NovelToon NovelToon
Rahasia Istri CEO

Rahasia Istri CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: secrednaomi

Keyla terkejut ketika melihat Agam, suaminya selingkuh dengan wanita lain. Rasa sakit hati karena merasa dikhianati membuat Keyla memilih pergi dan meninggalkan suaminya begitu saja.

Tiga tahun kemudian, Keyla yang telah berkuliah dan mendapatkan pekerjaan baru di sebuah perusahaan tiba-tiba bertemu Agam kembali, suaminya itu ternyata adalah CEO dari tempat perusahaannya bekerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 22 — Devan

"Kau terlihat lebih cantik ketika tertawa seperti itu?" Agam mengulas senyum lembutnya.

Keyla yang sedang tertawa seketika mengatupkan mulut mendengar perkataan tersebut, apalagi tatapan Agam seperti memiliki banyak arti yang tersirat.

Keyla hanya bertahan selama beberapa detik menatap mata Agam sebelum memalingkan wajah, mendadak ia merasa gugup serta jantungnya kembali berdetak dengan cepat.

Keyla masih berada di pangkuan Agam, pria itu kemudian meraih dagu Keyla agar gadis itu menatapnya lagi, tanpa menunggu lama Agam mendekatkan bibirnya sebelum mencium bibir istrinya tersebut.

Kedua bibir mereka mulai bersentuhan, awalnya Agam hanya mengecup ringan bibir Keyla tanpa ada balasan namun seiring berjalannya waktu, ciuman Agam mulai berubah menjadi lumatan.

Keyla yang awalnya diam akhirnya ikut bergerak dan mengikuti irama ciuman Agam. Kedua bibir mereka saling bertaut satu sama lain, sesekali Agam melumat bibir bawah Keyla dengan lembut, ia sudah tidak peduli lagi dengan lipstik dipakai Keyla yang membuat bagian wajahnya belepotan.

"Bibir kamu aneh..." Lirih Keyla dengan nafas yang memburu.

"Tidak apa, nanti bisa dihapus..." Agam kembali hendak mencium bibir Keyla namun ditahan gadis itu.

"Sudah, cape..." Keyla mendorong dada Agam pelan.

Agam mengembangkan senyuman. "Satu kali lagi, ya?"

Agam tidak menunggu jawaban Keyla, ia sudah merasa candu dengan bibir isterinya tersebut yang terasa manis, dalam satu gerakan ia mendekatkan bibirnya yang langsung disambut oleh Keyla.

"Ehem!"

Agam dan Keyla terkejut saat mendengar ada suara lain di ruangan itu, Keyla refleks berdiri dari pangkuan Agam dan membalikan wajahnya sementara Agam menatap orang yang baru memasuki ruangannya itu dengan pandangan kesal.

"Apa kau tidak diajari sopan santun?" Agam menatap dingin orang itu sambil merapihkan pakaiannya yang sempat kusut.

"Maaf, Gam, aku tidak tahu kau sedang... Eh! Tunggu dulu, sejak kapan kau dekat dengan seorang gadis?" Orang itu awalnya memasang ekspresi terkejut sebelum kemudian berubah dengan ekspresi bingung.

Orang itu merupakan seorang pria yang memakai setelan jas seperti Agam, wajahnya tampan dan terlihat gagah. Saat Keyla berbalik dan mencoba melihat siapa pria yang memergokinya berciuman itu, tubuhnya seketika mematung.

Pria itu juga menatap Keyla, reaksinya terkejut saat melihat gadis itu. Keyla dan pria itu saling bertatapan selama beberapa detik sebelum Keyla mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Dia adalah istriku..." Agam merangkul pundak Keyla lalu merapatkan ke arahnya.

"Kau sudah menikah? Sejak kapan dan kenapa kau tidak mengundangku?" Pria itu melipat tangannya di dada.

"Sudah lama dan waktu itu kau belum bertemu denganku." Agam menoleh pada Keyla, gadis itu menundukkan kepalanya karena malu. "Tidak apa, dia adalah temanku..." bisik Agam sambil mengecup pipi Keyla.

Agam merangkul tangan Keyla sebelum beralih ke pria itu lagi. "Kenapa kau datang kesini?" Agam menaikan salah satu alisnya.

"Ada yang ingin aku bicarakan tapi untuk sekarang, sebaiknya kau bersihkan bibirmu dulu..." Pria itu memperagakan mengusap bibirnya.

Agam mengerutkan dahi kemudian sedikit menyeka bibirnya dengan tangan, matanya seketika melebar saat melihat ada bercak merah di ibu jarinya.

"Sebentar, aku mau ke toilet..." Agam merangkul tangan Keyla lalu membawanya pergi ke toilet bersama-sama.

"Agam, kau membuatku malu..." Protes Keyla saat keduanya sudah berada di toilet.

"Aku juga tidak menyangka dia akan kesini, Key." Agam mengangkat bahunya.

"Terus bagaimana?"

"Tidak apa, dia adalah temanku..." Agam bercermin di depan wastafel, pria itu terkejut saat melihat wajahnya. "Pantas saja Devan tertawa, ternyata semerah ini..."

"Siapa suruh ciuman di kantor." Cibir Keyla.

