Sistem Online Shop

Leona terpaku dan terkejut melihat alamat rumah yang diberikan oleh Sean, Leona pasti sudah tahu tentang mansion dan semacamnya.

"Tuan! apa ini benar-benar alamat rumah anda??!" tanya Leona yang masih kurang yakin.

Sean menjawab pertanyaan Leona "Iya itu alamat rumah baru ku, memangnya kenapa? Apa ada yang aneh?"

Seketika Leona bergidik kaget, karena rumah mansion ini baru selesai dibangun beberapa minggu yang lalu dan belum ada yang berani membelinya karena harganya yang sangat tinggi sekitar 10 Juta dolar.

Leona sekarang mulai memikirkan siapakah Sean itu sebenarnya yang mampu membeli mansion 10juta dolar seperti membeli kerupuk saja.

"Tidak, tidak ada yang aneh kok! Aku hanya penasaran saja" balas Leona.

"Kalau begitu ayo kita ke rumahku sekarang, untuk menyambut kedatangan para pembantu dan security baru di rumah ku" ujar ajakan Sean.

"Baiklah! Aku akan mengikuti anda dibelakang dengan kendaraan mobil ku" timpal Leona.

Merekapun berangkat menuju ke rumah mansion dengan kendaraan mereka masing-masing. Tak lama kemudian akhirnya mereka telah sampai di depan rumah mansion yang terlihat sangat besar dan mewah seperti istana saja.

Sekarang Sean dan Leona sudah menunggu di dalam rumah mansion, tepatnya di ruang tamu.

"Mereka akan tiba kesini dalam waktu 1 atau 2 jam lagi tuan!" ucap Leona.

"Okelah kalau begitu! Aku akan bersantai sebentar" timpal Sean sambil bermain game di smartphone ajaibnya.

Di dalam rumah mansion itu sudah tersedia semua furniture dan fasilitas apapun, jadi Sean tidak perlu membeli barang-barang tambahan lagi.

"Apa tuan ingin dibuatkan minuman?" tanya Leona.

"Tidak usah repot-repot, kamu istirahat saja dulu sambil menunggu mereka datang" ujar Sean yang masih mantap layar smartphonenya.

Singkat cerita datang mereka semua yang sudah berada di depan gerbang rumah mansion. "Tuan Sean, mereka sudah datang" ucap Leona.

Lalu mereka pun dipersilahkan masuk dan memperkenalkan diri mereka masing-masing, ada 5 pembantu rumah tangga dan semuanya wanita berusia 35 keatas (ibu-ibu), lalu ada 3 security berbadan besar dan berotot yang berwajah seram.

Mereka semua telah diberikan tugas masing-masing oleh Leona, seperti memasak, memberikan setiap ruangan dan lainnya.

Kehadiran 8 orang itu membuat suasana rumah mansion yang besar itu menjadi sedikit lebih hidup dan tidak sepi lagi.

"Leona, urusan gaji mereka kamu yang urus dan aku akan transfer" ucap Sean.

"Baik tuan! Dimengerti" balas Leona.

Sean teringat pada kedua sahabatnya dan berniat untuk mengajak nya ke rumah baru ini untuk mengadakan sebuah pesta, iapun langsung mengirim pesan pada mereka.

Lalu Sean juga berniat untuk mengajak semua karyawan dan pegawai nya untuk ikut serta dalam pesta ini termasuk Rosalina si penjual kebab.

Semua pesan telah tersampaikan dengan sukses dan sudah mereka baca isi pesan dari Sean itu.

Semua pesan untuk pesta itu telah ia kirimkan kesemua orang, dari mulai jam, tanggal, hari secara detail. Lalu ia mencoba untuk menelpon kembali pacarnya yaitu Jessica.

Sekarang pun Jessica masih belum bisa dihubungi oleh Sean yang entah kemana dan tak ada kabar sama sekali.

Sean menunduk kecewa dan sedih karena Jessica sudah tidak bisa dihubungi lagi. tiba-tiba Leona menghampiri Sean dan bertanya "Ada apa tuan? Apa kamu sakit?" tanya Leona.

