NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menarik

Ketukan pada pintu membuat Zayne mengalihkan perhatiannya dari laptopnya. Pintu terbuka dari luar dan Sean memasuki ruangan megah itu sambil membawa dokumen yang berisi informasi yang Zayne inginkan.

"Tuan, saya sudah mendapatkan informasi yang Anda inginkan," ucap Sean.

"Jelaskan," pinta Zayne dengan dingin.

Sean mengangguk. "Wanita itu adalah korban broken home. Orang tuanya bercerai sejak dia duduk di bangku sekolah menengah akhir dan tidak melanjutkan kuliah. Dia memiliki seorang adik yang harus dibiayai dan seorang nenek yang sakit-sakitan," jelas Sean panjang lebar.

Dalam ruangan yang tenang, suara Sean terdengar jelas saat dia menguraikan latar belakang Jessica kepada Zayne. Wajah Zayne tetap serius, tetapi dalam dirinya, ada kilatan ketertarikan akan cerita yang dibawakan oleh Sean. Mengetahui lebih banyak tentang Jessica, terutama sisi kehidupannya yang gelap.

"Dia bekerja sebagai guru musik di salah satu sekolah ternama di negeri ini, dan saat malam hari dia mengambil kerja sampingan sebagai wanita penghibur. Dia selalu menolak untuk berhubungan badan dengan para pelanggannya, meskipun dia memberikan harga tinggi," lanjut Sean.

"Dan Anda, adalah satu-satunya orang yang berhasil tidur dengannya," jelas Sean panjang lebar.

Suasana di ruangan itu menjadi tegang saat Sean menutup uraian tentang Jessica. Zayne mendengarkan dengan serius, mencerna setiap kata yang diucapkan oleh Sean.

Informasi itu menggambarkan Jessica dalam cahaya yang berbeda, dan Zayne merasa tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang wanita itu. Meskipun tatapannya tetap dingin, tapi dalam hatinya, ada kilatan penasaran yang sulit dia sembunyikan.

"Kau boleh pergi," pinta Zayne.

Sean mengangguk, membungkuk hormat, lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan atasannya.

"Jessica, kau benar-benar menarik."

🌺🌺🌺

Malam telah tiba, dengan dinginnya angin malam yang menusuk kulitnya yang terbuka. Jessica melangkah dengan anggun, mengenakan gaun merah yang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang ramping, dengan kaki jenjang yang indah.

Dia memasuki klub malam tempatnya bekerja."Sica," Dua wanita terlihat melambaikan tangannya pada Jessica sambil berseru memanggil namanya. Mereka adalah Tiffany dan Sunny, kedua sahabat baik Jessica.

Jessica membalasnya dengan senyum hangat dan lambaian tangan yang ramah. "Sebaiknya kau segera pergi. Tamumu sudah menunggu," ucap Sunny, yang dibalas dengan anggukan oleh Jessica.

Di tengah langkahnya, Jessica terus berpikir. Bagaimana mungkin tiba-tiba ada tamu yang sudah menunggunya, padahal sebelumnya belum ada yang membuat janji untuk dia temani. Jessica mengangkat bahunya dengan acuh, dia tak mau ambil pusing. Yang penting baginya adalah mendapatkan uang.

.

.

"Maaf, sudah membuatmu menunggu lama," ucap Jessica sambil melangkah masuk ke ruangan VVIP. Di dalamnya, seorang pria dalam balutan pakaian gelap dengan benda hitam bertali pada mata kanannya duduk di sofa, menikmati minumannya.

"Tidak masalah, aku juga baru tiba," jawab Zayne.

Jessica menghampirinya dan duduk di pangkuannya, memeluk lehernya. "Apa yang kau inginkan dariku malam ini? Kehangatan, kepuasan, atau..."

"Kenapa kau tidak merasakan padaku sebelum kita melakukannya jika sebenarnya kau masih perawan?" tanya Zayne tanpa basa-basi, membuat Jessica terdiam.

Jessica turun dari pangkuan Zayne dan berdiri di depan dinding kaca di belakang sofa. "Kau sudah memberiku uang yang sangat besar. Bukankah aku harus memberikan imbalan yang pantas?" jawabnya dengan dingin.

Zayne menghampiri Jessica, menarik lengannya hingga mata mereka saling bertemu dan bersirobok. Ada penyesalan di mata hitam Zayne ketika menatap mata Jessica, merenungi apa yang terjadi malam itu.

"Aku tau apa yang ingin kau katakan. Sebaiknya tak perlu dibahas. Karena semua sudah terjadi dan percuma juga disesali. Bukankah kita sama-sama mendapatkan keuntungan? Aku mendapatkan uangmu, dan kau mendapatkan kepuasan, bukankah begitu," Jessica berbalik badan, matanya terkunci pada mata kiri Zayne.

