangan selama ini mereka tidur di tempat yang sama? Bukankah selama ini Kak Vano tidak ingin disentuh siapapun, terutama wanita, apalagi orang asing yang baru ditemuinya?" Gumam Max menepis semua yang mengganggu pikirannya.

Kemudian Max pun mendekat ke arah dimana mereka semua berada. Jason yang melihat Max pun langsung menunduk memberi hormat, begitu pun yang lainnya.

"Selamat pagi, Tuan!"

"Pagi, aku ingin bertemu dengan Kak Vano!"

"Maaf Tuan, sepertinya lebih baik Anda menemuinya nanti," jawab Jason tegas.

"Kenapa? Bukannya Kak Vano ada di dalam? Kalian tinggal membuka pintu saja," kesal Max.

"Masalahnya Nyonya Muda sedang berada di dalam, Tuan!" 

"Siapa yang kau maksud?"

"Nyonya Muda, Tuan! istri dari Tuan Stevano, kakak ipar Anda," jelas Jason secara detail.

"Aku tidak peduli, aku ingin masuk sekarang! Kalian akan membukakan atau aku yang akan membuka sendiri."

"Tapi Tuan…

Menunggu mereka yang tidak ada salah satu pun yang membukakan pintu akhirnya Maxime pun mendobraknya.

Brak

"Kak"

"Maaf Tuan, Tuan Muda Max memaksa mas.." ucap Jason dan Max bersamaan, tapi tiba-tiba saja ucapannya terpotong. Maxime, Jason dan para pengawal tadi yang berjaga, begitu terkejut melihat apa yang ada di depan mata mereka.

Bukan karena ikatan pada kedua tangan dan kaki Tuan Muda yang sudah terlepas, tapi karena Tuan Muda mereka sedang memeluk erat istrinya dengan bertelanjang dada.

Jasmine seketika mendorong tubuh suaminya dengan pipi yang memerah karena malu. Di dalam hatinya dia merasa lega karena tidak harus menjawab pertanyaan suaminya, tapi disisi lain dia begitu malu kepergok oleh beberapa pengawal dan pelayan. Sementara Stevano hanya terdiam mematung, begitu istrinya melepas pelukan yang membuatnya sangat nyaman.

Jasmine bangkit, kemudian bergegas turun dan berlari, sampai melupakan sandal yang tadi di pakainya. 

Semua orang hanya menatap bergantian sepasang suami istri itu. 

"Nyonya Anda melupakan sandal…

Belum Selesai mengucapkan perkataannya tubuh Jason limbung karena ditabrak Jasmine yang berlari sambil menunduk.

Saat tadi Jasmine sudah berada di depan pintu dia baru ingat jika dia melupakan sandal yang tadi dipakainya, kemudian dia berbalik lagi dan mengambil sandal yang tepat berada di samping ranjang yang artinya ada di depan semua orang tadi. Setelah mendapatkan kembali, dia pun bergegas lari sambil berkata pada Jason, "Kau saja yang pakaikan baju untuk Suamiku," kemudian berlari cepat meninggalkan kamar suaminya itu. Dan stevano hanya terbengong melihat istrinya yang tampak lucu sekarang. Hingga tanpa sadar seulas senyum terbit di bibirnya, dan hal itu tidak luput dari pandangan Jason dan Maxime adiknya.

Semua orang disana hanya geleng-geleng kepala, sambil menahan tawa menyaksikan atas apa yang terjadi pada Nyonya Muda mereka yang tampak salah tingkah. Sedangkan salah satu diantara mereka menatap pasangan suami istri itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

1
elly fitriyatun
koq vano gitu sich...kirain bakalan 1 kamar huufft
elly fitriyatun
nge prank niich...kirain Jasmine ternyata bunga hahah kocag bgt
elly fitriyatun
Jgn smpe deeh kasihan Olivia & vano
elly fitriyatun
Kocak si kata q...judulnya klhrn horror ternyata bikin ngakak jg wkwkwk
elly fitriyatun
waauuw amazing bisa se ajaib itu /Drool/
Cha Sumuk
mc cewek kurg tegas.
Yani Basith
emosi di aduk2 sm otor .. kdg romantis kdg sadis ..
Bintang Juing
Luar biasa
Yani Basith
kocaaaak .. 🤣🤣🤣🤣
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
......
Mrs.Riozelino Fernandez
keren ibunya 👍👍👍👍
lalanur istiqomah
Kecewa
lalanur istiqomah
Buruk
Cek Iana
bunga ni bukan anak ART
Tuthy Dzaky Syarif
wow makin tegang
Tuthy Dzaky Syarif
mampir baca trus
Adam Malik
Luar biasa
Anonymous
keren
chue
kakkkk cerita liora ana nggaaa
Ragil Tia
haruse Jasmin Ki bilang sama suami.
Jaben S: wvggrve
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!