"Tidak, aku hanya sedikit sedih saja karena pacarku sudah lama tidak bisa dihubungi lagi dan juga tidak ada dirumahnya" jawab Sean.

"Oh maaf! Aku tidak mau ikut campur dalam urusan percintaan, saya permisi!" timpal Leona yang tidak ingin ikut campur urusan percintaan dan langsung kabur ke dapur.

Beberapa saat kemudian Sean sudah tidak bersedih lagi dan akan berfokus pada rencana pesta ini "Leona! katakan pada team dapur untuk masak yang sangat banyak besok! Karena ada pesta disini" ucap Sean.

"Baik tuan! Aku tahu cara menyiapkan pesta!" timpal Leona.

"Aku transfer ya biaya pestanya!" ucap Sean yang langsung mentransfer uang menggunakan e-bank.

Pemandangan yang sedikit sibuk di bagian dapur yang sedang mempersiapkan alat dan bahan untuk pesta besok. karena waktu masih siang menuju ke sore Sean masih banyak waktu luang untuk bersantai dan memutuskan untuk berjalan-jalan.

"Tuan Sean, tugas ku sudah selesai semuanya, sekarang apa yang harus kulakukan?" tanya Leona.

"Kamu boleh pulang sekarang atau kamu boleh mengurus kafe internet dan toko elektronik jika mau, sekarang aku hanya ingin jalan-jalan saja" ujar Sean yang sedang menaiki motornya.

"Baiklah! Aku akan mengurus kafe internet dan toko elektronik sebentar!" jawabnya.

Sean yang sudah berjalan maju menggunakan motornya yang sedang menuju tempat santai seperti bar atau semacamnya untuk refreshing.

Sesampainya ia di suatu tempat bar itu Sean yang berpenampilan mahal dengan motor mahalnya membuat beberapa orang disana meliriknya, namun ia tidak memperdulikan mereka dan tetap positif memasuki bar itu.

Ia memesan sebuah minuman dingin biasa non alkohol sambil menikmati musik bar. "Baru kali ini aku memasuki bar, dan lumayan seru juga ya!!" gumamnya sambil melihat wanita setengah telanjang yang sedang berjoget.

Beberapa saat kemudian iapun kembali pulang karena waktu sudah sore menjelang malam. Di perjalanan ia berniat ingin mampir sebentar ke restoran Vincent dan Ben sahabatnya.

Sesampainya di restoran Ben dan Vincent, seperti biasa mereka tertawa, bercanda dan mengobrol asik tanpa tujuan hanya untuk bersenang-senang saja.

Tapi Sean merasakan sesuatu yang tidak beres disini, karena ia bisa merasakan ada yang berbeda dari cara mereka berbicara dan tertawa, seperti ada yang disembunyikan. Karena penasaran iapun menanyakan langsung pada mereka berdua.

"Aku hanya penasaran saja, kenapa kalian terlihat berbeda dan tidak sama seperti sebelum-sebelumnya? Apa ada masalah? Jangan sungkan, katakan saja!" ujar Sean yang tiba-tiba serius.

Ben dan Vincent pun terdiam setelah mendengarkan Sean berkata seperti itu. "Kau memang peka ya bro!" ujar Ben. Kemudian Vincent pun menyahut "Kau benar! Sebetulnya kami punya rahasia yang harus dibicarakan sekarang, tapi kami khawatir tentang perasaanmu nanti!" ucap Vincent.

"Katakanlah! aku siap mendengarkan apapun dari kalian, mau itu berita buruk ataupun baik!" timpal Sean yang deg-degan.

Tiba-tiba Vincent mengambil sesuatu dari dalam tas pinggangnya.

"Ini surat undangan buat kamu yang dititipkan oleh dia!" ucap Vincent. Dan terlihat Ben yang tertunduk saja.

"Dari dia? Maksud mu, dia itu siapa? Dan surat undangan apa ini?" Sean yang bertanya-tanya sambil mengambil surat dari tangan Vincent.

Sean yang membaca surat itu, tiba-tiba ia memasang wajah yang terlihat sangat shock berat .