Dalam ruangan yang hening, Jessica mengungkapkan pikirannya dengan tegas. Dia mencoba menenangkan situasi, menghadapi kenyataan yang tak bisa diubah. Namun, di balik kata-katanya, terasa ada rasa kehampaan yang menghantui.

"Dari sekarang, aku adalah partner ranjangmu. Kapanpun kau membutuhkanku, aku akan selalu siap untuk melayanimu. Aku tidak ingin menjadi orang yang tidak tahu diri dan tidak balas budi," imbuh Jessica dengan mantap.

Tanpa berkata-kata, Zayne menarik tengkuk Jessica lalu mencium bibirnya. Dia melumattnya dengan frontal dan penuh gaiirah, memenuhi ruangan dengan kehangatan yang memabukkan.

Tangan Jessica memeluk erat leher Zayne, matanya tertutup rapat. Meskipun sedikit kewalahan, dia mencoba mengimbangi ciuman Zayne yang begitu memabukkan. Zayne terus mencium bibir Jessica dengan penuh gairah, memainkan lidahnya dengan lincah. Sesekali, mereka saling bertukar saliva, mengalami French kiss yang intens.

Zayne mendorong Jessica dengan lembut menuju ranjang besar di tengah ruangan, tanpa melepas tautan bibir mereka. Ciuman mereka semakin tak terkendali, penuh gairah, dan memabukkan. Dessahan keluar dari sela-sela ciuman tersebut, menciptakan suasana yang semakin panas di antara mereka. Jessica benar-benar dibuat mabuk kepayang oleh partnernya.

"Ambil kartu ini. Apalagi yang kau pikirkan? Bukankah kau memiliki seorang nenek yang sakit-sakitan dan adik yang perlu kau biayai? Bukankah dengan uang itu kau bisa merubah kehidupan keluargamu?" ucap Zayne dengan nada dingin.

Jessica mengangkat kepalanya dan menatap Zayne dengan tajam. "Jadi kau menyelidiki tentang latar belakangku? Kau benar-benar lancang. Jangan hanya karena kau memiliki uang, maka bisa memasuki privasi orang lain. Ambil kembali kartu ini, aku tidak membutuhkannya."

Zayne menatap Jessica dengan tatapan yang dingin, namun terdapat kejutan di matanya. "Kau tidak paham, Jessica. Aku tidak melakukan ini untuk mencampuri privasimu. Aku melakukannya karena aku peduli padamu. Aku ingin membantumu keluar dari lingkaran gelap ini. Ambillah uang itu, bukan untukku, tapi untuk keluargamu," ucapnya dengan suara yang lembut, mencoba merayu Jessica.

"Tidak perlu, aku tidak butuh. Jangan pernah mengikatku dengan uang," kata Jessica tegas, memandang Zayne dengan ketegasan yang sama. "Aku akui, aku memang membutuhkan uang itu. Tapi bukan berarti kau bisa mengatur hidupku."

Jessica terdiam sejenak, membiarkan kata-katanya menghentak di udara sebelum melanjutkan. "Anggap saja kejadian malam itu sebuah kesalahan. Sebaiknya mulai sekarang kita tidak usah bertemu lagi. Kita sama-sama impas, kau mendapatkan kepuasan, dan aku mendapatkan bayaranku. Aku pergi."

Zayne menahan pergelangan tangan Jessica dengan kuat, ekspresinya serius. "Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" suaranya menggema di ruangan, menciptakan ketegangan di udara.

Jessica menyentak tangan Zayne dengan gerakan tegas dan menatapnya dengan tatapan tajam. "Aku bukanlah mainanmu," ucapnya dengan suara tegas, memancarkan keberanian. "Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!"

Tanpa menghiraukan Zayne, Jessica pergi begitu saja. Bukannya merasa tersinggung, dia justru merasa tertantang. Baru kali ini ada wanita yang berani berbicara dengan nada tajam padanya. Zayne menyeringai dingin. "Menarik,"

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
U_Lee
makanya bang gak usah sok2an menganggap si Jessica itu adek angkat elu toh elu juga udah pernah bobok bareng ama dia... cemburu karena si Jessica deket ama si Vincent... daripada lu entar menyesal si Jessica direbut ama pria lain mending pikir ulang deh elu menganggap Jessica apa di hidup elu...😅
sella surya amanda
lanjut
Radya Arynda
menikah saja zayne dengan jessica,,,,biar kalian selalu ber sama....jangan ke duluan orang lain lho nanti nyesel
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!