Agam hanya terkekeh mendengar kekesalannya istrinya, ia berniat menyeka lipstik di bibirnya dengan lengan jasnya namun Keyla segera mencegahnya.

"Jangan memakai itu, nanti kotor!" Keyla memukul tangan Agam yang hendak menyusutnya.

"Tidak apa, aku bisa membeli jas lain."

Keyla memutar matanya malas sebelum mengambil sapu tangan di saku blazernya. "Sini, menghadap."

Agam tersenyum melihat apa yang akan Keyla lakukan selanjutnya, ia memposisikan berhadapan dengan gadis itu dan membiarkan Keyla membersihkan lipstik di bibirnya dengan sapu tangan.

Agam segera melingkarkan tangannya di pinggang Keyla saat gadis itu sibuk membersihkan bibirnya.

"Mencari kesempatan dalam kesempitan." Cibir Keyla dengan aksi suaminya.

"Gapapa, kan istri sendiri yang dipeluk, bukan istri orang."

Keyla memutar matanya sementara Agam tampak menikmati memandang Keyla dari jarak dekat.

"Sudah..." Keyla menarik sapu tangannya dari wajah Agam.

Agam menoleh ke cermin, kini bibirnya yang sebelumnya semerah tomat sudah kembali ke warna semula.

"Terimakasih..." Agam mengecup kening Keyla.

"Sudah, tuh, temennya lagi nungguin." Tatapan Keyla tertuju ke arah pintu. "Nanti dia nuduh yang enggak-enggak kalau kamu lama disini."

Agam tertawa kecil dan melepaskan pelukannya, sebelum ia keluar, pria itu mencium pipi Keyla sekali lagi. "Nanti kita lanjutin di rumah, ya..." Bisi Agam.

Keyla tersipu malu, membuat Agam jadi terkekeh saat melihat tingkah istrinya itu, Agam kemudian melangkah keluar dari toilet.

"Sebegitu lamanya ke toilet cuma bersihin bibir, kau tidak melakukan yang tidak-tidak di kantor ini bukan?" Pria itu tertawa kecil.

"Melihatmu datang kesini berarti kau sudah mengetahui Zahra ada disini bukan? Dan yang ingin kau tanyakan adalah tentang dia, apakah tebakanku benar." Agam duduk di kursi mejanya.

Mendengar nama Zahra dibawa-bawa, Keyla yang berada di toilet segera mendekatkan telinganya di balik pintu.

'Pria itu... Dia adalah orang yang membuat Zahra menangis kemarin?' Batin Keyla.

Keyla memang terkejut ketika melihat pria itu datang ke ruangan Agam dan sepertinya laki-laki itu juga masih mengenalinya.

"Sejak kapan Zahra bekerja di perusahaanmu?" Tanya Devan.

"Empat tahun lalu."

"Dan selama itu kau tidak memberitahuku." Nada Devan terdengar kesal.

"Aku tidak berniat menyembunyikan Zahra darimu, Dev, tapi itu atas dasar permintaannya padaku." Agam menggoyang-goyangkan kursi eksekutifnya. "Jangan salahkan aku atas apapun, aku tidak mau terlibat."

Devan mengepalkan tangannya keras sebelum menghela nafas panjang, "Kau benar, ini bukan salahmu..."

"Jadi apa rencanamu selanjutnya, menemuinya?"

"Entahlah, kemarin aku bertemu dengannya di restoran namun Zahra langsung meninggalkanku dalam keadaan menangis. Zahra sepertinya sangat membenciku." Devan meringis saat mengingat kejadian kemarin.

Agam sedikit bereaksi, "Aku tidak menduga kau sudah bertatap muka dengannya."

Devan tersenyum tipis, "Zahra benar-benar berubah, aku tidak menyangka dia akan menggunakan jilbab dan menutup tubuhnya seperti itu setelah lima tahun aku tidak bertemu dengannya."

Agam mengangguk, "Semua orang pasti berubah, hanya orang mati yang tidak berubah meski terkadang, perubahan tidak selalu bergerak ke arah positif."

Devan tidak membantah, "Aku kesini hanya memastikan itu, apakah kau menyembunyikan Zahra atau tidak tapi sepertinya, ia yang memang tidak berkeinginan bertemu denganku lagi."

"Masalah ini aku tak bisa ikut campur atau membantumu."

Devan tersenyum tipis, "Tidak masalah, lagi pula aku tidak berniat meminta bantuan orang lain mencampuri urusan ini." Devan membalikkan tubuhnya lalu berjalan mendekati pintu. "Aku pergi, ada banyak pekerjaan di kantor."

Agam menghela nafas panjang saat Devan sudah meninggalkan ruangannya, ia menatap pintu yang sebelumnya dilalui pria itu, ada sedikit perasaan iba ketika Agam melihat Devan kembali.

1
Anita Jenius
Salam kenal thor.
5 like mendarat buatmu ya. semangat.
Tarmi Widodo
suka
Tarmi Widodo
NYImak
Gunawan Wibisono
kalau bikin ccerita rata2 pada di gantung jadi nggak seru ujung2 males
Buang Sengketa
gak pake cincin ruang ini kan 🤭😁
Buang Sengketa: /Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Secrednaomi: enggak, ini lebih spesial malah, cincin pernikahan:)
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!